Jakarta, Indonesia
Mai baru saja selesai meeting beruntun dengan vendor untuk pernikahannya dan klien di WO nya. Gadis itu menselonjorkan kakinya di sofa dan asik memainkan ponselnya. Memberi kabar pada Jay mengenai progres persiapan pernikahan mereka.
Sesuai dengan jadwal dua hari lagi Jay akan tiba di Jakarta untuk mengikuti Training Camp sebagai lanjutan dari Fifa Match Day. Seperti biasa Mai akan menjemputnya dan mereka akan meluangkan satu atau dua hari untuk menghabiskan waktu bersama.
Sebuah notifikasi dari instagram muncul, ada followers baru mengikutinya. Emma Zuccher.
Mai melihat akun followers barunya tersebut. Oh, gadis pirang yang mendekati calon suaminya. Mai menggulirkan jarinya melihat berbagai postingan Emma di instagram, cukup banyak postingan tentang Venezia FC dan Torino FC. Beberapa foto bahkan menampilkan foto Jay. Meskipun dari kejauhan dan candid tapi ada lebih dari sepuluh foto yang menampilkan foto Jay.
Beralih ke kontaknya, Mai memutuskan untuk menelpon Jay. Merasa ingin mengkonfirmasi sesuatu pada calon suaminya. "Selamat pagi darling~" sapa Jay dari seberang telepon ketika terangkat di dering ketiga.
"Hai darling. Kau tidur dengan baik sayang?" Jawab Mai menanyakan keadaan Jay.
Ada suara benda terjatuh dari seberang telepon, membuat Mai mengerutkan dahinya. "Ada apa sayang?"
Jay tertawa, "Aku menjatuhkan koper. Aku setelah ini akan pergi berlatih lalu packing dan malam nanti ke bandara. Oh sayang, terima kasih sudah mengatur vendor pernikahan kita."
"Yay, we'll meet again!" Seru Mai. "It's okay darling. By the way, a blonde girl from Zuccher family has following my Instagram Acccount." Lanjut Mai.
"Hm? Siapa?"
"Emma Zuccher." Jawab Mai membuka akun instagram dengan ipad-nya.
"Benarkah? Untuk apa dia mengikutimu?"
Mai mengeklik salah satu fotonya. "Mungkin untuk memamerkan betapa dia dekat denganmu dibandingkan denganku."
"Maksudnya?"
Mai tertawa ringan, "hampir semua fotonya, terdapat dirimu meski hanya dari kejauhan."
--
Jay terlihat sibuk melayani para fans nya yang rata-rata wanita muda begitu lelaki itu tiba di bandara. Hari ini, Mai yang akan menjemputnya, sehingga lelaki itu tidak mendapatkan pengawalan yang telah di siapkan dari PSSI. Dari kejauhan Mai tertawa melihat betapa Jay terlihat kewalahan, meskipun begitu senyum lelaki tampan itu masih selalu tersungging.
Merasa tidak tega, Mai menghampiri Jay. "Permisi bisa tolong beri jalan, Jay baru saja sampai."
Beberapa orang mengalihkan padangannya ke arah Mai, "come here darling, I'll help you." Mai mengulurkan tangannya pada Jay, yang langsung disambut lelaki itu. Keduanya berpelukan dan Jay mencium puncak kepala Mai dihadapan banyak kamera, membuat Mai merona.
"Sampai jumpa di stadion ya!" Ucap Jay diikuti teriakan fans nya, beberapa kamera menyorot Jay dan Mai yang bergandengan sambil membawa koper.
Seorang porter membantu mereka memasukan ke bagasi. Jay membuka kursi kemudi membiarkan Mai duduk dengan nyaman lalu berputar untuk duduk di kursi penumpang. Seperti biasa selama di Jakarta Mai akan menjadi supir untuk Mai.
Mobil yang Mai kemudian membelah kemacetan Jakarta. Lagu cinta berputar didalamnya, menemani perjalanan keduanya. Jay tak hentinya menatap Mai yang semakin terlihat cantik setiap harinya. Calon istrinya.
Pernikahan mereka menghitung hari, satu minggu setelah Fifa Match day terakhir yang timnas lakoni, mereka akan berangkat ke Bali untuk melangsungkan pernikahan.
"Aku tidak percaya kita akan menikah dua minggu lagi." Jay mengusap puncak kepala Mai. "Aku berdebar setiap mengingatnya. Ya Tuhan aku akan mengambil alih tanggung jawab penuh atas gadis yang aku cintai."
Mai tersenyum, "Aku juga. Jay, apakah kau ragu atas perasaanmu padaku?"
Menoleh cepat, Jay mengerutkan dahinya, "Kau pasti overthingking tentang berbagai hal ya?"
Mengangguk Mai menginjak pedal remnya perlahan ketika lampu merah menyala. "Ya banyak sekali keraguan di hatiku. Termasuk soal betapa banyak wanita yang menginginkan calon suamiku diluar sana."
Tangan Jay meraih jemari Mai. Mencium lembut tangannya. "Ku mohon jangan pernah meragukan perasaanku darling.
Jika kau meragukan perasaanku, lantas apa yang membuatku yakin untuk menikah dan hidup denganmu selamanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jay Idzes - Catch The Runaway Bride
FanfictionMenjelang hari pernikahannya bersama dengan Jay membuat Mai merasa gelisah. Apalagi ketika disadari bahwa Jay kini adalah lelaki bersinar, pesebak bola dengan jutaan fans wanita sekaligus pebisnis handal dengan berbagai kolega dengan sekretaris cant...