SEPULUH

718 74 2
                                    

Pak Broto sedang marah di kursi VIP, berdebat dengan Mr. Idzes dan ditenangkan oleh pendeta. Sementara Bu Broto dan Mrs. Idzes terlihat khawatir, mereka ditenangkan oleh Noa da Sarah. Tidak ada yang tahu mengapa Mai tiba-tiba hilang beberapa menit menjelang pemberkatan pernikahannya. Padahal mereka semua tahu bagaimana Jay dan Mai saling mencintai dan saling berusaha agar pernikahan ini berjalan.

Sarah menghampiri Nathan ketika lelaki itu kembali dengan nafas terengah, dia memberitahukan bahwa Mai ada di sekitar Jumeirah karena sejak pagi tidak ada aktifitas keluar masuk selain mobil operasional. Lelaki itu mencoba menghubungi Jay tapi tidak ada jawaban.

Disisi lain dari Jumeirah, Jay sedang menyusuri taman menuju olympic swimming pool. Sebuah kolam renang indoor dengan kedalaman tiga meter dan papan lompatan dengan berbagai ketinggian. Jay menuju tempat itu setelah dia menemukan hiasan bunga mirip dengan korsase yang dia kenakan terjatuh di jalan arah tersebut.

Jay memasuki olympic swimming pool, perlahan membuka pintunya. Sangat sepi. Tidak ada satu orang pun berada disana. Melangkah lebih dalam, Jay melihat bayangan seseorang dari pantulan air kolam, Mai. Gadis itu duduk di papan loncat setinggi hampir dua meter dari permukaan kolam.

Memutar arah, Jay berusaha menaiki tangga menuju papan loncat sambil berpikir bagaimana kekasihnya bisa melakukan hal konyol seperti ini. Perlahan Jay mengahmpiri Mai yang punggungnyw bergetar, menangis.

Duduk tanpa suara, Jay menatap Mai menangis. Gadis itu terlihat sangat cantik. Makeupnya tipis tapi membuatnya terlihat bersinar, rambut lurusnya terlihat dicurly dengan hiasan bunga dikepalanya.

Dia terlihat seperti peri. Gumam Jay mengagumi gadis yang tak sekalipun membuatnya ingin berpaling.

"Kenapa kau kemari?" Tanya Mai disela tangisnya.

"Catching my runaway bride, ofcourse. What else?" Senyum Jay mengembang menatap Mai yang terlihat cantik diantara tangisnya. "Kau kenapa disini? Kabur lagi dari pernikahan?"

Mengangguk ringan, "Aku sedih sekali Jay, semalam saat makan malam melihat kedua orang tua kita membicarakan tentang cucu. Sedangkan aku mungkin tidak bisa memberi mereka cucu nantinya." Air mata Mai kembali menetes.

"Kita akan punya anak sayang. Percayalah. Kita akan cari dokter terbaik untuk menyembuhkanmu, untuk melakukan IVF. Aku akan ikut berobat agar aku sehat dan membantu pembuahan berjalan lebih cepat. Aku kan melakukan semua yang terbaik agar kita punya anak." Ucap Jay menggenggam kedua tangan Mai.

Membuat Mai menatapnya dengan tatapan terkejut. Bagaimana tiba-tiba Jay menyetujui IVF yang sebelumnya dia tolak.

"Kita akan buat panti asuhan menampung para bayi dan anak terlantar agar Tuhan memberi berkat bagi pernikahan kita. Mari kita rayu Tuhan Mai, kita lakukan apapun demi kesehatanmu dan demi kita bisa memiliki anak.

Jangan khawatirkan tentang biaya. Suamimu adalah pria kaya, dia pemain sepak bola, pemilik saham, calon penerus tambang, pemilik real estate, calon penerus perusahaan lainnya jadi jangan mengkhawatirkan apapun." Untuk pertama kalinya Jay meneteskan air mata dihadapan Mai. Akhirnya dia merasakan kekhawatiran yang Mai rasakan. Mereka merasakan rasa yang sama. Berpelukan dalam tangis untuk cinta mereka.

--

Jay mengulurkan tangannya, membantu Mai berdiri. Memastikan Mai tidak tergelincir dan tercebur dari ketinggian dua meter. Gadis itu meraih tangan Jay, lalu brrdiri perlahan dengan heelsnya.

"Dari mana kekuatan itu datang darling? Kau naik kemari dengan heels hampir sepuluh centi?" Tanya Jay.

Mai tertawa kecil, tapi kemudian keseimbangannya hilang. Mai tergelincir, membuat Jay memeluknya dan ikut terjatuh dari papan lompat menuju kolam renang.

--

Musik pengiring pengantin tiba-tiba menyala membuat tamu undangan terkejut. Para pria yang tadi membantu mencari Mai telah berkumpul kembali dengan tampilan yang sudah jauh dari kata rapi.

"Hai semua!"

Sebuah suara menyapa mereka. Membuat para tamu berteriak senang dan tertawa melihat Jay dan Mai yang berdiri diujung jalan setapak menuju altar dengan tampilan basah kuyup. Tapi senyum keduanya terpancar jelas.

Mereka berjalan bergandengan dengan air yang terus menetes dari keduanya. Rambut keduanya lepek, bahkan hiasan bunga Mai sudah hilang dari tempatnya.

Tepuk tangan riuh mengiringi mereka meskipun semua orang bertanya-tanya ada apa yang sebenarnya terjadi. Kedua orang tua Mai dan Jay menghela nafas melihat kelalukan keduanya.

Pemberkatan tetap dilakukan dalam keadaan keduanya yang basah kuyup, namun tidak mengurangi khikmat dan keromantisan keduanya.

Setelah keduanya mengucapkan janji, mereka saling bertukar memakaikan cincin yang dibawa oleh Vreya dan Rizky ridho. Lalu saling berciuman ditengah riuh tepukan tangan para undangan.

Love is in the air...

Foto bersama pengantin kali ini terasa unik karena mereka berdua tidak dalam keadaan maksimal, beberapa tamu terlihat kusut setelah mencari Mai. Tapi entah mengapa rasanya lebih terlihat jelas bagaimana keduanya memancarkan cinta satu sama lainnya.

Jay Idzes - Catch The Runaway BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang