DELAPAN BELAS

548 65 1
                                    

Summer Has Gone, and the winter is coming..

Diawal musim gugur kemarin, Mai dan Jay sudah berhasil melalui proses IVF kedua mereka. Tiga embrio kembali ditanam di rahim Mai. Dua minggu setelahnya, mereka berdua melakukan tes kehamilan yang hasilnya..

Positif.

Pagi itu mereka berdua berteriak sambil menangis bahagia saling berpelukan, membuat Sebastian ikut terharu melihatnya.

Kini kehamilan Mai memasuki bulan kelima. Jay membayar asisten rumah tangga untuk mengurus penthouse mereka. Satu-satu nya hal yang Mai lakukan adalah memasak dan mengurus Jay. Karena suaminya itu hanya ingin makan masakan Mai.

"Jay, kenapa sarung tangannya hanya sebelah? Mana satu yang lainnya?" Teriak Mai saat dia membereskan bawaan Jay setelah pria itu kembali dari away-nya.

"Disitu darling, sepertinya jadi satu dengan pakaian kotor." Jawab Jay, lelaki itu tengah bersiap untuk online meeting beberapa saat lagi.

"Hilang saja terus setiap away." Gumam Mai kesal.

Jay muncul lalu mencium dahi Mai, "jangan marah-marah terus Mommy~"

"Bagaimana aku tidak marah jika selalu hilang sebelah seperti ini." Gumam Mai.

Menatap lekat istrinya senyum Jay tak pernah hilang. Bagi lelaki itu, Mai terlihat semakin cantik di kehamilannya. Rambutnya menebal dan berkilau, kulitnya terlihat glowing, tubuhnya lebih berisi dengan babybumb yang sudah menonjol. Apalagi ketika Mai mengenakan baju hamil, dia terlihat semakin menggemaskan dimata Jay.

Berlutut mendekati Mai, lelaki itu mencium ujung hidung Mai, "Berhentilah mengomel, anak kita akan kesal mendengar Mommy-nya marah hampir setiap hari."

"Biar dia mendengar betapa Daddy-nya sangat menyebalkan setiap hari sehingga membuat Mommy marah." Balas Mai menatap Jay, gadis itu merapikan krah kemeja Jay. "Sayang, aku ingin nasi padang. Bisakah kita mendapatkannya?"

--

Menyusuri malam di musim dingin, Mai dan Jay menemukan sebuah restauran khas Indonesia yang menjual nasi padang. Siapa lagi kalo bukan ide ibu hamil satu ini? Mereka menempuh lima belas kilo meter untuk sepiring nasi rendang lengkap dengan sambal hijau, daun singkong, kentang balado, dan sayur nangka.

Jay terdiam mengamati betapa istrinya sangat menikmati menu makan malamnya. "Kau rindu masakan indonesia ya?"

Mengangguk kecil, Mai menelan rendangnya, "hah aku ingin makan di restoran padang favoritku rasanya. Tapi ini cukup mengobati." Ucap Mai menyuapkan sesendok nasi padang pada Jay, membuat lelaki itu mengunyahnya cepat karena merasa pedas."

"Mai, musim semi nanti, kami akan mengadakan training camp di Falcade. Kau ingin bergabung atau tetap menungguku di rumah? Aku pikir kau akan senang menghirup udara pegunungan. Jika kau ikut. Aku berencana membawa bibi dan Sebastian untuk menjagamu." Jay menawarkan rencana liburan ditengah-tengah training camp yang akan dijalankan sebentar lagi.

Mai meletakan sendoknya, lalu menyeruput teh hangat yang dia pesan. "Tentu aku dan baby ikut. Memastikan Ms. Zuccher tidak mengganggu daddy. Benar kan sayang?" Ucap Mai mengusap perut buncitnya. Jay tertawa ringan melihatnya.

"Jay, astaga Jay kemarilah!" Seru Mai sedikit panik, mengulurkan tangannya memberikan kode bagi Jay untuk segera mendekat ke arahnya.

Dengan wajah panik Jay memindahkan posisi duduknya mendekat pada Mai. Gadis itu meminta Jay untuk berlutut, lalu menarik kedua tangannya agar memegang perut Mai.

"Sayang, baby, this is mommy and daddy. Can you hear us?" Ucap Mai lembut. Tidak ada response. Jay menaikan sebelah alisnya. "Tadi dia bergerak sayang." Ucap Mai.

Giliran Jay, lelaki itu mencium perut buncit Mai, "hai baby, this is daddy. Kau mendengar rencana mommy dan daddy yang akan mengajakmu ke Falcade?"

Sebuah gerakan lembut menyapa keduanya membuat Mai dan Jay saling bertatapan dengan mata membulat dan senyum melebar. Rasa hangat menyelimuti keduanya, musim dingin kali ini terasa hangat bagi Mai dan Jay. Mereka akan menjadi orang tua sebentar lagi.

Jay Idzes - Catch The Runaway BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang