2. Dalang

374 55 5
                                    

Nada punya kepribadian yang amat ceria. Selalu antusias dalam perkataannya bahkan saat berjalan bersisian dengan Shanin pun, dia tidak hanya melangkah lurus ke depan. Kadang berjalan mundur di depan Shanin. Menggandeng tangan Shanin dengan erat, hingga terus berpindah dari sisi kiri ke kanan.

Dari obrolan singkat waktu di kelas tadi. Nada menceritakan hal yang umum, yang sebagian besarnya sudah Shanin dengar dari Anne. Zio orang kaya, punya latar belakang kuat ...
Shanin harus bersabar. Dirinya tidak boleh terlihat terlalu antusias untuk menggali tentang pria itu.

"Jadi, Zio itu idaman semua cewek?"

Nada mengangguk-angguk mantap. "Emang lo nggak ngerasain something gitu pas tadi liat Zio? Secakep itu, lo nggak deg-degan gitu?"

Shanin meringis geli.

Nada mendengkus. "Lo bener-bener dari pedalaman mana sih? Gue bisa maklumin kalo ngomong lo masih kurang bisa nyantai dan kaku gitu, tapi masa sampe Zio aja lo nggak masukin ke tipe sih? Zionathan loh ini."

Shanin akui, secara tampilan luar, Zio sangat unggul. Namun, apakah Nada akan tetap bilang seperti itu jika tahu siapa Zio yang sebenarnya?

"Cuma orang gila yang nggak suka sama Zio."

Shanin menatap Nada datar.

"Canda elah." Nada tertawa kecil seraya menepuk lengan Shanin. "Bukan maksudnya gue ngatain gila. Tapi aneh aja kalo lo nggak tertarik sama dia."

Shanin mengedikkan bahu. "Kalau aku berpikiran waras, aku nggak bakal pilih orang yang kemungkinab bisa jadi milik kamunya itu kecil. Kalau nggak ada jaminan, suka sama orang yang jadi incaran banyak cewek itu cuma buang-buang waktu. Menurut aku, kamu juga sebaiknya berhenti."

"Oke, pemikiran lo bagus, tapi kita masih muda, Nin. Ya meskipun nggak bakal jodoh, seru-seruan aja suka sama yang wah gitu. Anggap aja fangirling pake cara langsung."

Shanin menggeleng-geleng tidak setuju. "Buang-buang waktu."

"Ish, lo nggak seru." Nada mencebikkan bibirnya berpura-pura kesal.

"Padahal gue mau jadi tim hore-hore tadinya."

Kening Shanin mengernyit. "Kamu mau masuk cheerleader? Bukanya kelas 12 udah nggak bisa ikut ekskul ya."

Nada menggeram gemas. "Tim hore-hore buat lo maksudnya."

"Aku? Kenapa?"

Nada berdiri di depan Shanin. Telunjuknya terangkat lalu memutar-mutar di depan wajah Shanin. "Lo itu tipe Zio."

"Hah?"

"Meskipun gue suka Zio, tapi gue bukan orang fanatik kok. Gue dukung Zio sama siapa aja."

"Hah?" Lagi-lagi Shanin mengungkapkan kebingungan, membuat Nada memutar bola mata dan diam sejenak untuk mengusir rasa kesalnya.

"Lo tau meskipun selama ini Zio deket sama cewek, tapi aslinya mereka nggak pacaran. Ini kabar akurat banget karena gue dapet dari Ryan, temen deket Zio banget. Katanya bahkan waktu sama Seria--"

"Seria?" Shanin secara spontan menyela. Tangannya pun tanpa sadar mulai mengepal kuat. Untungnya Nada tidak menyadari hal itu.

"Pokoknya dulu tuh ada adek kelas yang populer banget, gaya keren parah. Dia deket sama Zio sampe semua orang ngira pacaran, pokoknya couple goals banget. Tapi kata Ryan mereka itu cuma HTS. Gue waktu pertama denger aja shock. Padahal ke mana-mana mereka gandengan loh."

Untitled MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang