Luna, Airin, dan Claudia melihat Karel menahan rasa sakit bergegas berlari menghampirinya di atas podium. Beberapa teman dari anggota tim basketnya juga ikut membantu. Kenzo, Emil, Rayyanza, Rafathar, Kiano dan Bagaskara. Mereka berusaha untuk menolong Karel.
"Argghhh..." erang Karel menahan sakit.
"Karel, lo kenapa rel?" tanya Emil sedikit cemas. Semua mengerubungi Karel memastikan kalau kondisinya baik-baik saja. Entah mengapa Luna begitu sangat mengkhawatirkan kondisi Karel. Ia takut akan terjadi sesuatu yang serius menimpanya.
"Rel, tangan lo masih sakit ya, rel?" tanya Luna dengan perasaan tak karuan.
"Argghhh..."
"Guys, sepertinya kita harus membawa Karel sekarang ke ruang UKS." saran Claudia saat melihat kondisi Karel semakin serius.
Emil dan Kenzo saling menatap memberi isyarat kepada Emil dengan anggukan kepala bergegas untuk memapah Karel menuju ruang UKS.
Dilingkarinya tangan kanan Karel pada bahu Emil. Sementara tangan kirinya, sejak tadi hanya bisa ditekuk tidak dapat diluruskan. Mereka bertujuh bergegas membawa Karel ke ruang Unit Kesehatan Sekolah.
Ruangan yang di dominasi oleh warna serba putih itu serta dilengkapi beberapa ranjang kasur dan gorden sebagai pembatas antara ranjang satu dengan ranjang lainnya sebagai tempat untuk beristirahat.
Direbahkannya tubuh Karel diatas ranjang tempat tidur yang dilengkapi dengan matras yang sesuai dengan ukuran panjang dan lebarnya dengan ketebalan 10 cm dan memiliki cover berupa kulit vinyl berwarna hitam sehingga mudah untuk dibersihkan.
"Clau, lo anggota PMR kan? Coba cek kondisi Karel sekarang. " perintah Kiano mendesak.
Claudia mengangguk, lalu beralih posisi dengan Luna yang berdiri berdekatan dengan Karel. Luna tak keberatan, dengan cepat ia menggeser tubuh sahabatnya itu, kini posisi Claudia jadi lebih dekat dengan Karel sehingga lebih mudah untuk memeriksa kondisi lengannya yang bermasalah.
Claudia termasuk siswi yang aktif dan sering ikut kegiatan ekstrakurikuler PMR (Palang Merah Remaja) mengikuti harapan orang tuanya yang menginginkan dirinya untuk menjadi seorang dokter / perawat ketika lulus kuliah nanti.
"Maaf ya rel, coba tangannya diangkat kemudian diluruskan." kedua tangan Claudia menyentuh lengan Karel menuntun lalu menggerakkan lengan sebelah kirinya secara perlahan, membantu Karel agar dapat meluruskan lengannya supaya tidak selalu menekuk.
"Argh, sakit banget Clau." ucap Karel merintih kesakitan.
"Ya sudah, jangan dipaksa. Pelan-pelan turunin lagi." Claudia kembali menurunkan lengan Karel seperti semula.
"Gimana Clau?" tanya Luna panik.
"Sepertinya harus dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Untuk kasus seperti ini biasanya akibat terkena benturan yang cukup keras di area lutut maupun siku saat terjatuh dari ketinggian.
Hal ini bisa berdampak pada kerusakan jaringan yang ringan, namun bisa juga berbahaya. Untuk kondisi ringan umumnya hanya akan menyebabkan nyeri atau bengkak setelah beberapa hari usai benturan.
Tapi kalau kita lihat disini menyebabkan Karel mengalami kesulitan dalam menekuk dan meluruskan tangannya, maka kemungkinan kondisi yang Karel alami cukup serius. Kita harus bawa Karel ke dokter spesialis bedah orthopaedi." jelas Claudia menerangkan.
Luna sedikit terkejut mendengar penjelasan Claudia ia tidak dapat menyembunyikan rasa sedihnya, jika sampai Karel kenapa-kenapa. Ia adalah orang pertama yang merasa bersalah atas kejadian yang menimpa dirinya saat di rooftop tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERSUS [SELESAI]
Teen FictionCerita ini mengikuti perjalanan beberapa anak remaja ambisius, Vano Mahendra Dinata, yang hidup dalam dunia yang penuh dengan persaingan sengit. Vano memiliki impian besar untuk sukses dalam karier atau pencapaian tertentu, namun di sepanjang jalan...