Episode 25

4 1 0
                                    

    "Semua berawal dari kejadian di kantin sekolah, saat Airin mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari Reyhan and the genk. Saat itu mungkin kalian juga tahu. Bahwa gua melakukan tindakan yang mengakibatkan Reyhan terkena lemparan nampan sehingga membuat dia terluka..."

    Airin terlihat sedih jika mengingat kejadian itu. Wajahnya ditekuk. Luna dan Claudia saling pandang. Lalu merangkul sahabatnya itu, melingkari tangan mereka di bahu Airin. Mereka berusaha menguatkan Airin.

    "Semua itu gua lakukan karena gua membela Airin melindungi dia dari trouble maker sekolah kita dan sedikit memberikan pelajaran untuk Reyhan agar bersikap sopan dan menghargai orang lain..."

    Diujung sana tepatnya dibagian paling belakang, Reyhan beserta anggota gengnya yang sedang mendengarkan perkataan Karel. Seperti tidak suka dengan apa yang diucapkan Karel di podium.

    "Namun ternyata si trouble maker ini sakit hati, dia tidak terima ketika mendapatkan hukuman skorsing dari pak direktur. Padahal kita berdua sama-sama mendapatkan hukuman dari pak direktur Wijaya. Bedanya gua mendapatkan punishment untuk membersihkan ruang aula selama seminggu setelah sepulang sekolah. Dan itu gua lakukan..."

    Vano yang berdiri di belakang menyimak penjelasan Karel dengan melipat kedua tangannya di dada.

    "Gua kemudian dipanggil oleh pak Burhan, dan beliau mengatakan bahwa gua di keluarkan dari tim basket Archipelago High School dan nama gua seketika tidak terdaftar dalam olimpiade olahraga siswa nasional. Segala aktifitas kegiatan gua disekolah ini mendadak di hentikan, tanpa alasan yang jelas..."

    Ngilu yang dirasakan oleh Karel makin terasa sakit. Namun sebisa mungkin ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depan semua orang. Selama berbicara di depan tangan kanannya terus memegangi lengan siku kirinya.

    "Sampai akhirnya gua tahu bahwa alasan dibalik ini semua ada sangkut pautnya dengan pihak sekolah termasuk kepala yayasan, pak direktur dan juga pak Burhan. Reyhan mengadu kepada orang tuanya, bahwa ia diperlakukan sebagai korban. Hingga orang tua Reyhan tidak terima dengan perlakuan itu serta hukuman yang diterima oleh anaknya..."

    Semua mata tertuju pada Reyhan and the genk memberikan sorot mata yang tajam.

    "Orang tua Reyhan meminta kepada kepala yayasan agar siswa yang bernama Karel Danendra Arkananta dengan segala aktifitas kegiatan yang dilakukan di sekolah dihentikan. Dan kesepakatan itu disetujui oleh kepala yayasan. Dengan alasan, bahwa beliau tidak ingin kehilangan donatur terbaiknya di sekolahan ini jika tidak mengabulkan permintaan orang tua Reyhan. Padahal orang tua gua juga salah satu donatur terbesar di sekolahan ini."

    Sorak sorai teriakan dari para murid menggema "uuuuu....."

    "Jadi sudah jelas, bahwa ada sesuatu yang tidak dapat diterima dan dibenarkan disekolah ini. Kekuasaan bisa dibeli dengan uang. Yang salah sudah sepantasnya dihukum bersalah. Jangan hanya karena segelintir orang yang memiliki kekuasaan, dengan mudahnya menjatuhkan lawan hanya dengan bermodalkan uang."

    Tepuk tangan bergemuruh seantero sekolah, membuat murid-murid lainnya takzim mendengar keberanian Karel untuk speak up.

    Pak Yono terlihat sedang berbisik dengan pak Burhan. Sepertinya pak Yono hendak menyampaikan sesuatu melalui surat yang diterima dari pak direktur Wijaya kepadanya.

    Ketika surat itu sudah berpindah tangan ke pak Burhan, beliau berjalan mengarah ke podium. Lalu menyerahkan surat itu untuk Karel.

    "Ini surat panggilan orang tua dari pak direktur Wijaya. Semoga besok orang tuamu bisa hadir." ujar pak Burhan.

    Karel menerima surat itu, dia tahu orang tuanya akan marah besar jika anaknya mendapatkan surat panggilan dari sekolah.

    "Sekarang semua bubar, balik ke kelas kalian masing-masing. Pak direktur sudah memutuskan untuk memanggil orang tua Reyhan dan juga Karel besok untuk menyelesaikan masalah ini." jelas pak Burhan dari atas podium.

    Pak Burhan turun dari podium, sementara Karel belum beranjak pergi dari atas sana. Semua murid mulai membubarkan diri, terkecuali Luna Claudia dan Airin, dan beberapa anggota tim basket lainnya serta Vano yang masih bertahan di lapangan setelah mendapat kejelasan dari pak Burhan.

    Rasa sakit yang teramat sangat, membuat mata Karel berkunang-kunang, pandangannya seketika blur ia tidak dapat melihat dengan jelas. Ia kemudian jatuh dalam posisi bertekuk lutut sambil memegangi lengan siku kirinya yang terasa sakit dan ngilu.

    "Argh..."

    Luna, Airin, dan Claudia melihat Karel yang kesakitan bergegas berlari menghampiri Karel di atas podium. Begitu pula dengan Kenzo, Emil, Rayyanza, Rafathar, Kiano dan Bagaskara. Mereka berusaha ikut menolong Karel disana.

    Vano yang hanya melihat kejadian itu dari kejauhan, seketika terkejut dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Kenapa dengan Karel? Tanpa sadar ia juga ikut mengkhawatirkan kondisi Karel.

Bersambung...

VERSUS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang