***
Rasanya Irene tidak ingin terbangun dari mimpi panjangnya pagi ini, entah kenapa tapi ia merasa tidurnya kali ini membuatnya lebih bahagia. Mungkin karena ini merupakan tidur ternyenyak dan terbahagianya setelah 3 hari terakhir ia hampir tidak bisa memejamkan matanya dengan benar.
Namun itu tidak berlangsung lama ketika sayup-sayup ia bisa mendengar seseorang membuka pintunya dari luar. Ia mengernyit sebentar sebelum kembali menenggelamkan seluruh badannya dibawah selimut tebal itu.
"Hey.. bangun", Irene kembali mengernyit setelah mendengar suara seseorang mendekat kearahnya.
"Bangun Irene .. , kau ini sudah seperti kebo jika ingin tahu". Irene mendesis pelan ditengah matanya setengah terbuka tapi masih menutup diri didalam selimut itu.
"Diam val .. Aku masih mengantuk" .
"Masih mengantuk apanya. Kau sadar tidak ini sudah pukul berapa ?" ucapnya kesal ketika mendapati Irene masih saja nyaman dengan tidurnya ketika waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang, benar-benar tidak disiplin.
"Persetan dengan jam, aku hanya ingin tidur" ia kembali terlihat lebih merapatkan selimutnya.
"Ish.. Anak ini, dengan kesal Valery memaksa membuka selimut itu dengan kasar, lalu menarik Irene untuk duduk. "Hey .. Lihat ini sudah siang bahkan para tim mungkin juga sudah mulai bersiap meninggalkan tempat ini",
Mendengar para tim membuat Irene membuka mata walau masih tidak sepenuhnya.
"Tim... tim apa ?",
"Timnas Irene ! , astaga kau ini kenapa sih ? Apa terjadi sesuatu, apa jangan-jangan kau habis minum-minum heh".
"Hushh .. diam, jangan menuduhku yang tidak-tidak".
"Makanya bangun, cuci wajahnya, ralat mandi sekalian lalu tunjukkan laporannya dimana, aku ingin mengeceknya",
Seketika mata Irene terbuka lebar ketika mendengar Valery menyebut sebuah laporan, dan sialnya otaknya dipaksa untuk memutar kembali potongan-potongan yang terjadi semalam.
"Ah .. shit ! Apa yang kau lakukan Rene !", makinya pada diri sendiri.
Irene seolah tidak percaya atas apa yang terjadi semalam disini bersama Nathan. Irene mengingat semalaman ia sudah menghabiskan waktu begitu banyak bersama Nathan Tjoe.
Mengingat bagaimana pria itu menciumnya, bagaimana pria itu meminjamkan tubuh bagian depannya untuk ia sandari dan sialnya ia bahkan mengingat tidak melakukan penolakan sedikitpun atas apa yang terjadi semalam.
Irene seketika melarikan tatapannya pada laptop yang masih berada diatas meja itu dengan Valery yang terlihat sudah memainkannya.
"Dimana kau menyimpan file laporannya Rene ?", ucapnya tanpa melihat Irene yang sudah gelagapan ditempatnya.
Otaknya buntu tentang laporan itu, ia hanya mengingat bagaimana Nathan memperlakukan nya dengan lembut dan rasa nyaman yang diberikan pria itu membuat ia lupa bagaimana kelanjutan laporannya.
Bahkan sempat membuatnya lupa tentang kebencian pada pria itu. Apa-apaan ini
"Sebentar aku akan mencarinya",
KAMU SEDANG MEMBACA
A Glimpse of Us
Lãng mạn• • • Nathan Tjoe A-On tidak pernah tau dan tidak pernah paham tentang bagaimana Lauranna Irene Kim begitu membencinya.