BAGIAN 6

917 52 4
                                    

***

"Nath kau disini ?, mama baru saja melihatku dikamar ternyata kau disini".

Untung saja Melinda dan Romeo segera datang jadi mereka bisa mengakhiri perang dingin yang terjadi antara mereka.

Irene berdehem memastikan senyumnya akan cerah setelah ini, dia hanya tidak ingin orang tua Nathan menyadari atmosfer yang tidak baik diantara mereka.

"Sepertinya kalian sudah mengobrol banyak ya ?"

"Begitulah pah, hanya sedikit obrolan kecil",

"Sekarang lebih baik kita makan saja. Irene sepertinya sudah lapar".

Romeo tertawa melihat Irene seperti salah tingkah karena tebakan istrinya benar, terbukti saat itu juga bunyi perut keroncongan terdengar berasal dari Irene.

Mereka semua kompak tertawa melihat wajah Irene yang terlihat panik, buru-buru Irene menutup wajah saking malunya apalagi ada Nathan didepannya. Bisa hilang citra baiknya.

"Tidak apa-apa, ayo duduk Rene"

Mereka semua duduk dengan berbagai makanan lezat terhidang didepan mereka mulai dari makanan favorit Nathan sampai makanan favorit Irene pun juga ada.

"Aku memasaknya spesial untukmu, semoga kau suka Rene",

Melinda menunjukkan olahan Chicken wings yang ia buat untuk Irene karena ia tahu bahwa gadis muda itu begitu menyukai Chicken wings buatannya. Sama seperti dulu ketika ia bekerja di Rumah Sakit Seoul, Melinda akan senangtiasa membawakan Irene Chicken wings buatannya ketika ia membawa Romeo berobat saat itu.

"Chicken wings ? terima kasih Mrs. Melinda. Ini pasti sangat lezat" ujar Irene riang.

Berbanding terbalik ketika tadi ia bersama Nathan, tidak ada Irene yang ceria namun sekarang gadis itu kembali seperti dulu membuat seulas senyum terbit dibibir Nathan.

Ia senang karena Irene sudah mulai mencair meskipun itu hanya didepan ayah dan ibunya.

"Mama sedang tidak berusaha melupakanku kan ?",

Nathan yang tiba-tiba menyeletuk kepada ibunya karena merasa diabaikan, bukan cemburu hanya saja ia merasa Irene adalah anak kandungnya dan ia hanya menumpang makan disini.

"Ha.. ha .. Maaf sayang tapi khusus hari ini kau sendiri dulu yah, okay?",

Mereka kembali tertawa disela-sela makan malam yang penuh suka cita itu, inilah hal yang sangat dirindukan oleh Nathan. Rasanya sudah lama ia tidak makan bersama keluarganya setelah ia resmi bergabung ditimnas Indonesia, dan sibuk dengan Klub bolanya.

Waktunya benar-benar terkuras habis, ditambah ada Irene jadi ia lebih bersyukur akan itu.

Disela-sela mereka makan tiba-tiba dering ponsel terdengar dari saku celana Nathan, ia bergegas melihat nama pemanggil itu yang ternyata Coah Shin Tae Young, sang pelatih garuda muda. Segera ia mengangkatnya karena jika Coach yang menelfon itu tentu hal penting.

Selang beberapa menit Nathan kembali kemeja makan dengan raut yang sulit diartikan.

"Sesuatu terjadi ?",

"Coach Shin papa, Timnas membutuhkan bantuan di Qatar. Aku dipanggil bergabung di Qatar".

Irene dan Melinda hanya diam mendengar percakapan mereka, karena tidak terlalu paham tentang itu.

Terutama untuk Irene gadis muda itu bahkan baru tahu jika Nathan Tjoe sudah menjadi pemain bola profesional yang bergabung membela Negara Indonesia, bahkan Nathan juga bergabung di dua club membuatnya ia lebih dikenal orang-orang.

A Glimpse of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang