***
Saat ini Irene tengah bersiap untuk pulang, waktu juga sudah menunjukkan pukul 9 malam jadi ia memutuskan untuk pulang sebelum malam semakin larut.
Perasaan yang tadinya lega karena Melinda tidak berusaha menahannya untuk menginap namun berubah ketika ibu Nathan itu memberikan ide yang menurutnya amat sangat bodoh.
Lihat, bahkan dirinya harus berusaha mati-matian menahan rasa kesalnya sekarang, bagaimana tidak niat hati ingin cepat-cepat pulang dan melupakan hari ini agar ia bisa kembali menata hatinya urung ketika Melinda mengusulkan Nathan untuk mengantar Irene pulang ke apartement dengan selamat.
Beginilah sekarang Irene sudah duduk kaku dimobil Nathan dengan pria itu tepat disamping mengemudikan mobil, tidak ada percakapan berarti karena Irene hanya ingin cepat sampai di apartement miliknya.
Mengbaikan Nathan yang sejak tadi berusaha untuk mengajaknya berbicara tapi bukan Nathan Tjoe namanya jika ia tidak bisa membuat gadis disampingnya ini berbicara padanya.
"Aku tidak pernah tahu jika kamu yang merawat papa selama ini",
Pria itu tahu persis dulu saat masih dibangku kuliah Irene mengambil jurusan Fashion Desaign, jadi ia sedikit heran karena tiba-tiba saja wanita itu membanting stir menjadi seorang dokter bahkan Irene juga menjadi dokter untuk papanya.
Membuatnya banyak berfikir sejauh mana dirinya tidak tahu apa-apa.
Nathan coba memberanikan diri berbicara pada Irene, dia sejenak melirik gadis itu takut-takut tidak mendengar suaranya.
"Rene", tegurnya sekali lagi tapi masih belum direspon.
"Apa kamu mendadak bisu Rene ?",
"Kenapa memangnya ? apa kamu keberatan jika aku yang merawat papamu ?",
Nadanya cukup tenang dan datar tetapi sedikit membuat Nathan berdehem karena tenggorannya saat ini tiba-tiba kering akibat ulah atmosfer yang memang kurang baik diantara mereka.
"Bukan seperti itu Rene. Cuma aku cukup terkejut ketika tahu kalau yang menjadi dokter papa selama ini adalah kamu",
Irene kembali memalingkan wajahnya dikaca pintu, tidak berniat menanggapi perkataan Nathan karena baginya itu hanya sia-sia saja toh Nathan pun tidak akan pernah mengerti dirinya. Baik dulu ataupun sekarang.
"Fashion desaign kan ? aku masih inga jadi sedikit membuatku bingung tentang pekerjaanmu sekarang",
Nathan sesekali melirik ke arah Irene yang sama sekali tidak pernah menoleh kearahnya.
"Tidak perlu memikirkan hal yang tidak penting apalagi mengingat masa lalu, itu hanya akan membuat kita terluka jadi kufikir tidak seharusnya kita membahas hal-hal yang menurutku tidak penting seperti ini".
Itu kalimat terpanjang yang Irene katakan ketika bersama Nathan hari ini, Nathan sedikit tertarik dengan ucapan terakhir Irene itu tapi untuk saat ini sebaiknya diabaikan saja.
Meskipun terdengar tenang tapi terdapat berbagai makna dibalik kata-kata itu, sedikit banyaknya mampu menampar Nathan Tjoe bahwa sesuatu dari masa lalu mereka berdua telah menyakiti hati wanita itu.
"Tapi itu penting untukku Rene, karena ini menyangkut kesehatan orang tuaku",
Nathan sesungguhnya hanya berdalih, bukan itu tujuannya.
Dia hanya ingin mencoba berbicara pada Irene, jika boleh ia ingin tahu mengapa gadis itu dulu meninggalkan nya. Pria itu hanya ingin bisa meluruskan kesalah pahaman yang mungkin masih ada diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Glimpse of Us
Romance• • • Nathan Tjoe A-On tidak pernah tau dan tidak pernah paham tentang bagaimana Lauranna Irene Kim begitu membencinya.