***
Nathan tersenyum pada seorang gadis yang saat ini sedang menyiapkan makanan untuknya , rasanya sudah sangat lama mereka tidak menghabiskan waktu berdua sekedar makan bersama seperti saat ini. Itu karena mereka masih sama-sama sibuk menyelesaikan masalah yang ada .
"Kenapa senyum-senyum begitu ?". Irene terlihat menyiapkan makanan yang sudah ia masak lalu menata nya dengan rapi diatas meja.
"Aku senang sayang akhirnya semua bisa selesai dan kita bisa kembali menikmati hidup tanpa gangguan". tukasnya sembari tangan sudah sibuk mengambil makanan di atas piring nya. Irene mengambil tempat disebelah Nathan ikut menikmati makanan hasil buatan nya.
"Kau tahu rasanya seminggu ini kita sudah mengeluarkan banyak tenaga". keluhnya dengan mulut masih sibuk mengunyah.
"Aishh. Jangan mengeluh Nath , bukan kah dengan kejadian-kejadian itu kita bisa mengambil banyak pelajaran ? , kita bisa belajar banyak dari itu". jelasnya dengan tangan menyendok sayuran sehat ke piring Nathan.
"Mau apa ?" sungutnya ketika melihat Irene menyendok sayur , "Kau juga tahu persis aku tidak menyukai sayuran rene". lanjutnya dengan tatapan ngeri menatap brokoli hijau itu yang sama sekali tidak menarik di matanya.
"Aku tahu tapi kau harus membiasakan diri mengonsumsi sayuran sehat Nath , kesehatan itu jauh lebih penting" . jelasnya mengabaikan aksi protes Nathan.
"Tapi jangan sayuran , aku bisa memakan apapun asal jangan sayuran". tolaknya lagi sembari sendoknya terus menepikan sayuran itu pada pinggiran piring nya.
Irene melihatnya , ia memutuskan menyudahi makan nya dan membawa piringnya pada wastafel lalu kembali kehadapan Nathan mengambil piring itu yang masih menyisahkan banyak makanan diatasnya .
"Kau harus tetap menjaga tubuhmu agar tetap prima Nath , aku tidak mau dianggap tidak bisa mengurusmu dengan benar. Penggemarmu akan mengeluh nanti , belum lagi oma ". jelasnya panjang lebar sembari tangan nya sudah sibuk menyuapkan makanan itu kemulut Nathan yang masih misuh-misuh tetapi tetap membuka mulutnya sesuai perintah.
Beberapa penggemar memang mengeluh tentang badan Nathan yang mulai kurusan.
"Memang nya kau sudah siap mengurusku setiap harinya ?" celetuknya sembari menaik turunkan alis menggoda Irene yang sudah menahan wajah memerahnya.
"Apa sih Nath , ayo cepat habiskan makan nya". tukasnya lagi sembari kembali menyuruh Nathan membuka mulutnya.
"Kau ini kebiasaan sekali mengalihkan permbicaraan , jawab dulu". rengeknya setelah sebelumnya memberi sentilan halus didahi Irene , memaksa Irene untuk menjawab nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Glimpse of Us
Romansa• • • Nathan Tjoe A-On tidak pernah tau dan tidak pernah paham tentang bagaimana Lauranna Irene Kim begitu membencinya.