BAGIAN 2

1.4K 61 5
                                    

***

Derap langkah kaki mengalun dilorong rumah sakit saat ini, kesunyian begitu kontras terpampang dimata ketika orang-orang yang menjadi penghuni disini memilih untuk berdiam atau beristirahat dikamarnya masing-masing.

Tidak banyak aktivitas karena memang jam pelayanan Ady Cipta sudah selesai sejak tadi dan sesuai janji dokter muda itu akan menemui pasien yang dulu pernah ia rawat.

Sebuket bunga dan juga buah tangan yang laian ia bawa saat ini, siftnya hari ini sudah selesai jadi ia memutuskan untuk menemui Mrs. Melinda juga suaminya yang tengah dirawat. Sebelumnya Irene sudah bertanya pada suster yang berjaga letak kamar rawat Mr. Romeo.

tok .. tok .. tok ..

"Ada tamu mah ?, siapa ?",

"Tidak tahu, sebentar aku akan melihatnya. Pakai baju dulu pah tidak enak dilihat tamunya",

Melinda bergegas membuka pintu cukup penasaran sebenarnya, karena ini sudah cukup malam namun sedetik berikutnya senyulmya terpatri saat dirinya mengingat sesuatu. Tentang pertemuannya dengan Irene tadi.

"Selamat malam Mrs. Melinda".

Senyum tulus terpatri indah diwajah mungil Irene.

"Benar tebakanku, selamat malam dok. Mari masuk. Rome sudah tidak sabar bertemu dengan anda".

Karena sejak pertemuan Melinda diparkiran tadi, ia langsung menceritakan tentang ia bertemu dengan dokter yang dulu pernah merawatnya. Dengan antusias Romeo ingin bertemu dengan dokter muda itu.

Mereka berjalan beriringan masuk kedalam ruang rawat inap Romeo, cukup luas dengan ruang perawatan VIP menjadi fasilitas andalan yang dimiliki Ady Cipta.

Irene bisa meliahat Romeo sedang duduk santai diranjang sembari menonton televisi yang menayangkan berita mengenai pertandingan sepak bola Timnas Indonesia melawan Vietnam hari ini.

Terlalu fokus dengan berita yang sedang ditayangkan, Romeo tidak menyadari keberadaan Irene yang saat ini berjalan mendekat kearahnya.

"Bukankah lebih baik anda istirahat Mr. Romeo ?, tidur terlalu larut malam akan menganggu kesehatan anda, penyembuhan anda akan semakin lambat",

Sapaan yang lebih terdengar seperti perintah itu membuat Romeo tertawa lalu berbalik memandang Irene, ia jelas tahu suara itu jadi tidak membuatnya berlama-lama untuk menoleh.

"Lihat...., siapa yang malam-malam rela datang mengunjungiku. Senang bertemu denganmu lagi. Apa kabar dok ?", ucapnya senang ketika ia melihat Irene didepannya, mengabaikan kotak persegi yang menampilkan wajah anaknya. Bahkan tidak lagi menarik saat Irene ada didepannya.

"Saya baik. Kuharap anda selalu sehat Mr. Romeo, sejujurnya saya menyesal karena harus bertemu dengan anda dalam kondisi seperti ini". ucap Irene sembari menyambut uluran tangan Romeo.

"Benar, aku memang tidak baik-baik saja dokter tapi sekarang kurasa akan baik-baik saja karena dokter Irene yang akan merawatku kembali. Bukanjah begitu ?, aku selalu cocok dengan obatmu sejak dulu kan".

Romeo terkekeh, sedikit terhibur saat dokter lamanya berkunjung keruangannya.

"Maksudnya ?, tapi saya tidak menerima nama anda hari ini. Kurasa bukan saya yang akan merawat anda Mr. Romeo",

"Hem tapi dok apa yang dikatakan oleh Romeo itu benar. Aku sudah meminta dokter Irene secara khusus untuk kembali merawat Romeo, saya juga sudah izin untuk mengganti dokter untuknya".

Melinda ikut menimpali karena memang sejak bertemu dengan Irene tadi ia memutuskan untuk menemui dokter yang menangani Romeo agar dia mau berganti dengan Irene untuk merawat suaminya.

A Glimpse of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang