***
Cuaca pagi ini tidak secerah biasanya, langit mendung tak berawan, begitupun dengan matahari tampak malu-malu untuk menampakkan dirinya. Membuat seorang Irene Lauranne Kim enggan bergegas dari kasur yang sedang ia tempati saat ini, sayang jika harus beranjak sekarang meskipun ada deadline pekerjaan yang sedang menantinya.
Gadis itu masih saja berat meninggalkan kasurnya, ia terus mengulur waktu sampai-sampai alarm yang ia setel semalam terus berbunyi, setiap bunyi Irene akan menekan tombol TUNDA dilayar Handponenya.
Akan tertapi mau tidak mau Irene harus sadar akan pekerjaan yang menantinya, perlahan tapi pasti gadis bersurai hitam itu menampik selimut yang sedari tadi menutupi tubuhnya, ia harus segera bergegas jika tidak ingin membuat kesalahan pada hari pertama ia bekerja sebagai dokter muda disebuah rumah sakit terkenal dijakarta.
Pekerjaan yang mengharuskannya untuk berpisah jauh dari keluarganya, Irene harus rela meninggalkan kehidupannya di Seoul Korea Selatan setelah ia ditugaskan menjadi dokter magang di Negara yang cukup asing baginya itu.
Kali pertama ia menginjakkan kaki di Indonesia tetapi bukan berarti gadis cantik itu tidak tahu mengenai Indonesia, ia cukup paham sebab nama Indonesia cukup dikenal dikorea, banyak artis ataupun idola yang kerap mengunjungi Indonesia. Entah sekedar berlibur atau mengadakan konser disini jadi ia cukup yakin jika tinggal di Indonesia untuk beberapa bulan bukan hal buruk baginya.
Dr. Irene Lauranne Kim, begitulah nama yang tersemat di tanda pengenal yang ia gunakan.
Irene berjalan anggun dihalaman gedung Rumah sakit Ady Cipta tempatnya bekerja. Gadis manis itu memilih menggunakan nama Irene Kim dipekerjaan barunya sebab jika menggunakan nama yang seperti yang ia gunakan di Korea khawatir jika pasien-pasien yang akan ia tangani kesusahan untuk mengingat namanya, nama Irene sepertinya lebih familiar disini jadi memutuskan untuk menggunakan nama itu adalah pilihan yang pas.
"Dr. Irene ?"
Irene baru saja akan melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung Ady, harus urung ketika ia mendengar seseorang memanggilnya.
Merasa cukup penasaran Irene membalikkan badan memandang orang yang memanggilnya. Ini kali pertama ia menginjakkan kaki di rumah sakit ini dan merupakan hari pertama bekerja dengan menggunakan nama Irene dan bukan Laura tentu saja orang-orang pasti tidak tahu jadi cukup heran jika untuk di hari pertamanya bekerja sudah ada orang yang mengenalinya.
"Benar ternyata anda , apa kabar dokter ?"
Seorang wanita baya berumur sekitar 50-an namun masih terlihat sangat cantik menjadi pemanggil pertamanya hari ini, tersenyum kearahnya. Binar kebahagiaan terpancar jelas dimata wanita yang tadi memanggilnya. Irene pun sama, tidak ada alasan baginya untuk tidak memberi senyuman terbaiknya.
Irene tersnyum cerah melihat orang yang memanggilnya tadi.
"Wah.., hal tak terduga kita bertemu disini Mrs. Melinda. Bagaimana kabar anda ?, senang bisa melihat anda kembali".
Irene tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya nmelihat wanita yang memanggilnya tadi, seulas senyum nya semakin melebar tatakala satu pelukan diberika oleh Melinda padanya, pelukan hangat seperti seorang ibu.
"Tentu saja aku baik, bagaimana denganmu ? sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu, aku fikir kita tidak akan bertemu setelah suami saya memindahkan pengobatannya".
"Seperti yang anda lihat saya selalu baik, hem ngomong-ngomong dimana Mr. Romeo ?".
Senyum yang tadi nya cerah itu, berubah murung setelah nama suaminya disebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Glimpse of Us
Roman d'amour• • • Nathan Tjoe A-On tidak pernah tau dan tidak pernah paham tentang bagaimana Lauranna Irene Kim begitu membencinya.