BAGIAN 3

1K 66 7
                                    

***

Hari ini Irene sedang menikmati liburnya, kebetulan ini adalah jatah liburnya setelah 2 malam dirinya terus lembur di Rumah sakit.

Gadis itu akan menikmati waktu sebaik mungkin, berbagai rencana yang sudah ia susun terekam diotak kecilnya. Walau sekedar keluar menikmati hidangan atau jajanan yang tersaji didepan matanya sepertinya piliham yang bisa menaikan moodnya setelah semalaman dirinya diterpa memory yang membosankan.

Irene sudah belajar banyak hal tentang Indonesia, tempat-tempat fovorit dan destinitasi apa saja yang ada disana namun ia masih berfikir akan mengunjungi tempat-tempat itu nanti saat dirinya sudah benar-benar mendapatkan libur panjang kalai sekarang tipis-tipis dulu.

Sekarang gadis yang memiliki kulit seputih susu itu masih bergelut dalam selimutnya, masih enggan meninggalkan tempat tidur jika saja perut mungilnya tidak meronta meminta untuk diisi.

Irene terbangun merapikan tempat tidur dan bergegas menuju dapur, melihat isi kulkas dan mengolah apa saja yang ia temukan didalam kulkas tersebut. Namun sedikit kecewa sebab ia tidak menemukan banyak bahan masakan disana.

Irene berfikir untuk memulai aktivitas hari ini dengan belanja bahan makanan. Namun tidak elok rasanya kalau ia langsung pergi tanpa membersihkan isi apartemennya terlebih dahulu.

Tinggal dikawasan Apartemen yang cukup mewah dan luas, dengan beberapa perabot yang tertata dengan rapih sesuai keinginannya, terlihat elegant dan girly secara bersamaan sesuai karakter yang dimiliki dalam dirinya. Sangat rugi kalau tidak dipercantik lagi, bawaam dirinua yang tipekal tidak bisa diam memang sedikit memberinya keuntungan.

Kerajinannya akan bertambah kali lipat.

--

"Mah apa ada lagi yang kita butuhkan ?"

Melinda menoleh, melihat anaknya yang berjalan dibelakang sembari mendorong troly berisi bahan makanan yang akan ia olah.

"Hem.., sebentar mama cek dulu",

Melinda berencana akan membuat makanan kesukaan anaknya sebab hari ini ia baru saja mendarat dari Vietnam.

Katanya Nathan sudah rindu masakan ibunya, jadi Melinda mengajaknya untuk berbelanja bahan masakan.

Pemain timnas sudah kembali dari Vietnam akan tetapi mereka langsung menuju Qatar mengikuti turnamen Piala Asia, dan kalau beruntung satu tiket lolos Olimpiade Paris menjadi target mereka selanjutnya.

Berbeda dengan Nathan Tjoe, pria dengan nomor punggung 23 itu akan langsung kembali ke Belanda dan tidak mengikuti trunamen di Qatar bersama dengan teman lainnya karena izinnya dari Sc Herenvan sudah habis jadi ia berencana akan kembali ke Belanda namun mampir dulu ke Indoensia karena orang tuanya disini.

"Masih kurang Nath, mama akan beli Chicken Wings".

"Untuk siapa ?, bukannya mama dan papa tidak suka ayam bagian itu yah, tumben sekali".

Nathan cukup heran sebab ibu dan ayahnya tidak menyukai Chicken Wings, mereka lebih suka daging empuk dan tebal untuk diolah.

"Untuk seseorang" ucap ibunya misterius sembari meletakkan beberapa Chicken wings yang akan ia olah nanti.

"Siapa ?, jangam coba-coba menyembunyikan seseorang dariku "

Pesona pria itu akan berbeda ketika ia dirumah dan dilapangan, jika dilapangan ia terlihat dingin, susah didekati, tegas, berwibawa akan hilang jika ia berada dirumah dan bertemu dengan orang tuanya. Banyak tanya dan sedikit cerewet.

A Glimpse of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang