44

155 10 5
                                    

Ruang kamar gelap tanpa penerangan, namun tetap terlihat remang karena cahaya dari luar kota Seoul, terisi seorang wanita yang sedang terlelap di atas ranjang besar, dengan seluruh tubuhnya tertutup selimut.

Raut wajahnya menunjukkan kelelahan jika di teliti.

Namun juga damai, merasa tak terganggu  sama sekali dengan apa yang ada di kamar tersebut.

Sekalipun pria yang sedang memandang keluar jendela dengan tubuh setengah telanjang ada dalam satu ruangan dengannya, menyalakan lagu dari pengeras suara yang di letakkan di sudut ruangan dengan Volume rendah, juga asap rokok yang memenuhi ruangan, yang berasal dari hembusan nafas pria itu.

Sama sekali tak membuatnya terusik, selain gerakan kecil yang ia buat untuk menyamankan posisi tidurnya.

Srek.

Pria tersebut menoleh kearah asal suara sekilas, melihat pergerakan wanita yang ada di atas ranjangnya, lalu kembali memandang keluar dari kaca lebar di kamarnya.

Menghirup nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan.
Bau sisa percintaan begitu pekat bercampur asap rokok.

Pikirannya melayang mengingat percakapannya dengan wanita yang kini merubah posisinya menjadi memunggunginya.

Hingga sedikit menurunkan selimutnya, menunjukkan punggung telanjang penuh ruam hasil perbuatannya.

"Seandainya kau tidak menghianatiku, kau tidak akan membangunkan sisi iblisku" gumam si pria dengan pandangan yang tidak beralih sedikit pun dari pemandangan kota Seoul di depannya.

Ia mematikan rokok yang terselip di jarinya, lalu menyambar kaos hitam juga jaket kulit hitam, bergegas keluar meninggalkan wanita yang ada di tempat tidurnya yang mungkin saja besok akan kesulitan bergerak karena rasa sakit dan lelah di tubuhnya.

Hanbin tak peduli!

*****

Suasana Korea di awal tahun memang masih dingin ketika malam hari, meskipun sudah memasuki bulan ketiga.

Namun, tidak untuk pria berjaket kulit hitam yang duduk di belakang kemudi, dengan sekaleng bir di tangan kanan nya juga rokok yang terselip di ruas jarinya.

Pandangan matanya meneliti bangunan mewah di sebrang jalan.

Tak semewah Hannam the hill, namun, satu unit di sana bisa  di dapatkan dengan harga yang cukup tinggi.

"Ck... bagaimana aku bisa masuk kesana jika aku tak tahu nomor unitnya" gerutu nya.

"Harusnya aku menemukanmu lebih dulu!"  Sambungnya geram.

"Sial, chagi-ya, apa yang membuatmu menerik di mata semua pria, hingga semua ingin memilikimu?" Kekeh nya.

Sungguh, Hanbin merasa Yoora sama sekali tak berguna-selain sebagai pelampiasan nafsu bejatnya, informasi yang ia dapat selalu setengah-setengah.

"Jika terus di sini, media akan menangkapku, jalang itu harus bisa mendapatkan informasi lebih!" Geramnya tak sabar.

Hanbin harus bisa  mendapatkan Baby terlebih dahulu sebelum kembali ke tangan Min Yoongi, ia tak bisa diam saja ketika melihat Baby di jadikan rebutan oleh beberapa pihak.

Baby harus jadi miliknya!

Hanbin memutuskan kembali keapartemennya, untuk menemui Yoora yang kemungkinan besar belum bangun hingga esok hari karena kegiatan panas yang mereka lakukan.

Kita tinggalkan  Hanbin dengan segala rencananya.

Kita cari tahu apa yang sedang terjadi di studio Yoongi.

SCANDAL||MYG (REVISI SETELAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang