Suasana di Hybe riuh, bukan tanpa alasan.
Masih ingat dancer bangtan yang pernah menjadi kekasih B.I ex iKon?
Ya, Yoora! dia membuat keributan dengan datang ke kantor Hybe dengan wajah lebam yang membuat orang bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi.
Hoodie yang menutup sebagian kepalanya sengaja ia buka, ia ingin mendapat simpati orang-orang dengan memamerkan wajah lebam nya.
Sepanjang jalan ia mendapatkan petanyaan namun tak ia gubris, ia cukup puas dengan perhatian orang-orang tapi ia tak mau menjawab apa yang sedang terjadi padanya, bisa saja aib nya terbongkar saat itu juga.
Sekarang tujuannya kekantor Hybe lebih penting dari pada itu.
Ia harus bergegas untuk ke studio milik Yoongi, ia harus kesana dan mencari tahu semua tentang Baby, ia harus bergegas, agar hidup nya terselamatkan.
Katakanlah dia kejam, ia mengorbankan Baby demi keselamatannya, namun ia tak peduli, ia harus menemukan Baby sebelum Yoongi agar hidupnya terselamatkan.
Ting..
Yoora sampai di lantai dimana studio milik anggota Bangtan berada.
Keberuntungan berpihak kepadanya, karea lantai ini sepi.
Mungkin Bangtan sedang sibuk?
Yoora tak peduli.
"Sial, mengapa aku melupakan pasword nya!" Geram Yoora kesal.
Ia benar-benar lupa dengan pasword studio milik Yoongi.
Beberapa kali mencoba memasukkan kombinasi angka, Yoora tetap tidak berhasil.
Dan lebih sialnya ada langkah kaki mendekat yang terdengar dari belokan lorong dari arah ruang pactice.
"Sial... sial... sial..." gerutu Yoora kesal.
Yoora menoleh kekanan dan kekiri guna menemukan tempat bersembunyi.
Matanya tertunu pada tangga darurat yang tak jauh dari sana, ia berlari dan menyembunyikan dirinya.
"Apartemen xxx? Bukan kah leader Seventeen juga memiliki unit disana hyung?"
Itu suara RM, Yoora yakin sekali.
"Ya, tapi kita tidak tahu dimana tepatnya Baby berada, apa kita meminta bantuan Scoups saja agar kita memiliki akses kesana jika memang Scoups memiliki unit disana?"
Jawab Yoongi di sertai bunyi bib dari smart lock dari studio Yoongi.
Setelah itu, Yoora tak mendengarkan lagi apa yang mereka bicarakan, itu artinya mereka sudah memasuki studio Yoongi yang jelas-jelas kedap suara.
Apartemen xxx, ia harus segera menemukan Baby.
"Maafkan aku Baby-ya, aku sudah lelah hidup di neraka, sekarang giliranmu." Guman Yoora sendu, ia bergegas keluar dari lantai itu agar tak ketahuan bahwa ia sedang menyelinap.
Setidaknya dia tahu dimana Baby tinggal, untuk masalah lainnya ia bisa menyelesaikannya dengan mudah.
Untuk sekarang Yoora harus menghubungi seseorang yang bisa membantunya.
Ia harus bergegas agar ia bisa mendapatkan Baby lebih dulu.
*****
"Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin mereka tahu? Sial... sial..." geram Scoups yang kini tengah berjalan dengan tergesa menuju ruang parctice milik Seventeen.
"Aku harus bagaimana? Oke.. harus tenang. Mereka tidak akan menemukan Baby."
Scoups cukup yakin mereka tidak akan menemukan Baby, karena data di resepsionis pun tak ada kepemilikan unit atas nama Baby, juga daftar tamu.
Karena kebetulan ketika Baby ia bawa masuk hari sudah malam, juga resepsionis tak ada di tempat, jadi tak ada yang mengetehui ketika Baby masuk.
Kecuali cctv.
Tapi cctv merupakan hal rahasia, sekalipun di akses, mereka tidak akan mengenali siapa yang membawa Baby, beruntunglah Scoups seorang idol.
Jadi mau bagaimanapun, Scoups selalu mengenakan pakaian tertutup.
"Aku harus tenang, aku tidak boleh di curigai." gumamnya lirih.
Akhirnya ia memutuskan untuk berjalan sesuai rencana.
Scoups harus melakukan kegiatan seperti biasanya agar tak ada yang curiga kepadanya, sebab sebagian besar orang tahu jika Scoups tinggal di gedung apartemen xxx.
*****
Ting... tong....
Ting... tong....
Bel pintu apartemen Scoups beberapa kali berbunyi.
Baby yang tengah sendirian di rumah merasa terkejut dan takut.
Tidak mungkin itu Scoups, karena Scoups selalu masuk tanpa suara, dan tak mungkin membunyikan bel.
Baby yang merasa ada yang tidak beres bergegas kembali ke kamar menambil ponselnya untuk menelfon Scoups.
Ia harus memastikan jika itu benar Scoups yang malas memencet kombinasi angka pada smart lock pintunya.
Panggilan pertama..
Panggilan kedua...
Hingga panggilan ketiga tak ada yang di jawab.
"Ayo dong, gue takut." Gumam Baby tanpa sadar.
Bisa di pastikan jika yang di depan pintu bukan lah Scoups.
Seakan tersadar, Baby tersentak, ia berlari kearah pintu dan melihat monitor yang tertempel di samping pintu.
Baby melihat monitor dan menghela nafas lega, karena ketakutannya tak berarti apa-apa.
"Cuma kurir makanan, bikin gue senam jantung aja." Gumamnya merasa lega.
Sebelum Baby beranjak membuka pintu, ia mengetikkan sesuatu di ponselnya, hanya rasa terimakasihnya kepada Scoups yang mengirim makanan, lalu kembali memasukkan ponselnya kedalam saku Hoodie yang saat ini di kenakannya.
Baby membua pintu, dan mendapati serorang kurir wanita lengkap dengan topi dan maskernya.
"Mianhae, aku baru membukakan pintu, aku sedang mandi tadi." Baby mengkonfirmasi sungkan sebelum kurir itu mengucapkan sepatah kata.
Namun, kurir tersebut tak bergeming.
Hanya menatap lurus Baby, mungkin kurir itu marah?
"Apa itu pesanan atas nama Scoups-ssi?" Tanya Baby lagi, namun tetap sama, tak ada jawaban yang di peroleh oleh Baby.
Namun keheranan Baby tak lama karena kini ia dilanda kebingungan dan ketakutan ketika kurir wanita tersebut membuka maskernya.
"Hallo.. Baby!"
Kurir tersebut menyapa Baby tajam dan mengintimidasi.Pupil Baby melebar, jantungnya berdetak cepat tanpa ia tahu maksud dari semua ini, namun Baby yakin ada yang tidak beres disini.
Bagaimana bisa dia lupa jika tak ada yang bisa memasuki apartemen xxx sembarangan tanpa akses dari penghuni apartemen ini, kurir sekali pun.
Dan kenyataan yang baru dia dapat tak kalah mengejutkan, Baby yakin ia dalam masalah.
"Sheril?"
Tidak mungkin istri dari mantan kekasihnya berada disini dengan hawa mengancam jika tidak ada sesuatu.
Sheril menyeringai.
"Hallo bitch!"
Ada apa ini?
_____
Tbc.
Tandai typo please.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL||MYG (REVISI SETELAH TAMAT)
Romance"Jika saja takdir tidak bermain,apa aku akan tetap bertemu denganmu?" A/n:cerita ini murni dari imajinasi penulis, tolong hargai dengan tidak memperbanyak atau meniru sedikit atau banyak bagian dari cerita ini. Thankyou