47

62 10 5
                                    

Sheril menyeringai.

"Hallo bitch!"

Ada apa ini?

Mata Baby membola, tidak mungkin.

Apa yang terjadi?

Mengapa ada Sheril di depannya?

Mengapa tiba-tiba?

"Masih inget gue ternyata ya lo?"

Baby gelagapan, ia merasa ada yang tidak beres sekarang.

"Ngapain lo disini?" Tanya Baby keheranan sekaligus ketakutan.

Sheril mengangkat satu alisnya.

"Lo gak nyuruh gue masuk?"

Baby menggeleng
"Ini bukan tempat gue, kalo mau ngomong disini aja."

Sheri berdecak.

"Ikut gue!"

Sheril menyambar tangan Baby, namun dengan cepat Baby meghempaskan tangan Sheril.

Wajah Sheril semakin tajam menatap Baby.

Dengan cepat Baby masuk keapartemen, namun ketika Baby akan menutup pintu, segera pintu tersebut di dorong oleh Sheril sekuat tenaga, hingga membuat Baby terpental kebelakang.

"LO APA-APAN SIH?" Refleks Baby berteriak kearah Sheril yang kini berdiri di depannya.

"Apanya yang apa?" Tanya Sheril santai.

Gayanya angkuh dengan tangan di lipat di depan dqda dan dagu yang terangkat tinggi.

"Mau lo tu apa sih? Gue sama sekali gaada urusan sama lo." Sentak Baby yang berusaha berdiri.

Tapi, belum sepenuhnya berdiri, kepala Baby di tendang dengan keras oleh sepatu kets milik Sheril hingga kembali membuat Baby kembali tersungkur.

Dengan cepat sheril menjambak Rambut Baby hingga mendongak menatap wajah Sheril.

"Ouch" rintih Baby kesakitan yang masih menghilangkan kunang-kunang di matanya.

"Sakit" rintihnya lagi, tangannya menggenggam tangan Sheril di atas kepalanya.

"Sakit? Kaya gini sakit?" Decih Sheril muak.

"Lepas!"

"Lebih sakit mana, lo apa gue yang kehilangan anak, hah?" Sentak Sheril kasar.

Baby membelalakan matanya terkejut.

Apa benar yang ada di otaknya saat ini?
Kehilangan anak?
Bukankah Gamaliel pernah berkata jika ia akan membunuh darah dagingnya agar ia mendapatkan Baby seutuhnya?

Tidak, pasti tidak benar!

"Kenapa? Lo kaget? Berarti lo udah tau apa yang terjadi? Itu semua gara-gara lo!" Papar Sheril dengan kasar, berakhir kepala Baby yang di hentakkan dengan kuat kedinding, hingga membuat darah mengucur dari kening juga hidungnya.

Baby yang pernah mengalami cedera kepala tentu saja langsung pingsan seketika itu, dan itu semakin membuat Sheril lebih mudah untuk membawa Baby.

"Lemah lo anjing!" Umpatnya, Sheril menyempatkan menendang sisi tubuh Baby, hanya memastikan, apakah Baby sudah benar-benar pingsan atau tidak sebelum Sheril menelfon orang-orang yang ia bawa.

"Cepat keatas, kalian gue bawa ke korea bukan buat liburan, tapi untuk kerja." Sentak Sheril kepada seserorang di ujung telfon.

Setelah mematikan telfon, Sheril menatap wajah Baby yang keningnya membiru penuh dengan dendam.

SCANDAL||MYG (REVISI SETELAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang