3

391 15 0
                                    

BRAKK

"WOYY SAMLEKOM NGOPI BRO NGOPI" teriak Selvi sembari menendang pintu kelas yang membuat mereka yang ada didalam terlonjak kaget

"Bangsatt bisa pelan kaga sih" sahut Adit sang wakil ketua yang sedang menjelajahi alam mimpi

"Selvi sialannn mingat aja lu Sono" geram Winda melihat tingkat unik sang sahabat. Winda Viska Pricilia seorang gadis cantik dengan kulit sedikit kecoklatan, tinggi badan yang menurutnya pas seperti gadis diusianya, sifatnya yang moodyan sepanjang waktu

"Gue timpuk lo lama-lama" sambung Sintia yang sedari tadi memegangi dadanya yang berdebar kencang, Sintia Arum Pratiwi, gadis cantik dengan mata sipit dan tinggi badan yang sedikit diatas Selvi, gigi gingsul yang membuatnya terlihat manis ketika tersenyum

"Bisa gak kalo sampe kelas ga usah ngagetin" gumam Nisa yang merasa jengah dengan tingkah sang sahabat, Farisa Nisa Fransiska gadis cantik dengan tinggi badan melebihi ketiga sahabatnya, kulit putih sedikit pucat dan sifatnya yang sangat santai

Sedangkan yang dibicarakan hanya menyengir sembari mengangkat jari tengah dan telunjuknya

"Pr Lo udah belom" tanya Selvi sembari melempar asal tasnya keatas meja

"Belom lah yakali gue udah" sambung Sintia sahabat sekaligus teman sebangkunya

"Win bagi sini" ujar Selvi yang sangat hafal dengan temannya satu itu karna diantara mereka berempat memang Winda yang otaknya sedikit encer, walaupun Selvi juga pintar tetapi dirinya hanya malas untuk belajar

BUKK

Lemparan yang tepat sasaran

"Wohooo demen nih gue yang kek begini" ucap Selvi sembari menyalin tugasnya dengan cepat

"Selamat pagi" ucap guru matematika yang memasuki kelas 11A2, salah satu guru favorit SMA Xaverius selain wajahnya yang tampan dirinya pun belum memiliki pasangan yang membuat para siswi berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatiannya

"Pakkkk pintunya jangan ditutup pakk" pekik Sintia yang membuat semua mata terpusat padanya

"Kenapa?" Tanya sang guru sembari menautkan alis bingung

"Biarrr saya bisa bernafas pak, karna separuh nafas saya ada dibapakk" lanjut Selvi yang membuat kelas semakin ricuh

"Huuuuu Pepet terossss" teriak Roy salah satu lelaki yang berhasil masuk kedalam kelas A2.

Kelas A2 terbilang kelas unggulan dari pada kelas lainnya, biasanya dimana-mana kelas A1 lah yang akan menjadi kelas perkumpulan para siswa siswi berprestasi tapi di SMA Xavierus berbeda, kelas siapa yang paling pintar dia yang akan menjadi kelas unggulan dan disini kls A2 lah yang mendapatkan julukan itu. Kelas yang terdiri dari 36 siswa dan hanya ada 5 jantan didalamnya yang setiap hati harus siap mengalah untuk para betina yang jumlahnya lebih banyak ketimbang mereka

Dan harus menjaga ketat keperjakaannya dari pada mereka akan diperkosa oleh para betina yang sangat agresif seperti mereka. Walaupun A2 kelas unggulan tapi kekompakan dan solidaritas gausah ditanyakan bahkan banyak sekali kelas yang iri akan kekompakan kelas itu

Sedangkan guru muda yang digadang-gadang akan parasnya dan suaranya yang lembut itupun hanya menggelengkan kepala, karna sudah hafal dengan sifat murid-murid dikelas unggulan ini

"Apakah tugas yang saya beri semester lalu sudah siap?" Tanya guru itu walaupun terkenal dengan wajah tampannya tapi guru itu termasuk guru killer yang membuat mereka kadang ingin menyentil sedikit hatinya

"Bapak gimana sih ini tu masa pembelajaran baru biasanya tu jamkos, lah ini malah dikasih tugas liburan" protes Bela sang ketua kelas

"Biar waktu liburan kalian sedikit berguna" jawab sang guru dengan santai

"Kumpulkan sekarang juga, karna saya kesini hanya untuk menagih tugas yang saya beri dan seterusnya terserah kalian akan melakukan apa" jelasnya yang dijawab pekikan senang semua murid

Setelah sesi mengumpulkan tugas telah usai Selvi dkk, saat ini hanya duduk anteng dimeja masing-masing sembari scroll tiktok andalannya

"Kantin yok laper gue" ajak Selvi yang dibalas anggukan mereka semua

"Kuy lah" sahut mereka sembari berjalan keluar untuk pergi ketujuan awal mereka

Sepanjang perjalanan hanya ada tatapan-tatapan memuja dari kaum adam yang menurut mereka sudah biasa, Selvi dkk termasuk jajaran Moswanted girl di SMA ini bahkan tak jarang banyak siswa dari sekolah lain yang mendambakan mereka

"Selvi nikah yukk"

"Vi pipi Lo astaga gemes gue pen gigit"

"Sintia i love you"

"Nisa senyummu membuat lambungku bergetar"

"Winda kiw kiw"

Seperti itulah pekikan-pekikan manusia yang menurut mereka sudah terbiasa. Dari mereka berempat memang Selvi lah yang paling pendek terkadang jika mereka dalam keramaian Selvi lah yang membuat mereka kalang kabut karna suka sekali hilang-hilangan

Semapainya dikantin mereka disuguhkan dengan banyaknya siswa siswi yang hampir memenuhi semua meja, entah itu hanya sekedar bergosip atau memang hanya ingin menikmati suasana kantin yang menurut mereka menenangkan

Tanpa gadis-gadis itu sadari dari bagian pojok terlihat salah satu siswa S4 yang menatap salah satu dari mereka dengan sangat intens. Bahkan bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang melihat tingkah gadisnya itu yang sangat menggemaskan

"Beli roti e lah kita bawa ke kelas masih pagi ini buat makan berat lagi" usul Nisa yang diangguki Sintia yang tengah memesan berbagai roti dan air putih tak tertinggal dirinya juga membeli satu kotak susu coklat untuk sahabat cebolnya

"Udah nih kelas yok"

"Kuyyy"

"Njirr itu siswa/siswi baru kan yak?" Cetus Selvi melihat segerombolan murid dengan pakaian SMP mereka

"Iyelah tu liat sragamnya aja masih putih biru" jawab Winda

"Banyak amat cogan-cogan busettt gue suka nih ama yang brondong-brondong" lanjut Selvi dengan mata yang sudah berkedip sebelah menggoda para siswa baru itu

"Istighfar begoo, mereka baru mau masuk udah Lo godain aja,takut ntar anak orang" beo Nisa sembari meraup wajah cantik Selvi

"Kiw kiw adek ganteng makannya apa" goda Selvi semakin menjadi bahkan kini dirinya menghalangi jalan salah satu dari mereka

"Ehhh permisi kak kami mau lewat" sahut murid baru itu dengan sopan

"Kenalan dulu donggg, ganteng namanya siapa" ujar Selvi yang membuat ketiga temannya bersedekap dada, melihat apa yang akan bocahnya itu lakukan

"Aku Fadly kak"

"Aku Haris"

"Aku Asep" ujar cowo terakhir yang membuat mereka mengulum bibirnya dalam-dalam, bahkan mereka tak kuat menahan tawa

"Ganteng kok namanya Asep?" Seru Sintia yang ikut menggoda berondong didepannya ini

"Aslinya sih Aiden Bryan Alexander tapi gatau mama aku lebih suka manggil Asep" jawabnya yang membuat mereka semua melotot tak percaya

"Ahahaha mama kamu lucu" tawa garing Selvi yang terdengar terpaksa

"Udah Sono ketinggalan rombongan mos ntar" usir Winda yang sudah jengah dengan tingkah sahabat gilanya ini

"Kami permisi ya kak"

"Sok atuhhh jangan lupa nama gue Selvi inget itu" ancam Selvi yang membuat mereka mengangkat jempol tinggi-tinggi

"Anjirr Asep nga tuh" tawa Sintia meledak seketika

"Dahlah yuk kelas"

SELFERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang