6

365 11 0
                                    

"HALOOOO SEMUAA SELVI YANG CANTIK SEXY MEMBAHANA ULALA PULANGG" teriak Selvi setelah sampai dimasion besarnya bahkan suaranya itupun memenuhi seisi masion ini

"Apaan si Kaka blicik tau" ujar yunda yang sedang duduk dikursi ruang tamu menikmati kartun kesukaannya

"Dihhh sirik ae lu bocah, bunda mana" tanyaku yang sedari tadi tak melihat sang bunda dengan perut bulatnya itu

"Kamal" sahut yunda dengan mata terfokus pada kartun didepannya

"He-eleh si bocah"

Setelah sampai dikamarnya ia pun mulai merebahkan badannya yang rasanya sangat-sangat pegal bahkan ia mulai menutup matanya untuk menyusuri alam mimpi

Sedangkan dikediaman Mexwert sendiri sudah ricuh dengan anak bungsu mereka yang tak mau diam

"YUHUUUU GILANG YANG TAMVAN INI PULANGGG" teriaknya yang dihadiahi lemparan bantal yang tepat sasaran

"Brisik" sahut sang sulung yang sudah jengah melihat kelakukan adik alay nya itu

"Dihh idihh sirik amat, kok duluan lo sing bang yang nyampe" tanya Gilang yang hanya dibalas delikan bahu acuh dari sang Abang

"Dasar kulkas" ucapnya sembari menekuk wajahnya

"Lang" panggilnya tiba-tiba yang dihadiahi tatapan bingung sang adik, tumben abangnya ini memangil nama sucinya

"Ape"

"Cara nembak cewe gimana?"

Uhuk uhuk

Ucapnya yang membuat sang adik tersedak soda yang dirinya minum, bahkan saking syoknya soda itu pun keluar melalui kedua lubang hidungn. Sungguh perih

"Haaa gimana-gimana?" tanya nya sekali lagi berharap telinganya hanya bermasalah

"Nembak cewe.. gimana?"

"WHATTTT" pekiknya untuk kesekian kali Yeng membuat Ferdy menatapnya tajam

"Bentar-bentar ce-cewe? anak gadis mana yang membuat dirimu jatuh cinta bang?" Lanjut Gilang sembari memandang abang dengan tatapan tak percaya

"Jawab aja apa susahnya" sungut Ferdy yang sudah jengah dengan respon adiknya yang menurutnya berlebihan

"Nembak ya tingal nembak, kasih kesan romantis biar kagak ditolak gini ehem 'maukah dirimu menjadi kekasihku? Sungguh kecantikanmu mengalahkan bunga yang sedang aku bawa khusus untukmu' " peraganya dengan tampang yang sangat iuhhhh

"Jijik" ujar Ferdy yang merasa dirinya salah jika meminta saran dari adik satu-satunya ini

"Perawan mana yang membuat hati beku lo mencair"

"Mantan" ucapnya dengan santai

"What? Mantan? yang SMP itu bukan sih? yang rumahnya selalu kita lewati kalo mau pergi ke warkop?" tanya Gilang memastikan, setau dirinya hanya cewe itu yang bisa membuat abangnya menjadi gila selama ini, memang ini semua kesalahan abangnya tapi menurutnya sungguh hebat gadis itu

"Hmmm" dehem Ferdy yang sangat malas mengeluarkan suara mahalnya

"Emang dia masih mau ama lo bang?" Cetusnya tanpa dosa

"Ngaca muka lo sama gue gantengan gue" ujar Ferdy sembari berlalu menuju kamarnya yang terletak dilantai dua

"Astagfirullah sabar, sekali ngomong nusuknya sampai ginjal" gumam gilang sembari mengelus-elus dadanya mencoba sabar

Malam harinya keluarga Mexwert pun berkumpul walaupun hanya sekedar menonton tv, kegiatan setiap hari yang dilakukan pada malam hari untuk meluangkan sedikit waktu untuk keluarga kecilnya

"Gimana sekolahnya" tanya sang ibu negara mereka sembari menatap satu persatu putra-putranya

"Yaa nga gimana-gimana sih ma" ucap si bungsu sembari mendusel-duselkan kepalanya keceruk leher sang ibu

Pletakk

"Awssss, apaan sih paa main jitak-jitak aja dikira kagak sakit apa" sewot sang bungsu yang merasakan keningnya sedikit panas

"Jauhkan kepalamu dari leher suci istri saya" ucap sang kepala keluarga dengan tatapan nyalangnya

"Aelah posesif banget udah tua juga" cetusnya sembari menyandarkan punggungnya kekepala sofa, dari pada kena gampar lagi ye ngak

"Abang sekolahnya gimana?" tanya mama ke anak sulungnya yang sedari tadi diam

"Hampa maa, mau nembak cewek tapi nga tau caranya" sahut Gilang yang dihadiahi lemparan kaleng bekas yang tepat mengenai kepalanya

"Sakit anjeng demen banget kepala gue yang jadi sasarannya" cerocos gilang yang sangat tak terima

"Cewek? Baru kali ini papa denger kamu suka cewek, papa kira kamu ga suka cewek" ucap sang papa yang membuat sibungsu tertawa terbahak-bahak

"Ck, aku masih normal pa" jawabnya dengan ketus

"Waahhh mau liat dong, cewe mana yang bisa meluluhkan hati putra mama ini"

"Mantan maa" kompor gilang yang masih tertawa ngikik

"Lah sejak kapan Abang punya mantan?" tanya papa penasaran

"Kirain baru pertama kali ehh ternyata udah punya mantan aja"

"Gausah dibahas" serobot si sulung yang merasa panas diarea wajahnya

"Idihhh ngambek idihhhh"

"Diem apa gue bogem"

"MAMAAAAAA"

Nah kan

****

"Bunda" panggilku yang melihat sang bunda berkutat dengan alat-alat dapurnya

"Mau dibantuin ngak?" tanyaku dengan menatap semua bahan masakan yang berada diatas meja, gini-gini gue jago kalo cuma disuruh masak mahh

"Sini bantuin masak" ujar mama yang masih setia memotong beberapa wortel

"Mau bikin apa?"

"Ayam kecap pedas manis,bakwan sama pudding aja" jawab sang bunda

"Swip"

Kurang lebih satu jam dirinya berkutat di dapur mereka pun mulai menyusun beberapa menu dimeja makan dengan rapi

"Bunda panggil ayah sama adek dulu"

"Iyee" sahutku sembari memotong beberapa buah yang akan dijadikan makanan terakhir

"Widihhhh udah rapi masak apa nih" tanya ayah yang baru saja menuruni tangga

"Burung puyuh" jawabku yang jengah melihat basa-basi ayahnya yang sangatlah basi

"Lah ini bentuknya ayam?"

"La itu tauuu kok nanya lagi" sahutku dengan kesal

"Idihhhh basa-basi juga"

"Udah ih ayo makan" lerai sang bunda yang sudah hafal dengan tingkah anak dan ayah itu

Selesai makan malam mereka pun langsung kembali kekamar masing-masing setelah membereskan sisa makanan yang tersisa untuk mereka hangatkan lagi besok

"Langsung tidur jangan begadang" ucap sang bunda sebelum pergi kedalam kamar

"Iye Bun, bunda juga langsung tidur jangan buatin Kaka adek lagi itu aja belom keluar" ucapku sembari berlari pergi sebelum kena amuk singa betina

"KAKAAAA AWAS KAMU YA" nah kan ngamuk

"Ngapain ya enaknya bosen gue" monolog Selvi yang saat ini tengah berguling-guling diatas kasur

"Ingin hati chat doi duluan, tapi gengsi" lanjutnya yang membuka kontak mantan terindahnya, bahkan pesan chat mereka dulu masih tersimpan rapi di ponselnya bayangkan sudah berapa tahun lamanya masih abadi ntu chat

SELFERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang