23

415 17 1
                                    

"Woy gimana udah siap belom semuanya?" titah sang ketua yang sedari tadi kesana kemari memastikan tak ada kekurangan sedikitpun

"Amanlah"

"SELAMAT PAGI, SEPERTI YANG KITA LIHAT ACARA HARI INI ADALAH BAZAR, YANG MANA PEMBELI DARI SEKOLAH LAIN YANG MENJADI TAMU KITA NANTINYA UNTUK IKUT MEMERIAHKAN HARI ULANG TAHUN SMA XAVERIUS KALI INI, SEMUA SIAPPPPP?" teriak anggota osis yang ditugaskan sebagai pembawa acara pagi ini

"SIAPPPP" sahut mereka semua dengan sangat antusias, mendengar itu para panitia mempersilahkan semua tamu untuk membeli apa yang mereka inginkan, dengan iringan lagu dari siswa/i yang berniat menyumbangkan suara emas mereka

"Woyyy Tarek pelanggan woyy" ujar Lita yang melihat para pembeli mengerubungi dagangan kelas S4 yang terletak disebrang mereka

"Heh cowo-cowo tarek pelanggan sono" sahut buketu yang melihat para lelaki hanya bersantai ria

"Hadehh, mau ditarek bagemane? Diseret gitu suruh mbeli?" jawab Mahen yang terlihat malas dengan acara bazar kali ini

"Nga gitu dong jamal"

"Lo nyanyi sono ah atau lo godain juga boleh" seru Selvi memberi saran yang membuat para lelaki ingin menganiaya gadis itu

"Yoklah dari pada mati muda kita" ujar idan sembari menyeret ke empat jantan tersebut

"Kita mo ngapain?" Kata Adit yang melihat teman sepesies dirinya membawa beberapa wig rambut, gitar dan juga ember seperti biasa

"Udahh nurut aja lo semua" sahut idan sembari memaksa mereka semua memakai wig yang dirinya dapat entah dari mana

"Widihhhh mau cosplay jadi banci lampu merah lo" teriak Sintia yang kini sudah terbahak melihat tampilan para jantan sekelasnya

"Diem lo anak Sumanti" ketus Roy yang sudah memberengut kesal

Dung dung dung

Pukulan dari body ember pun terdengar jelas karna musik dari panggung yang kebetulan belum ada yang mengisi sehingga membuat atensi mereka semua menyorot stand kelas A2

Mahen menjentik gitarnya dan mulai berdehem pelan agar tidak keseleo tenggorokannya

"Ehemm, sungguh terlalu! JUDIIIIIIII!"

"Teetttt" sahut Roy

"MENJANJIKAN KEMENANGAN... OHH JUDIIII" sambung Adit yang kini sedang mengedipkan sebelah matanya pada siswi sekolahan lain

"Ngeekk!"

"MENJANJIKAN KEBOHONGAN" sambut Idan

"BOHONG!!"

"KALAUPUN KAU MENANG ITU AWAL DARI KEKALAHAN....azekkk sungguh terlalu"

Sedangkan para gadis dibelakang sana hanya menunduk malu melihat tingkah ajaib teman jantannya itu

"Kak beli satu yaa"

"Kak lima ya"

"Dua kak"

"Saya tiga"

"Sepuluh ya kak"

Mendengar itu semua para lelaki yang sedang konser pun mendadak menoleh kebelakang

"Cihhh mereka yang seneng kita yang senep" sinis yoga yang melihat senyum para perempuan mengembang sempurna

Melihat itu pun Roy dengan kesal membuang asal wig yang dirinya kenakan

****

Hari kini telah berubah menjadi siang, setelah acara bazar kini acara selanjutnya adalah bebas, ingin menonton konser ataupun ingin menyumbangkan suara emas mereka

"Vi nyanyi sonoh jelek banget tu suara anak kelas A3" protes Nisa yang sedari tadi menyumpal kedua telinganya mengunakan handset yang dirinya bawa

"Ngak ah males"

"Cepet Sono nanti gue traktir deh" bujuk Winda yang segera ingin membuang anak A3 yang tengah bernyanyi dengan percaya diri itu

"Woke gas nguenggg" seru Selvi sembari berlari dengan kedua tangan yang seolah-olah mengegas motor

"Sabar-sabar" lirih Nisa yang sudah jengah dengan sahabatnya itu

"Pim pimmm" ujar Selvi yang telah sampai dibelakang panggung untuk briefing dengan panitia

"Woy Looo" sapa Selvi yang melihat anak osis akan menaiki panggung guna memberi beberapa kata agar tidak terlihat kosong

"Gue mau nyanyi nih, bagi mic"

Setelah mendapatkan apa yang dirinya pinta kini dirinya menaiki panggung dengan nada yang sudah dirinya keluarkan

Sebelum itu dirinya menoleh ke arah panitia osis yang berada dibelakangnya

"Minimal kalo mau nyuruh orang nyanyi pilih yang suaranya bagus, suara kek kaleng rombeng disumbangin, bikin sakit telinga tau ga" dumelnya yang membuat gadis yang telah bernyanyi tadi menatapnya tajam
____

Kowe wes lali omah
Ora uli-ulian
Senengane dolan neng karaokean
Ngandengi penyanyi ora cukup siji
Cekelane botol polahe koyo wong tolol (nyanyi Selvi dengan langkah kaki berjalan cepat menuju panggung, melihat siapa yang bernyanyi seketika penonton pun sangat ricuh tak terkecuali teman sekelasnya yang berlari paling depan)

Ndang Balio Neng Omah
Bojomu Wes Ngenteni
Ora popo ora bakal di Seneni
Penting kowe jujur
Janji ra mbaleni
Gek ndang mapan turu
Sesok isuk senam pagi (bahkan kini A2 sudah berjoget heboh paling depan)

Aku wis nate kondo awakmu
Ojo terusan begituuu
Sumpaho janji Karo awakmu
SIJI LORO TELUUUUU ( teriak Selvi yang disambut nyanyian mereka semua)

Mangku purel neng karaokean ndemek pupu sampek mungah neng semeru
Mangku purel Dudu pegawean luwih penting mikiro masa depanmu
____

Setelah menyumbangkan suara emasnya disinilah Selvi berada, di kantin sekolahan yang sedikit senggang karna para makhluk hidup sedang menikmati acara yang berlangsung, berbeda dengan 4 gadis ini yang sedang nongki santai dikantin bersama para ibu-ibu kantin

"Woy maruk bener lo jadi bocah bagi sini" ujar Sintia ta terima melihat beberapa makanan yang mereka pesan semua hampir habis oleh gadis kecil itu sendiri

"Katanya tadi mau nlaktir gimana sih"

"Ya tapi kagak gitu juga pe'ak, kek kagak dikasih napkah aja lo sama doi"

"Ya kan emang belom dikasih napkah orang belum nikah"

"Ngejawab lagi lo gue tempeleng sini mau"

"Dih pele" cetus Selvi dengan tatapan mata tajam tak lupa kedua tangannya menutupi beberapa makanan yang berada diatas meja

"Lo berdua diam apa mau tancepin ni garpu ke bibir lo pada" ancam Nisa yang lelah melihat kedua sahabat gilanya itu

Melihat kedua sahabatnya sudah menutup mulut kini giliran Winda yang bertanya dengan tampang serius

"Kita nanti naik kelas 12 masih sekelas kagak ya?" ujar Winda yang mereka semua seketika berpikir

"Harus sekelas sih, kalo kagak sekelas nanti kita demo aja" usul Selvi yang diangguki mereka bertiga

Sudah tak asing lagi bagi mereka, bahkan ketika kenaikan kelas tahun lalu sekolahan mengacak kelas mereka satu per satu yang membuat mereka mendapat teman baru bahkan suasana baru, melihat itu anak kelas A2 tidak terima yang berakhir demo didepan ruangan kepsek saat itu

Bahkan tak tanggung-tanggung ke esokan harinya mereka dengan niat membersihkan kelas bawah yang memang kosong untuk mereka semua tempati dan bersorak heboh didepan ruangan kepsek sembari membawa poster bertulisan 'MENOLAK PINDAH', tak hanya itu seruan suara mereka yang tak ada perubahan itu pun membuat mereka semua membolos secara bersama yang membuat kepsek, dan semua guru menyerah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SELFERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang