Bab 11

595 53 2
                                    

Sore harinya Seungmin baru saja terbangun dari tidurnya, dari pagi sampai sore ini matanya baru saja terbuka. Seungmin masih ditempat yang sama, dikamar seorang Lee Minho yang entah kemana perginya pria itu sekarang.

"Mau ditaruh dimana wajahku ini" Seungmin menangkup wajahnya merasa malu dengan tingkahnya saat pagi tadi, dirinya menangis didepan Minho dan dapat dipastikan jika Minho akan mengejek nya mungkin karena cengeng.

"Makalahku akan bertambah, hari ini 4 mata kuliah jika aku tidak masuk besok mungkin jadi 8 hah... Lee Minho... Dosen satu ini selalu membuat hidupku tidak pernah tenang" gerutu Seungmin teringat dengan peraturan yang dibuat Minho akhir-akhir ini.

Seungmin tak merasa baikan hanya tenaganya juga kepalanya sedikit pusing saja dan  sore ini Seungmin akan memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Tidak mungkin Seungmin akan terus bersama wali dosennya sampai sembuh dan membuat tugasnya bertambah kan? Seungmin tak mau seperti itu.

Rencananya jika Minho ketauan melihatnya keluar dari mansion besar ini Seungmin banyak alasan untuk mengelak dan jika Minho tidak ada Seungmin dengan leluasa pergi tak peduli dengan CCTV-nya atau apa itu.

Kepala Seungmin menengok kesana kemari mencari jalan yang benar untuk keluar. Seungmin berjalan sampai ke tangga yang cukup panjang untuk sampai ke bawah, kakinya tiba-tiba merasa lemas melihat ketinggiannya. Apa Minho memindahkannya melewati tangga ini? Apa kakinya tidak remuk ya?

"Aku tidak gendut dan sepertinya dia pasti menyuruh bawahannya untuk membawaku- tunggu kenapa aku memikirkan masalah ini? Haishh! " Seungmin yang ingin sekali kembali ke apartemen nyabmau tau mau menuruni tangga satu per satu dengan pergerakan yang cukup lambat, kakinya gemetar setiap menginjak anak tangga ke bawah.

"Semoga dia tidak ada sampai aku berhasil keluar" monolog Seungmin karena sosok Minho tidak terlihat dimanapun. Sampai di anak tangga terakhir Seungmin berlari kecil sampai ke pintu utama mansion Minho.

"Sedang apa? " Seungmin tersentak mendengar suara tak asing itu.

"Mau kemana? " tanya Minho menaikkan sebelah alisnya bahkan melipat kedua tangannya santai.

"T-toilet, aku tidak tau dimana" ujar Seungmin pelan.

"Bukankah dikamarku ada? Apa itu tidak terlihat? "Ujar Minho heran. Seungmin menggerutu dalam hatinya karena salah menjawab.

"Kau ingin kabur? "

"Kalau iya kenapa? Bukan urusanmu" ujar Seungmin tegas.

"Baiklah terserahmu tapi kunci mobilmu ada padaku" Minho menggoyang kecil kunci mobil milik Seungmin dengan seringai kecilnya.

"Kembalikan" Seungmin menghampiri Minho ingin merebut kunci miliknya tetapi Minho menaikkan tangannya ke atas agar Seungmin tidak bisa menjangkaunya.

"Kau tidak boleh keluar" Minho melemparkan kuncinya asal kemudian mengangkat tubuh Seungmin seperti mengangkat karung beras.

"Turunkan aku! Kau! Ambil kembali kunciku! " seru Seungmin membuat telinga Minho sakit karena teriakannya tepat didepan telinganya.

"Hei! " Minho tetap diam sampai didepan lift Minho menekannya sembari menunggu lift turun tangan jahil Minho menepuk pantat yang berada di sampingnya.

"Pria mesum! Kau akan ku laporkan! " seru Seungmin lagi, telinganya memerah karena menahan marah dan malu.

"Ohh aku takut~" balas Minho kemudian tertawa geli, Seungmin yang berada di balik punggung Minho membalas perbuatan lelaki itu, tangannya memukul keras pantat atas Minho.

Plak

"Yaa! Tanganmu! " pekik Seungmin karena setelah tangannya memukul pantat Minho lelaki itu membalasnya dengan cepat.

"Kenapa? Ayo pukul lagi, pantatmu sangat nyaman ditanganku" goda Minho santai sampai mereka berada di depan kamar Minho, Seungmin menghela nafasnya karena gagal untuk keluar dari mansion Minho.

"Kunciku! " seru Seungmin setelah duduk kembali di kasur.

"Tidak akan kukembalikan sebelum kau benar-benar sehat, jangan berharap bisa kabur Kim Seungmin. Kau tidak bisa keluar dariku" Minho tersenyum yang terlihat menyebalkan dimata Seungmin.

"Kau tidak marah? " Minho menaikkan sebelah alisnya tanda tidak tahu.

"Itu... Soal Han Jisung" ralat Seungmin lagi.

"Kau masih ingat tentang itu" Minho menyeret kursi yang terletak di sudut kamarnya kemudian mendudukinya tepat didepan Seungmin. Seungmin memainkan jarinya, dirinya tiba-tiba merasa gugup terlebih lagi Minho dengan terang-terangan menatapnya.

"Jujur saja, aku tidak akan marah" Minho menopang dagunya, telinganya sudah siap mendengarkan si manis dihadapan nya ini. Seungmin awalnya ragu tapi jika ia kembali berbohong bukankah masalahnya akan semakin panjang? Terlebih lagi Seungmin belum melihat atau berkomunikasi dengan Jisung dari kemarin, sebenarnya kemana pemuda yang mirip seperti tupai itu?

Mulut Seungmin mulai bergerak menjelaskan semua yang terjadi dari awal tanpa penambahan atau pengurangan kata, Minho dengan setia mendengarkan terkadang dirinya menahan hasrat ingin menggigit Seungmin karena cara menjelaskan Seungmin sangat lucu tapi bisa Minho mengerti.

"Jadi, kau setuju hanya karena stroberi juga tiket konser? " Seungmin dengan polosnya mengangguk, Minho terkekeh.

"Lalu, apa Jisung menepatinya? " tanya Minho

"Dia akan menepatinya kalo aku berhasil membatalkan perjodohannya" jawab Seungmin pelan merasa apa yang dilakukannya sia-sia.

"Kau tidak melakukan sesuatu pada Jisung kan? " tanya Seungmin curiga, tidak mungkin Minho tidak akan melakukan apa-apa setelah tau dia dibohongi seperti ini.

"Apa yang harus aku lakukan padanya? " Minho tak berniat menjawab.

"Kau tidak mungkin tidak melakukan apa-apa"kekeh Seungmin soalnya Minho dimatanya ini sungguh jahil, menyebalkan dan juga mesum. Meski saat ini Seungmin masih bertengkar dengan Jisung, ia tidak mau sahabatnya itu kenapa-napa.

"hmm? Apa aku pernah melakukan ini padanya? " Minho berdiri kemudian menarik tangan Seungmin sampai wajah mereka saling berdekatan.

"M-mana aku tau! Kau memang mesum! " Seungmin mendorong Minho karena kaget.

"Apa itu urusanmu kalau aku melakukan sesuatu pada temanmu itu? " tanya Minho kembali duduk.

"Tentu! Dia sahabatku dan jika kau berani menyentuhnya maka kau harus berhadapan denganku! " sarkas Seungmin bertindak seolah seperti pelindung seorang Han Jisung.

"Kalau aku berhadapan denganmu berarti aku boleh menyentuhmu sesukaku bukan? " Minho tiba-tiba menerjang Seungmin sampai empunya kaget dan terbaring dengan Minho di atasnya yang bergerak menggelitik tubuh Seungmin.

"Ya! Berhentihhh! Haha! Hei! " Seungmin mendorong Minho menjauh tetapi tenaganya tidak kuat karena gelitikan Minho membuatnya lemas terlebih lagi kondisinya yang belum sepenuhnya pulih.

Setelah puas Minho bangkit menjauh dari Seungmin yang sudah terbaring lemas dengan wajah yang memerah karena tertawa.

"Istirahatlah, aku akan memberikan penilaian hasil makalahmu nanti" Minho mengecek suhu tubuh Seungmin yang masih hangat.

"Aku ingin pulang" Seungmin hendak berdiri namun Minho dengan tatapan yang tajam membuat Seungmin tak berkutik.

"Akan kuhancurkan mobilmu jika berani keluar dari mansion ini, aku tidak bermain-main dengan ucapanku" ujar Minho mengubah nada bicaranya.

"Ck, baiklah" Minho menampilkan senyum tipisnya.

"Tapi aku ingin mandi" ujar Seungmin pelan.

"Aku akan menyuruh maid menyiapkan nya, ingin mandi bersama? " tanya Minho kembali menggoda Seungmin.













Tbc

Nge goda bngt emang pak Minho iniiii :v

IGNORANCE {2MIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang