Bab 2

684 50 0
                                    

"Aku menolak permintaan pembatalanmu ini Han Jisung" ujar Minho menampilkan senyum tampannya pada Seungmin.

"Kau harus menerimanya, jangan memaksa seseorang untuk menerima keinginanmu"balas Seungmin, Minho bersiul terkesan dengan perkataan Seungmin.

"Aku akan tetap menolak permintaanmu" Seungmin yang kesabarannya sudah habis itu berdiri dari duduknya.

"Dengar ya tuan! Aku tetap ingin membatalkan perjodohan konyol ini, kau masih bisa mencari pasangan yang lebih cocok untukmu, bukan hanya aku saja yang ada didunia ini" sarkas Seungmin kemudian pergi begitu saja setelah mengeluarkan apa yang ia tahan sedari tadi. Sesuai rencana Jisung, jika rencana A yaitu saat Seungmin meminta membatalkan perjodohan ini lalu Minho menerimanya tidak berhasil maka Jisung menyarankan rencana B, jika Minho menolaknya maka Seungmin boleh mengatakan apapun pada Minho asal penyamarannya tidak terbongkar dan melarikan diri jika Minho mulai memperpanjang masalah.

Seperti dugaan Seungmin, rencana A gagal maka rencana B yang kini Seungmin jalani. Minho yang melihat Jisung alias Seungmin pergi segera menyusulnya.

"Tunggu dulu, Han Jisung! " seru Minho memgejar. Saat diluar restoran Seungmin berhenti kemudian berbalik dan ternyata Minho sudah berdiri didepannya dengan tatapan dingin.

"Aku tidak menyuruhmu untuk pergi Han Jisung" ujar Minho dingin, Seungmin yang melihat perbedaan dari Minho sedikit gugup kemudian matanya melihat sekitar berharap taksi melewati tempatnya. Sepertinya keberuntungan berpihak pada Seungmin, dari jarak beberapa meter terlihat sebuah taksi yang mengarah ke tempatnya. Seungmin melambai kemudian menatap Minho tajam.

"Dengar, jika kau mengadu pada orang tuaku kuanggap kau pengecut dan pria lemah! " seru Seungmin sebelum menyebrang untuk menaiki taksi yang baru saja berhenti, kali ini Minho tidak mengejar nya dan membiarkan Seungmin pergi. bibirnya tertarik membentuk seringai.

"Pengecut? Lemah? Haha, berani sekali mengatakan itu padaku puppy" Minho kembali ke restoran untuk mengambil barangnya.

•••


Keesokan harinya, Seungmin memakai pakaian untuk melayat ke tempat wali dosennya setelah sampai dirumah dosennya banyak bendera dan bunga disana bahkan terdengar beberapa tangisan dari dalam rumah wali dosennya. Dengan memegang bunga Seungmin berjalan memasuki area depan rumah dosennya dan bertemu dengan Felix dan Jeongin, teman sekelasnya.

"Kalian berdua sudah masuk? " tanya Seungmin. Jeongin dan Felix mengangguk.

"Kau tidak bersama Jisung? " tanya Jeongin, baginya Jisung dan Seungmin itu seperti upin dan ipin yang selalu ada bersama kemana-mana.

"Aku lupa memberitahunya" ujar Seungmin.

"Kau ini" Jeongin terkekeh.

"Hyunjin juga baru tiba, dia ada disana masuklah bersamanya" ujar Felix menunjuk sosok Hyunjin yang baru saja tiba.

"Halo Seungmin" sapa Hyunjin dengan senyumannya.

"Hai, ingin masuk bersama? " ajak Seungmin, Hyunjin mengangguk kemudian mereka berdua beriringan memasuki rumah wali dosen mereka mengabaikan keberadaan Jeongin dan Felix.

"Sepertinya dunia hanya milik mereka berdua" cibir Felix merasa terabaikan, Jeongin tertawa pelan mendengar itu.

"Berdua siapa? " tanya seseorang dari belakang Felix.

IGNORANCE {2MIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang