Bab 31

494 35 0
                                    


"Ughh" Seungmin melenguh sembari membuka matanya, pandangan yang pertama Ia lihat adalah punggung lebar dari Minho yang membelakangi nya. Seungmin melihat sekitar, Ia terbaring di ruang tamu dan apa ini? Bagaimana bisa kasurnya bisa ada diruang tamu?

"Sudah bangun? " tanya Minho, Seungmin memutar bola matanya malas.

"Seperti yang kau lihat" Seungmin membenarkan posisinya menjadi setengah duduk kemudian meraba dahinya yang terasa terhalang sesuatu.

"Jangan menyentuhnya atau saya perparah" ucap Minho formal secara tiba-tiba meski nadanya terdengar santai. Hening beberapa menit sampai Minho kembali bersuara.

"Ingat apa perintah saya? " tanya Minho masih formal, mata dan jarinya sibuk berkutat dengan laptop.

"Lagipula aku tidak bisa menahannya" ujar Seungmin tau apa yang Minho bicarakan.

"Kenapa tidak bilang pada saya? Padahal baru beberapa menit ditinggal tetapi dahimu itu sudah tertambal" ucap Minho mengalihkan perhatiannya bahkan menunjuk dahi Seungmin.

".... " Minho masih sabar menunggu jawaban dari Seungmin.

"Maaf" ucap Seungmin tidak mau memperpanjang masalah, lagipula cuman masalah kecil dan Minho malah akan membuatnya menjadi masalah besar.

"Hmmm" Minho kembali ke kegiatannya.

Seungmin kembali berbaring meraih remote TV ingin menyalakannya tetapi tangan Minho dengan cepat merebutnya. Ia ingin kembali merebutnya tetapi melihat wajah datar juga aura yang tidak mengenakkan dari Minho membuat nya diam saja terbaring menatap langit-langit ruangan.

Hening kembali, 10 menit Seungmin mulai bosan ingin bermain dengan ponselnya tetapi ponselnya sekarang ada dikamarnya dan Seungmin sedang dalam mode malas atau takut kena omelan dan hal yang dilakukan Minho nanti jika Ia bergerak.

"Tunggu, kenapa aku harus takut?" fikir Seungmin kemudian bangkit dari tidurnya menapakkan kakinya ke lantai.

"Satu kaki turun lagi saya rampas alat berjalanmu itu" Seungmin menatap Minho yang tidak menatapnya balik, ada apa dengan pria mesum ini? Cara bicara yang formal membuat Seungmin tidak nyaman apalagi hatinya.

Seungmin tidak memperdulikan ucapan Minho, dia meraih alat bantu berjalannya dan pergi ke kamarnya secara perlahan. Minho hanya melirik kemudian sibuk kembali.

Cklek

Cklek

Alis Seungmin mengernyit. Kenapa pintu kamarnya terkunci?

"Lee Minho itu... " Seungmin menutup matanya sebentar, ini pasti ulah Minho yang mengunci kamarnya. Mau tak mau Seungmin kembali lagi ke ruang tamu dan kembali berbaring dikasur.

"Menyebalkan" ucap Seungmin kesal Minho tidak membalas.

Kembali hening sampai 1 jam, mata Seungmin hanya terbuka melamun menatap sekitar sesekali menatap jendela dan jam yang menunjukkan pukul 5 sore. Merasa lapar Seungmin ingin ke dapur tetapi apa Ia sendiri bisa memasak dalam keadaan saat ini? Meminta Minho? Tidak, tidak akan pernah sama sekali.

"Kapan dia pergi" gumam Seungmin menatap punggung lebar Minho.

Saat itu juga Minho tiba-tiba berdiri menutup laptopnya menyingkirkan kertas yang entah apa isinya itu Seungmin tidak tau dan tidak peduli.

Minho beranjak menuju ke pintu apartemen membuka pintu kemudian meraih plastik besar berisi Chiken juga beberapa cola didalamnya.

Minho ke dapur memindahkannya ke piring dan membawanya ke ruang tamu kemudian menduduki sofa menyimpan piring itu dimeja dan memakannya dengan tenang sembari memainkan ponselnya.

IGNORANCE {2MIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang