Bab 33

509 46 2
                                    

Hari demi hari berlalu, hari senin para Mahasiswa mulai kembali masuk ke Universitas setrika liburan yang tidak panjang juga tidak pendek.

"Kau bisa berjalan? " tanya Jeongin, Ia berangkat bersama Seungmin menggunakan mobil milik Seungmin. Tidak sia-sia Jeongin belajar mengendarai mobil saat liburan.

"Bisa" Seungmin membuka pintu mobilnya menapakkan kedua kakinya ke tanah, sudah 2 hari Seungmin tidak memakai alat bantu berjalannya karena kakinya semakin membaik.

Jeongin berjaga dari samping, jaga-jaga jika Seungmin tiba-tiba terjatuh maka Ia sigap bertindak.

"Tidak papa? Caramu berjalan sedikit pincang" tanya Jeongin khawatir, giginya mengetat disetiap Seungmin melangkah saking was-was nya.

"Ck, tidak papa! Lihat" geram Seungmin, Jeongin cerewet terus membicarakan hal yang sama sedari tadi.

"Kan aku khawatir" dengus Jeongin. Saat mereka ada ditangga untuk ke lantai dua letak dimana kelas mereka berada Seungmin ragu ingin berjalan naik sendiri dan di satu sisi Ia tidak mau merepotkan Jeongin lebih banyak.

"Bisa naik? Perlu kubantu? " ucap Jeongin menawarkan diri.

"Aku bisa sendiri" Seungmin dengan percaya dirinya menaikkan satu kakinya dilanjutkan dengan kaki satunya lagi, awalnya tidak ada masalah sampai di anak tangga ketiga Seungmin merasakan sengatan di kakinya, terasa sakit.

"Sudah kubilang kan, jangan bandel kalo dibilangin" ujar Jeongin memegangi Seungmin.

"Aku tidak akan kuat menggendongmu, lihat sepertinya berat badanmu bertambah" lanjut Jeongin.

"Aku tidak gendut! Cepatlah" kesal Seungmin.

"Padahal aku tidak mengatakan gendut, sensitif sekali" Jeongin mendengus.

"Ada apa? Kenapa kalian berdua masih diluar? " Hyunjin yang ingin ke kelasnya berpas-pasan dengan Seungmin dan Jeongin.

"Kenapa dengan kakimu? Apa terluka? " Hyunjin memandangi kaki Seungmin yang tidak memakai sepatu karena masih tidak diperbolehkan dan Seungmin hanya memakai sandal untuk berjalan-jalan.

"Pas sekali, Kak Hyunjin bisa gendong Seungmin ke kelas? Akus tidak akan kuat menggendong nya" ucap Jeongin ragu apa Hyunjin mau atau tidak.

"Baiklah, aku bisa" Hyunjin tersenyum menerima, Seungmin pasrah saja merepotkan Hyunjin dan melirik Jeongin yang biasa saja.

"Pegang yang erat" Hyunjin menggendong Seungmin dari belakang, Jeongin memegangi tas Seungmin juga Hyunjin. Mereka berjalan menaiki tangga sampai tiba dikelas Seungmin dan Jeongin saat itulah Minho muncul untuk mengajar dikelasnya Seungmin.

Mereka saling pandang dengan Minho yang mempersilahkan Hyunjin untuk masuk dengan ekspresi tenang.

"Istirahat nanti aku akan kembali kesini" ujar Hyunjin setelah mendudukkan Seungmin.

"Tidak usah itu merepotkan" tolak Seungmin halus.

"Tidak, aku tidak kerepotan. Tunggu aku nanti ya? " Seungmin mengangguk pelan setelah melirik Jeongin.

"Terimakasih Kak, maaf merepotkan" ucap Seungmin menampilkan senyumnya.

"Tidak papa, kalau begitu aku pergi ya" pamit Hyunjin setelah mengambil tas nya dari Jeongin kemudian membungkuk pada Minho.

Minho menatap kepergian Hyunjin sejenak kemudian kembali fokus ke para Mahasiswa didepannya.





Jam istirahat seperti perkataan Hyunjin, Seungmin dan Jeongin sedang menunggunya. Tiba-tiba, Minho datang membuat Seungmin heran.

IGNORANCE {2MIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang