Bab 12

636 49 2
                                    

"Jangan mendekat" Seungmin melotot kala Minho dengan bagian tubuh atasnya yang tidak tertutup apa-apa itu menaiki kasur disebelahnya. Sebelum pergi mandi tadi Minho sempat menggodanya dengan mengajak nya mandi bersama dan berakhir Seungmin melemparkan bantal pada wajah tampan Minho tak peduli jika Minho adalah wali dosennya.

"Apa? Aku hanya ingin mengambil ponselku saja" tangan Minho merayap ke bawah bantal kemudian meraih benda canggih di bawah bantal itu.

"Apa kau ingin sekali melakukan itu? " tanya Minho

Seungmin memalingkan wajahnya malu, telinganya terlihat merah dari mata Minho.

"Siapapun juga akan berfikiran seperti itu padamu, cepat pakai bajumu! " ujar Seungmin tak melihat Minho.

"Jika aku memakai baju, apa aku bisa memelukmu? " Minho masih berdiri diam.

"Dalam mimpimu! Lebih baik aku memeluk beruang daripada memeluk mu! Berhentilah membuatku kesal, kau sungguh menyebalkan! " omel Seungmin membuat tawa Minho terdengar.

"Baiklah puppy" Minho akhirnya menyudahi jahilnya lagi pada Seungmin.

"Dimana kamar tamu? " tanya Seungmin setelah Minho berpakaian.

"Ada di lantai bawah, kenapa? " Seungmin tidak menjawab malah beranjak turun dari kasur.

"Mau kemana? " Lagi-lagi Seungmin hanya diam sampai didepan pintu kamar Minho Seungmin membuka pintunya
Kemudian menatap sang pemilik kamar.

"Aku tidak ingin terus bersama pria mesum sepertimu, meski kau adalah wali dosen tapi kau dimataku adalah pria mesum" Minho sontak berlari membuat Seungmin keluar dari kamar Minho dengan terbirit-birit. Mereka berdua saling mengejar sampai didepan lift Seungmin bisa bernafas lega karena Minho tidak berhasil masuk menyusul nya.

"Faktor usia"ujar Seungmin bangga, menurutnya Minho berlari lambat karena faktor usia mereka. Bukankah semakin tua pergerakan akan semakin lemah dan lambat?

Sementara Minho yang melihat pintu lift tertutup menatap nya dengan datar kemudian ia berlari menuruni tangga dengan cepat. Jangan meremehkan kecepatannya, kakinya bahkan sanggup mengimbangi pergerakan lift.

"Tidak akan kubiarkan kau lolos Kim Seungmin, kuterima permainan kejar-kejaranmu ini" sesampainya di anak tangga terakhir saat itu juga pintu lift terbuka. Dari pandangan Minho dapat dilihat raut wajah terkejut dari Seungmin.

Dengan nafasnya yang tersenggal Minho kembali berlari sementara Seungmin entah apa yang dipikirkannya ia malah keluar dari lift bukan menekannya lagi dan kembali ke kamar Minho lalu menguncinya. Bukankah itu sangat mudah?

"Kenapa kepalaku terasa pusing" Seungmin berlari cukup lambat kali ini bahkan Minho bisa menyusulnya.

"Apa ini kamarnya? " Seungmin membuka pintu bercat hitam yang ada didepannya itu.

"Mau kemana hm? Kau sudah tertangkap Kim Seungmin" Minho memegang kedua bahu Seungmin dari belakang.

"Lihat, kau belum sembuh. Ck, merepotkan" Seungmin hanya diam sampai Minho menggendongnya seperti menggendong karung beras bahkan mengabaikan pusing dikepalanya sampai kembali ke kamar Minho Seungmin masih bungkam.

"Tidur" perintah Minho merasa aneh pada sosok didepannya yang tiba-tiba membisu. Tangan Minho menempel pada dahi Seungmin, suhu tubuhnya masih hangat.

Tak membantah ucapan Minho, Seungmin memejamkan matanya tanpa banyak perlawanan seperti yang selalu dilakukannya, kepalanya terus terngiang-ngiang yang dilihatnya pada ruangan dengan pintu hitam tadi.

"Kenapa ada foto Han Jisung disana? "

°°°

Seungmin kembali ke universitas setelah 2 hari absen karena Minho tentu saja yang terus menahannya untuk tetap di mansion sampai benar-benar sembuh. Tapi Seungmin memberi syarat saat itu.

IGNORANCE {2MIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang