Setelah 2 hari di rawat, tian sudah jauh lebih baik, namun dia harus banyak istirahat, di ruang rawat tian banyak teman tian dan juga chika, mereka memang sengaja menemani chika untuk menjaga tian, karena tadi pagi sampai siang tian di jaga oleh aya seharian makannya tian menyuruh mamahnya untuk pulang dan istirahat.
"Makasih kalian udah mau datang ke sini buat nemenin chika, sebenarnya saya juga tau ch
ika sedang sibuk, tapi dia tetap memaksa untuk jagain saya" Ucap tian pada mereka, dan mereka hanya tersenyum saja, sedang kan chika dia sedang tidur di kasur samping sofa, karena dia juga baru istirahat
"Santai ajh Chris, kita semua kan teman, jadi nga boleh sungkan" Ucap ashel pada tian, tian mengangguk saja
"Oh iya soal opa Jonathan dan Indira gimana? " Ucap tian pada zean dan aldo, mereka ber 2 menghembuskan nafasnya pelan
"Mereka ber 2 di tahan di kantor polisi Chris, dan tinggal menunggu persidangan nanti, gue sebenarnya nga nyangka Indira bisa seberani itu buat ngebunuh tuan Jonathan" Ucap aldo pada tian, tian pun melihat ke arah chika
"Dan loe, kenapa loe bisa menebak kalau Indira akan melakukan hal itu pada tuan Jonathan? " Ucap zean pada tian, tian diam sejenak
"Awalnya saya melihat ada benda di balik cardigan yg dia pakai Indira, dan saya merasa benda itu tidak asing dan ternyata benar tebakan saya kalau itu sebuah pistol, setelah mengetahui Indira membawa senjata itu, saya berusaha untuk ada di samping opa Jonathan, karena saya sebenarnya tidak mau ada kejadian yg saya fikir kan dan saya juga tidak menyangka Indira sebegitu dendam nya sama opa, sampai bisa melakukan hal itu, jadi saat Indira melepaskan tembakan nya pada opa, saya merasa bukan hal yg bisa menyelesaikan masalah makannya saya berani pasang badan saya untuk menyelesaikan masalah ini dan yah, sekarang ke 2nya di tahan di kantor polisi karena ke egois an mereka "ucap tian menjelaskan pada teman2nya
" Apa sedeket itu hubungan loe sama Indira Chris? "Ucap jessi pada tian karena dia sangat penasaran, tian melihat ke arah chika yg masih tertidur
" Dari kecil saya sudah mengenal Indira, namun saya tidak pernah tau kalau dia anak dari om vito, saya tau dia itu karena dia anak dari teman mamah saya, singkat cerita hubungan pertemanan kita semakin membaik saya yg selalu menganggap nya seperti adik saya, dan menyayangi nya seperti saya menyayangi marsha, ketika mamahnya meninggal, dia sempat depresi lama, dan saya pada waktu itu yg selalu menemani nya untuk bangkit kembali, setelah semua sudah kembali, saya harus kembali ke Jakarta untuk melanjutkan bisnis papah saya, di satu sisi saya tidak tega meninggalkan dia di bandung sendiri an, karena bahkan ketika mamahnya Indira meninggal om Vito sama sekali tidak pernah hadir, makanya saya selalu berusaha menjaga nya dari jauh, dan fakta ketika tau bahwa dia anak dari orang yg sudah membunuh ayah saya, bahkan sedikit pun saya tak pernah marah dan kecewa padanya karena itu bukan salahnya, namun berbeda dengan Indira yg mungkin merasa semuanya meninggal kan dia dan itu ulah dari opa Jonathan dia berniat untuk membunuh opa, namun itu bukan hal yg mudah bukan, dan sampai akhir nya kemarin dia benar2 melakukan itu pada opa Jonathan"ucap tian menceritakan soal Indira, teman2 nya pun cukup tertegun dengan cerita tian, tian melihat chika yg sudah mulai bangun pun tersenyum, chika melihat sekeliling yg ramai dengan teman2nya
"Wedeh nona muda sudah bangun nona? " Ucap ashel pada chika, chika masih berusaha mengumpulkan nyawanya, tian hanya menggeleng saja, chika pun bangun dan pergi ke kamar mandi
"Cwe loe kenapa dah Chris? " Ucap zean pada tian, tian hanya menggeleng saja sambil tersenyum tipis, tak berselang lama chika kembali dan duduk di kursi samping tian
"Maaf yah aku tidurnya kelamaan" Ucap chika pada tian, tian pun tersenyum dan mengangguk sambil mengelus Kepala chika
"Nga papa harusnya kamu juga istirahat ajh di rumah, kamu juga pasti cape kan" Ucap tian pada chika, chika pun tersenyum pada tian
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard Ganteng
General Fiction"saya hanya seorang bodyguard nona yessica," Christian