Ini kisah ku, yang akan ku ceritakan pada dunia bahwa aku memiliki seseorang yang paling berharga dan sempurna dalam hidupku. Aku beruntung bisa mengenal nya, dan bahkan memiliki nya walau hanya sebentar. Tapi hidup ku penuh arti dan berwarna ketika dia menemaniku, dan aku tak pernah kecewa bisa bertemu dengan nya. Walau nanti dia harus kecewa karena sudah bertemu dengan orang sepertiku.
Kota bandung yang dingin dengan penuh kenangannya itu benar-benar membuat ku susah untuk melupakan semua hal yang sudah berlalu. Bak di dalam sebuah buku yang hanya tertulis dengan tulisan yang kemudian menjadi kenangan.
Tapi kenangan itu tidak akan pernah bisa menghilang jika buku itu yang terbakar habis. Karena kenangan itu sendiri teringat jelas di benak ku, tak bisa di lupakan sekalipun hilang ingatan.
Dan inilah kisah ku, yang akan dimulai saat aku akan menceritakannya. Semoga saja kalian tidak memiliki kisah yang sama seperti ku, karena kisah ini... Aku hanya ingin diriku dan dirinya yang berada di sana. Tak boleh ada orang lain yang memiliki cerita yang sama seperti aku dan dia.
Karena kisah ini... Istimewa untuk ku, dan... Mungkin juga untuk dia.
~ • ~
Adiaratna Reina Chandrawinata, adalah seorang siswi baru yang baru saja pindah sekolah. Sekaligus juga dia pindah rumah dari Surabaya ke bandung karena pekerjaan orang tuanya. Dia anak tunggal di keluarga nya, satu-satunya anak gadis yang paling di sayangi oleh ibu dan ayahnya. Dia lebih sering di panggil Rere oleh orang tuanya, tapi teman-temannya di sekolah lebih sering memanggil nya dengan nama Reina.
Pagi ini Reina keluar dari dalam rumah nya untuk berangkat ke sekolah sambil di antara oleh sang ayah. Sebelum masuk kedalam halaman sekolah, Reina berpamitan terlebih dahulu sambil menyalami tangan sang ayah.
"Assalamualaikum, ayah."
"Wa'alaikumsalam, belajar yang rajin ya."
Kini Reina berjalan di halaman sekolah, sedangkan ayahnya sudah berlalu pergi dari sana untuk berangkat kerja.
Reina bukanlah dari keluarga yang ada, tapi sederhana. sang ayah hanya bekerja sebagai pengelola kebun teh di bandung dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa.
Reina punya cita-cita, yaitu menjadi seorang dokter. Agar nanti dia bisa menyelamatkan banyak orang yang sakit. Awalnya dia punya cita-cita menjadi seorang guru ketika dia berumur 12 tahun yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 6. Tapi seiring nya waktu cita-citanya jadi berubah-ubah. Seperti sekarang dia malah ingin menjadi dokter.
Setiba di dalam kelas Reina duduk di tempatnya. Dia datang agak awal dikit karena hari Senin selalu mengadakan upacara bendera di lapangan. Jika saja terlambat Reina harus mendapatkan hukuman, tapi dia tidak ingin hal itu terjadi, makanya kenapa dia selalu rajin dan awal saat ke sekolah.
Upacara bendera mulai berlangsung, semua murid mulai berbaris rapi di lapangan. Setelah semua persiapan upacara selesai, barulah upacara tersebut berlangsung. Di tengah-tengah upacara berlangsung, 5 orang siswa di bawa ke depan lapangan karena sudah bolos dan tidak merapikan seragam mereka.
"Haduh, dia lagi dia lagi, baru juga di skors sama kepala sekolah, sekarang malah berulah lagi." Ujar Nanda tak habis pikir.
"Siapa?" Tanya Reina penasaran.
"Itu, Reihan. Anak 11 IPS 2."
"Yang mana?"
"Yang sebelah kiri paling ujung."
KAMU SEDANG MEMBACA
⟨04⟩ Bandung 1989 [END]✓
Teen FictionHai Reina, bagaimana kabar mu? Kau rindu dengan ku atau tidak? Di sini aku masih menunggumu, karena aku sendiri sangat merindukanmu. Aku payah dalam menulis sesuatu seperti ini, tapi aku harap kau bisa memahami perasaan ku melalui tulisan ku ini. ...