Hari itu aku membuat kesalahan, seharusnya aku tidak datang dan memperburuk keadaan. Namun aku juga tak mau Reihan terluka, aku mengkhawatirkannya. Maka itu kenapa aku datang kesana, tapi dia malah memarahi ku karena marah. Dan ujung-ujungnya Reihan juga terluka karena melindungi ku. Aku juga menyesal karena sudah datang ke sana, karena aku Reihan terluka.
Aku minta maaf karena sudah mengganggu mu secara berlebihan, mungkin karena aku terlalu menyukaimu. Ku harap kamu tak akan kesepian di saat tak ada orang yang mengganggu mu lagi.
Reina, 1989
~ • ~
Reihan baru aja selesai bermain basket dengan teman-temannya. Saat kakinya ingin melangkah, tetiba Reihan melihat Reina yang berdiri di depannya sambil membawakan handuk kecil dan air mineral, sengaja dia memberikannya pada Reihan.
Dengan penuh senyuman, Reina menyodorkan handuk kecil dan air mineral itu kepada Reihan. Dan Reihan hanya melihatnya saja.
"Ini minum buat kamu, pasti kamu haus kan ya." Memberikan air mineral itu kepada Reihan sambil tersenyum.
Reihan tidak langsung mengambilnya, dan Reina tau pastinya Reihan akan menolak pemberian dari nya, maka itu Reina langsung memegang tangan Reihan dan meletakkan botol air mineral itu di atas telapak tangan Reihan. Reflek Reihan juga memegangi botol air mineral itu.
"Dan ini juga, handuk kecil. Buat lap keringatnya." Senyum Reina, memberikan handuk kecil itu kepada Reihan.
Sejenak Reina tersenyum menatap ke arah Reihan, sebelum akhirnya pergi dari sana. Reihan yang masih di sana hanya terdiam di tempatnya sambil menghela nafas panjang. Lalu kemudian Reihan pergi dari sana untuk beristirahat.
~ • ~
Di kantin Reihan dan teman-temannya memesan makanan karena sudah lapar, tak butuh waktu lama pesanan mereka datang. Reihan langsung menyantap makanannya yang sesekali meminum minumannya. Botol air mineral yang dia dapatkan dari Reina tadi belum dia buka-buka.
Dan di detik itu juga Rian yang tak sengaja kesedak kuah mie langsung mengambil botol air mineral itu dan dia buka. Setelah meneguk beberapa kali air di dalam botol itu barulah Rian merasa sedikit lebih baik.
"Hampir mati aku." Ujar Rian, menutup kembali botol air mineral itu.
"Makanya kalo makan itu pelan-pelan, ini udah kayak orang gak makan setahun kau." Ujar Rio sambil tertawa.
"Tapi cuy, itu kan air punya si Reihan kamu ambil." Sahut Akel, menunjuk ke arah botol air mineral di depan Rian.
Sontak Rian terkejut dan baru menyadari hal itu. "Aduh aduh, sorry An. Gak sengaja aku." Ujar Rian tak enakan. "Yodah aku beli baru aja ya." Sambung Rian yang ingin bangun dari tempatnya.
Namun Reihan langsung membuka suara yang membuat Rian terduduk kembali di tempatnya.
"Gak usah, lagian itu minum dari cewek itu. Bagus sih udah kamu minum." Ujar Reihan dengan entengnya.
"Jadi nih gak perlu ku beli yang baru?" Tanya Rian memastikan. Dan Reihan hanya mengangguk.
Kini mereka semua kembali makan, setelah makan mereka sempat duduk sambil nongkrong sebentar di sana. Reihan hanya terdiam mendengar cerita dari teman-temannya, sebelum akhirnya Dika membahas soal mereka yang ingin menyelesaikan masalah salah paham itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/369930471-288-k948736.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
⟨04⟩ Bandung 1989 [END]✓
Ficção AdolescenteHai Reina, bagaimana kabar mu? Kau rindu dengan ku atau tidak? Di sini aku masih menunggumu, karena aku sendiri sangat merindukanmu. Aku payah dalam menulis sesuatu seperti ini, tapi aku harap kau bisa memahami perasaan ku melalui tulisan ku ini. ...