Siang ini Reina sibuk berada di dapur, dia mengadon banyak bahan kue sendirian tanpa di bantu oleh Bi Anum ataupun ibunya. Katanya dia ingin membuat kue itu untuk seseorang, jadi dia tidak ingin ada campur tangan dari orang lain.
Setelah adonan tercampur rata, Reina menyediakan alat cetak. Menaruh adonan itu di dalam loyang kecil lalu menggiling nya menggunakan rolling pin, melihat adonan sudah rata menjadi agak tipis, Reina menekankan alat cetak berbentuk love itu di atas adonan. Lalu mengangkat nya hati-hati agar kue tersebut tidak rusak.
Beberapa kue yang sudah di cetak terisi penuh di atas loyang yang lumayan besar. Ada 4 loyang yang sudah terisi. Agar kegiatannya itu tidak lama selesai Reina menghidupkan oven di atas kompor untuk memanggang kue kering tersebut. Beberapa menit setelah oven itu panas barulah Reina memasukkan loyang berisikan adonan kue yang sudah di cetak itu kedalam oven.
Beberapa menit berlalu, akhirnya kue yang dia panggang itu matang juga. Ada sekitar 3 jam Reina di dapur hanya untuk membuat kue tersebut, dan akhirnya sekarang selesai. Kini Reina beralih membungkus kue kering tersebut di dalam toples plastik. Ada banyak varian bentuk yang dia isi kedalam toples itu. Dia menyusunnya dengan sangat rapi dan penuh perasaan agar susunan kue tersebut terlihat rapi dan bagus.
Ada 3 toples plastik yang sudah terisi penuh, namun ada sebagian yang tinggal untuk di simpan di rumah saja karena isinya hanya tinggal setengah doang. Reina membawa tiga toples itu kedalam kamar, memasukkan toples plastik berisikan kue kering itu kedalam plastik putih, dia melapisi satu plastik lagi agar ketahanan plastik itu lebih kuat.
Selesai membungkus kue, kini dia merapikan semua barang yang sudah dia pake tadi di dapur. Namun saat dia tengah membereskan dapur tetiba Bi Anum datang.
"Neng ada den Andre di depan." Ujar Bi Anum.
"Tolong suruh tungguin di depan dulu nya Andre nya, Rere mau rapihin ini dulu bentar." Jelas Reina.
"Siap neng." Bi Anum pergi dari sana untuk kembali ke depan memberitahu Andre untuk menunggu sebentar.
Reina telah menyelesaikan tugasnya, kini dia mencuci tangan dulu sebelum pergi ke depan. Selesai dengan itu barulah Reina berjalan ke arah depan. Setiba di sana dia melihat Andre yang sedang duduk di sofa. Andre yang menyadari kehadiran Reina di sana bangkit dari tempatnya.
"Ada apa, An?" Tanya Reina penasaran.
"Nanti malam aku ngadain pesta ulang tahun, jadi aku mau ngundang kamu ke rumah ku." Jelas Andre.
"Oh ya?" Ujar Reina agak kaget dan Andre mengangguk sebagai jawaban. "Jam berapa?" Sambung Reina.
"Jam delapan-an."
"Ohh, oke nanti malam aku bakal datang."
"Serius ya?"
"Iya." Angguk Reina.
"Oke, kalo gitu di tunggu kedatangannya." Senyum Andre.
"Iya, An." Ujar Reina, membalas senyuman nya. "Eh masuk dulu atuh, biar aku buatin teh." Sambung Reina, menyuruh Andre untuk mampir dulu.
"Lain kali aja, soalnya ini mau jemput bunda sama Rean lagi di rumah Pak Mahdi."
"Ah gitu ternyata, oke deh. Hati-hati di jalan ya."
"Iya."
Setelah obrolan itu berakhir, Andre menaiki mobil nya, keluar dari halaman rumah Reina. Sebelum pergi Andre sempat melambaikan tangan, dan Reina membalas lambaian tersebut. Hingga akhirnya Andre pergi dari sana menuju ke tempat Pak Mahdi untuk menjemput ibu dan adiknya.
~ • ~
Malam pun tiba, Reina sedang bersiap-siap untuk berangkat pergi ke rumah Andre. Aduh, Reina baru teringat kalo dia tidak di beri izin keluar malam oleh ayahnya. Seketika itu juga Reina menjadi panik, mana dia sudah janji lagi bakal datang ke acara ulang tahun nya Andre.
KAMU SEDANG MEMBACA
⟨04⟩ Bandung 1989 [END]✓
Ficção AdolescenteHai Reina, bagaimana kabar mu? Kau rindu dengan ku atau tidak? Di sini aku masih menunggumu, karena aku sendiri sangat merindukanmu. Aku payah dalam menulis sesuatu seperti ini, tapi aku harap kau bisa memahami perasaan ku melalui tulisan ku ini. ...