27. Before Parting

25 5 0
                                    

Akhirnya ujian akhir sekolah tiba. Reina selalu belajar dengan tekun agar bisa menjawab soal-soal ujian. Dia tidak ingin nilainya turun juga, mengingat soal dia akan pindah ke Bali membuat dia terganggu saat sedang ujian. Padahal dia sudah memberitahukan hal itu pada Reihan sebelumnya, namun tetap saja. Sepertinya dia belum rela untuk berjauhan dengan Reihan.

Ujian berlangsung hingga sekitaran seminggu, guru pengawas juga cukup ketat di sekolah agar anak-anak tidak menyontek jawaban. Walaupun begitu tetap saja ada yang menyontek, ketika ada kesempatan ya mereka pasti bakal bertanya-tanya pada teman sebelah nya.

Ujian terlaksana secara manual karena tidak ada komputer, hp, ataupun alat canggih lainnya. Mereka hanya mengisi di selembaran kertas menggunakan pensil 2B.

Hingga hari-hari berlalu, ujian sekolah pun telah berakhir. Kini murid-murid yang seangkatan dengan Reihan dan Reina hanya datang ke sekolah untuk mengurus ijazah mereka dan berkas-berkas lainnya.

Sekarang mereka sudah menjadi alumni di sekolah SMAN 1 BANDUNG. Awal-awal meninggalkan sekolah itu mungkin begitu menyenangkan bagi mereka, merasa terbebaskan dari segala hal, seperti teguran dari guru-guru, masuk bk, dan lainnya. Tapi tanpa mereka sadari suatu saat nanti mereka akan merindukan momen-momen itu, seperti ingin kembali bersekolah di jaman itu.

Makanya kenapa saat bersekolah itu perlu menikmati semua waktunya, biar kita tidak menyesal di akhir nanti. Sebagai anak-anak yang masih pelajar momen itu adalah yang paling bisa kita lakukan sekali seumur hidup, karena saat kita mencoba kembali untuk melakukan hal itu tidak akan bisa terulang lagi. Sekalipun kamu mungkin akan menjadi seorang guru. Ya walaupun menjadi seorang guru juga cukup menyenangkan, tapi ada pemikiran dimana kamu juga bakal ingin menjadi murid sekolah lagi.

***

Saat ini Reina, Riska dan Elina datang ke sekolah barengan. Mereka ingin mengambil ijazah dan juga raport sekolah, sekaligus mereka ingin melihat yang lain juga, seperti pelunasan uang sekolah.

Untungnya mereka datang awal, jadinya semua berkas-berkas mereka selesai dengan cepat, soalnya tidak ramai. Di tengah mereka sedang berada di ruang TU, tetiba Reihan, Rio, Rian dan Dika tiba di sana. Mereka juga ingin mengambil berkas-berkasnya.

"Kalian mau ngambil ijazah juga?" Tanya Rio.

"Iyalah, biar bisa cari kerja." Jawab Riska.

"Emang gak kuliah?" Tanya Dika.

"Aku sih gak." Jawab Riska dengan entengnya.

"Kalian berdua?" Tanya Rian. Menunjuk ke arah Reina dan Elina.

"Kuliah dong, masuk jurusan kedokteran." Jawab Elina.

"Wih, baju putih nih." Ucap Rian sambil terkekeh. "Reina kuliah atau gak?" Sambung Rian.

Reina mengangguk. "Kuliah, jurusan kedokteran juga."

"Pada banyak minat masuk jurusan dokter ya." Tetiba Reihan membuka suara.

"Oh ya?" Ucap Riska sedikit terkejut.

"Iya. Aku, Rio, bima, kinan si anak osis itu sama kimo masuk jurusan kedokteran." Jelas Rian.

"Cewek gak ada?" Tanya Elina.

"Ada, tapi gak tau siapa aja." Jawab Dika.

"Kamu sendiri kuliah apa gak?" Tanya Elina pada Reihan.

Reihan menggeleng. "Gak, aku nerusin usaha papa ku."

Elina hanya ber-oh ketika mendengar ucapan Reihan. Setelah beberapa lama di sana, mereka semua keluar dari dalam ruang TU. Semua berkas mereka sudah beres. Ketiga teman Reihan berpamitan lebih dulu, begitu juga dengan Elina dan Riska. Kini hanya ada mereka berdua, sesampai di perkirakan Reihan menghidupkan motor nya dan membawanya ke arah Reina yang menunggu di gerbang sekolah.

Kini mereka berdua sudah berada di jalan pulang. Reihan mengantar Reina lebih dulu sampai di rumah. tepat setelah sampai di rumah Reina, motor tersebut berhenti. Reina turun dari atas motor, tersenyum ke arah Reihan, begitu juga dengan Reihan. Sesaat sebelum Reihan pergi, Reina ingin mengundang Reihan untuk datang ke rumah nya malam ini, karena keluarganya ingin membuat acara kecil, seperti makan-makan bersama, bakar-bakar ayam dan lainnya sebelum mereka meninggalkan tempat itu. Mereka hanya mengundang sedikit orang saja, soalnya itu bukan acara syukuran, pesta ataupun acara besar lainnya.

Waktu yang tersisa untuk mereka berdua adalah 2 hari lagi. Sebelum Reina pergi meninggalkan kota itu, dia ingin melakukan banyak hal, sesingkat apapun waktunya, sedikit apapun waktunya, Reina ingin menghabiskan waktunya hanya berdua dengan Reihan.

Setelah mendapatkan undangan itu Reihan hanya tersenyum sambil mengangguk, dan sedikit dengan jawaban kalau dia akan pergi nanti malam ke rumah nya. Kini Reihan sudah pergi dari sana dan Reina masuk kedalam rumah nya.

***

Malam pun telah tiba, keluarga Reina saat ini tengah menyiapkan beberapa alat makan di atas meja. Sedangkan Reina membawa beberapa makanan juga sambil di bantu oleh Andre yang datang lebih awal. Walaupun sebelumnya mereka pernah sedikit agak canggung karena ungkapan perasaan Andre malam itu, tapi kini mereka sudah kembali menjadi sahabat seperti dulu. Dan mereka masih tetep dekat kok, bukan berarti mereka akan menjadi asing setelah kejadian itu.

Di tengah mereka sedang menyiapkan segalanya, Reihan tiba. Dia langsung tersenyum ke arah gadis yang dia cintai itu, begitupula dengan gadis itu.

"Maaf baru tiba, tadi macet di jalan." Ujar Reihan.

"Gak apa, sini duduk." Ujar Reina, mengangkat satu kursi di depannya.

Dengan cepat Reihan langsung mendekat sambil menggelengkan kepala. "Nona cantik tidak perlu repot-repot, kamu siapin yang mudah-mudah aja, biar aku yang atur ini kursi." Ujar Reihan sambil tersenyum.

"Yasudah, hati-hati." Ujar Reina sambil tersenyum, kemudian kembali kedalam rumah untuk mengambil sesuatu.

Kini Reihan sibuk mengatur beberapa kursi, dia melakukan apa yang dia bisa. Sesekali Ayah Reina juga meminta tolong pada Reihan, dan Reihan dengan sigap langsung membantu pria itu.

Di saat Reihan tak sengaja bertemu dengan Andre, langkahnya terhenti. Andre mendekat, menatap ke arah Reihan dengan datar, awalnya Reihan merasa tidak suka juga dengan tatapan Andre. Sebelumnya juga Reihan tau jika Andre menyukai pacar nya, dan hal itu juga membuat Reihan tidak menyukai Andre. Namun hal itu berubah seketika ketika Andre tertawa sambil merangkul pundak nya dan berkata "selamat udah jadi pacarnya Reina, awas kalau sampai lo nyakitin temen gue, bisa-bisa gue gorok leher lo."

Reihan sendiri terheran-heran dengan sikap Andre. Dia merasa ada yang aneh dengan laki-laki itu, tapi yasudah lah, dia mengabaikan hal itu.

"Emang kita dekat sampai lo ngerangkul pundak gue?" Tanya Reihan sambil menatap datar.

Seketika Andre terdiam dan melepaskan rangkulannya. "Gak sih, tapi mulai sekarang anggap aja kita dekat." Senyum Andre.

"Sarap lo." Ujar Reihan tak habis pikir dan langsung pergi dari sana.

Setelah semuanya selesai, akhirnya mereka bakar-bakar ayam bersama dan makan-makan bersama. Suasana di sana begitu ramai dan seru. Banyak orang saling bercanda ria bersama, tertawa bersama, dan bercerita banyak hal.

***

Minggu, 30 Juni 2024

⟨04⟩ Bandung 1989 [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang