Oh bagus sekali, aku jadi gelandangan sekarang.
TERIMA KASIH BANYAK LHO, KENAN DAN ABI.
"Udah tua juga, banyak tingkah" sungut ku, aku membereskan baju-baju ku dan memasukan nya ke dalam tas besar dengan kasar, demi apapun, aku masih sangat kesal.
Untung besok hari sabtu, jadi aku ada waktu untuk mencari kontrakan baru tanpa membolos.
Jangan kira aku akan kembali ke rumah Kenan.
Sudah kubilang beberapa kali, kami tidak ada hubungan apa apa, untuk apa aku tinggal bersama nya.
Mereka itu—Ahk! mengingatnya saja membuatku semakin emosi.
Setelah selesai beres-beres, aku pun membersihkan diri lalu merebahkan tubuhku di atas kasur.
Baru aku memejamkan mataku beberapa saat, aku mendengar ada orang yang mengetuk pintu dari luar.
Tapi aku terlalu lelah untuk bangun lagi, alhasil aku mengabaikan itu.
Tok tok
"Karin, ini Saya"
Dengan terpaksa, aku pun membuka kedua mataku, itu suara Kenan, haruskah aku membuka nya?
Buka?
Jangan?
Oke, jangan, tidak usah, tidak penting.
Kemudian aku menutup kedua mata ku lagi, sambil memeluk guling ku, tapi beberapa detik kemudian mataku terbelalak saat mendengar bunyi kunci yang dibuka dari luar."Ah sialan!" aku mau tak mau bangun dari berjalan menuju pintu, yang kemudian dibuka dari luar, dan kulihat disana sudah ada Kenan dan Abi yang dengan tengilnya menunjukan kunci di tangan nya. "Kalian mau aku laporin ke polisi?" ancam ku langsung.
"Udah selesai beres-beres?" tapi Kenan malah tidak mempedulikan ancaman ku sama sekali.
"Udah, terus apa? aku udah bilang, aku ga mau tinggal dirumah kamu!" cecar ku, "Ambil aja tempat ini, silakan, aku bisa nyari lagi" lanjutku sambil melirik Abi dengan sinis.
Kenan terlihat menghela napas nya, "Saya ga minta kamu buat tinggal disana" Kenan menjeda ucapan nya.
"Aku juga ga mau tuh" sergah ku cepat.
"Iya, makanya saya datang kesini buat ngasih kamu rumah, disini terlalu kecil kan? jauh juga dari—"
"Kamu pikir aku pengemis?" aku memotong ucapan nya, "Apa harus segini nya? apa untung nya buat kamu sebenernya?" tuntutku dengan pertanyaan beruntun saking jengah nya.
Abi yang dibelakang nya menarik Kenan untuk mundur. "Besok kita jemput, sekarang kamu istirahat aja, tenangin pikiran" ucap Abi.
Tapi Kenan tampak tak menyerah dan malah mengambil kunci yang di tangan Abi, dan membawaku masuk ke dalam.
"KEN!" bentak ku padanya, dasar gila! "Keluar dari sini." usir ku sambil menunjuk pintu, saat ini aku mencoba untuk tidak terlihat takut, bagaimana pun juga Kenan laki-laki, aku mana berani.
"Istirahat sana" Kenan hanya mengatakan itu, dan kemudian Ia duduk di kursi kayu yang berada di dekat pintu.
"Kenan" suaraku mulai melemah, membuat Kenan menatapku lagi. "Kamu ga perlu sejauh ini" lanjutku dengan suara pelan.
Kenan kemudian berdiri di hadapan ku, lalu memegang bahu ku. "Izinin saya buat ngelindungin kamu, Rin" tuturnya.
"Dari apa Ken? aku baik-baik aja" tekan ku sambil meminta penjelasan yang lebih padanya.
Namun, belum sempat Kenan menjawab, kami berdua dikagetkan dengan suara gedoran dari luar.
"Ken, Karin, buka pintu nya dulu" Abi memanggil.
Kenan kemudian melangkah menuju pintu dan membuka kan pintu nya, "Ada apa?" tanya nya pada Abi.
"Ryo, dia dibawah"
Bukan hanya mereka yang terkejut dengan kabar itu, aku pun sama.
Kenan membalikan tubuhnya, sekarang Ia menghadap ke arah ku. "Ambil barang yang penting, kita pergi sekarang, cepetan" perintah nya.
Aku yang tidak tau harus berbuat apa hanya bisa menuruti perintah nya, aku membawa satu tas besar yang berisi beberapa pakaian dan buku-buku pelajaran ku.Kenan langsung mengambil alih tas itu untuk dibawa nya, lalu menggandeng tangan ku, dan membawa kami untuk keluar dari sana.
"Abi kemana?" tanya ku saat tersadar kalau hanya Aku dan Kenan yang keluar dari kontrakan.
"Dia lagi alihin perhatian, dia bakal baik-baik aja" jawab Kenan tanpa menoleh, saat sudah di lantai bawah, kami langsung menaiki mobil milik nya dan pergi meninggalkan area kontrakan.
Selama diperjalanan, Kenan terus fokus pada jalanan, sedangkan aku memilih untuk diam.
"Kita mau kemana?" aku pun akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
"Rumah" Jawabnya datar.
"Kenan, aku pikir kita ga harus menghindar, mau bagaimana pun juga, dia.. Ayah aku" cicit ku di akhir kalimat.
Satu detik kemudian, jantung ku hampir saja copot karena Kenan yang tiba-tiba menepikan mobilnya dengan tidak santai.
"Keluar." suara yang dingin masuk ke dalam indra pendengaran ku.
Langsung saja aku menoleh ke arah nya, ingin memastikan kalau aku salah dengar. "Ken—"
"Kalau Ryo datang dan membawa kamu, saya ga akan ikut campur lagi, itu kan yang kamu mau? saya malah bersyukur beban saya hilang, keluar sekarang" dia mengatakan itu tanpa jeda, dan tatapan nya—sangat jauh berbeda dengan Kenan yang aku kenal selama ini.
Lagi dan lagi, dia mengatakan hal yang menyakiti ku, aku langsung menyeka air mata ku yang hampir jatuh, dan keluar dari mobil itu dengan membanting pintu nya tak kalah keras.
Dalam hitungan detik, mobil Kenan melaju dengan cepat dari hadapan ku.
Aku langsung berjongkok di tepi jalan itu, sambil memeluk tas ku, dan aku tidak bisa lagi menahan tangisan ku kali ini, aku masih merasa tak percaya kalau Kenan benar benar meninggalkan ku di tengah malam seperti ini, di tepi jalan pula. "Aku benci kamu Ken.." isak ku.
Menyadari ada yang datang, aku pun mendongak saat sebuah mobil tiba-tiba berhenti di depan ku.
Sang pemilik mobil itu keluar lalu menghampiri ku. "Astaga, kamu gak papa? Kenan nyakitin kamu?" tangan nya lalu menangkup wajahku yang masih berurai air mata dengan raut wajah nya yang khawatir. "Nak, kamu Karin kan?" tanya nya padaku dengan hati-hati.
Aku pun mengangguk pelan, dan dia langsung saja memeluk tubuhku, "Maaf, maafin Ayah yang baru bisa nemuin kamu" ucapnya dengan nada yang terdengar amat menyesal, dan.. tulus.
Tangisku pun kembali pecah, aku tidak mengerti bagaimana cara pikir Kenan, sejahat apapun pria yang yang di depan ku ini, dia tetaplah seorang Ayah, terlalu kejam jika Kenan berpikir Ryo akan menyakitiku.
"Ayo kita pulang nak" aku hanya mengangguk menjawabnya, suara ku hampir hilang rasanya, lalu aku pun masuk ke dalam mobilnya, dan setelah itu kami pergi dari sana.
—TBC—
vote dan komentar akan saya hargai,
terima kasih ^^
![](https://img.wattpad.com/cover/353869153-288-k613503.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End | HEERINA [✔]
Fanfiction"Sial, masuk ke tubuh anak berandal? yang benar aja!" Karin, seorang gadis yang terus dikembalikan pada masa lalu, seakan akan tuhan sengaja mengirimnya kesana untuk mengubah takdir yang sudah terjadi. rate/genre : 15+/romance, family, fantasy, time...