03. Name's

234 27 2
                                    

Saat pagi datang, aku pun memutuskan untuk keluar dari kamar, tapi ternyata.. masih belum ada siapa siapa.

Aku menghela napas pelan, lalu berjalan menuju dapur, cukup mudah menemukan nya, karena rumah ini tidak terlalu luas, bahkan aku bisa melihat dapur dari ruangan tengah.

"Disini ada berapa orang ya?"

Kalau yang aku lihat kemarin mungkin kurang lebih enam orang Laki-laki ditambah perempuan yang itu kan? sebentar—kenapa aku jadi memikirkan mereka?" aku langsung menepuk dahi ku, "Kehidupan baru, aku harus mentingin diri aku sendiri" tanganku meninju kecil ke udara.

Lalu aku pun membuka kulkas dan rak lain.

Hah, kosong?

Aku tidak berbohong tidak ada sedikit pun makanan disini. "Bahkan mie instan ga ada?" mirisku, Aku benar benar tidak percaya dengan ini, padahal aku kira profesi Bandar Ganja, Narkoba seperti itu hidupnya bergelimang harta, ternyata sama sama miskin.

"Cari apa Ken?" satu suara mengalihkan perhatianku, rupanya seorang perempuan, yang aku yakini dia adalah perempuan yang aku lihat semalam tengah bercinta dengan salah satu penghuni rumah ini kemarin malam.

"Apa ga ada makanan disini?" tanyaku langsung tanpa niat berbasa basi, apalagi membahas tentang semalam.

Perempuan itu memiringkan kepalanya sedikit, ekspresi nya jelas menunjukan kalau Ia kebingungan. "Kalian ga ada yang bisa masak, biasanya juga pesen online" jawab nya kemudian.

Bagus, aku dapat informasi penting pertama.

"Oh, aku lupa" jawabku sambil mengendikan bahu ku seolah olah benar benar lupa, dan terlihat santai.

"Kesurupan apasih, bisa bisanya seorang Kenan ngomong 'aku'? hahaha" tawa nya menggelegar dengan tidak anggun nya.

"Bahasa indonesia, lo pikir itu aneh?"

Cukup menyusahkan, tapi mau tidak mau aku harus mencari tau tentang Kenan pelan pelan, dari sikap, gaya bicara, berpenampilan, bahkan mungkin cara dia makan.

"Seorang Nafa lo bilang aneh? Cih"

Oh, Nafa namanya.

"Menurut lo, gua orang nya kaya gimana?" diantara banyaknya cara, aku memilih jalan ini untuk menggali informasi.

Nafa terlihat berpikir seraya mengetuk ngetuk kan jari telunjuk nya di dagu. "Kulkas berjalan, tapi lo ga keliatan gitu sekarang, ada apa nihh?" dia langsung mendekat ke arahku, membuat ku berjalan mundur sampai punggung ku menabrak kitchen bar. "Lo punya pacar ya?" tuduh nya dengan wajah menggoda.

"Lo gila?" aku langsung mendorong pundaknya pelan, lalu berjalan menjauhinya dan menuju ruang tengah, aku harus menjiwai sikap Kenan, yaitu dingin.

Tapi sepertinya tidak akan mudah.

Perutku sudah lapar, tapi aku bahkan tidak bisa membuka ponsel Kenan yang dikunci oleh sandi, membuatku tidak bisa memesan makanan online.

Dan setelah lama menonton televisi dengan perut lapar, ditemani Nafa yang terus berceloteh, akhirnya teman-teman Kenan bangun dari mimpi indah mereka, dan kini mereka bergabung bersamaku dan Nafa di ruang tengah.

"Ken, mau pesen apa lo?" tanya salah satu dari mereka.

Akhirnya ya tuhan, aku bisa makan.

"Samain aja" Jawab ku, seketika aku merasakan keheningan, dan tersadar kalau mereka sedang memandangi ku dengan pandangan yang seakan akan aku ini pencuri ayam, "Apa?" tanyaku berusaha bersikap cool.

"Lo pasti bakal nolak mentah mentah kalo disamain sama kita, lo mana suka Pizza sama fried chicken, mau apa buruan?"

Manusia mana yang tidak suka kedua makanan itu aku bertanya?!

Until The End | HEERINA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang