"Kenan itu kakak kelas kita?" tanya ku pada Ryo, kini kami sedang berada halaman belakang Rumah, tepatnya di kolam renang, tapi aku hanya duduk di tepi, membiarkan kaki ku saja yang basah terkena air, sedangkan Ryo ditengah kolam berenang sendiri.
Ryo mengangguk, "Nanya mulu, dikenalin gak mau" cibirnya kemudian.
Aku hanya menanggapinya dengan senyuman kuda, bukan tidak mau, tapi sekarang belum saatnya, aku tidak ingin buru-buru melakukan tindakan.
Pertemuan ku dengan Kenan saja kurasa akan mengubah banyak hal di masa depan, apalagi hubungan dia dengan Zea nanti, aku jadi membayangkan, kalau nanti Zea dan Kenan bertemu dan berpacaran, dan lalu aku tiba-tiba datang ke hadapan Kenan dan mengaku diriku sebagai Zea, apakah-
Hush!
Setan ini setan.
"Hihi" aku menertawakan imajinasi iblis ku ini, tentu bukan tanpa alasan, mengingat sikap Zea kemarin, membuatku membayangkan hal sekonyol itu.
"Lo sehat?" Ryo menegurku, aku menatapnya, dan langsung terpangpang ekspresi cengo yang menghiasi wajah tampan nya itu.
Aku memutar bola mataku imajinatif, malas menanggapi. "Btw, Kenan sama temen temen nya gabung organisasi Paman kan?" tanya ku berbasa basi, walau aku sudah tau jawaban nya.
"Hah? mana ada, kagak lah" dan jawaban dari Ryo sukses membuatku terkejut, bukan kah seharusnya di tahun ini mereka sudah bergabung?
"Lo udah ketemu mereka?" lagi lagi Ryo kebingungan dengan sikapku.
Aku dengan cepat menggeleng, "Lupain" sanggah ku.
Rupanya belum, pantas saja Nafa berani menindas nya, aku sempat kebingungan kemarin, padahal dia dekat dengan Hasan yang merupakan ketua mereka, bagaimana bisa dia punya keberanian sebesar itu.
Ya kapanpun itu, mereka pasti akan datang.
Setelah dirasa matahari mulai terik, aku beranjak masuk ke dalam, lalu membersihkan diriku. "Kaya nya aku bakal nikmatin ini semua sebelum menghilang" gumam ku saat melihat begitu banyak pakaian dan aksesoris di kamar ini.
Saat aku tengah bercermin, aku baru menyadari sesuatu.
"Ini.. "
Tangan ku meraba benda yang terpasang di leher ku, yang tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah kalung, dan ini kalung milik Ibuku, pemberian dari Kenan seingatku.
Tapi bagaimana bisa kalung ini tertarik juga ke masa lalu? "Ini aneh, tapi yaudah sih" aku pun mengabaikan nya dan kemudian aku duduk di atas kasur, sambil membuka sebuah binder.
"Pertama tama, aku bakal nyusun strategi dulu" aku mulai menulis beberapa poin yang harus aku lakukan disini.
"Pertemukan Zea sama Kenan, apa minggu ini terlalu cepet? hmm, oke yang lain dulu, kedua jangan sampe Kenan sama temen temen nya liat aku, ketiga.. jangan buat Zea ketemu sama Ryo, oke sementara ini dulu".
Aku menutup binder itu, lalu memasukan nya ke dalam laci, dan kemudian aku membanting tubuh ku untuk berbaring, sepertinya aku akan tidur sebentar.
--
Saat makan malam, aku tak sengaja mendengarkan pembicaraan Pak Hasan dengan seseorang yang aku yakini anak buah nya.
"Dari DFS? berapa orang?" tanya Pak Hasan padanya. *Dream Four School
"8 Orang, ada yang berusia 17 tahun ada juga yang 16 tahun" jawab nya menjelaskan.
Aku memainkan sendok ku di atas makanan yang tersaji di depan ku, perasaan yang aneh datang lagi, yaitu perasaan yang seakan menolak kedatangan mereka.
Tolong bersabar Katarina, ini akan berakhir saat aku berhasil mempertemukan mereka, setelahnya kamu bisa melakukan apapun.
"Karin" Pak Hasan memanggilku, aku pun langsung menoleh padanya.
"Iya, paman?" respon ku.
"Sudah saya bilang, panggil Ayah saja" dia meralatku, aku tersenyum menanggapinya, lalu mengangguk.
Keluarga Ryo memang tidak seburuk itu, aku tau, aku pernah merasakan nya, walau sehari, haha.
"Sebaiknya kamu harus pindah dari rumah ini" Ia mengatakan itu, ah rupanya aku akan di usir, sayang sekali, padahal aku ingin menikmati kekayaan ini lebih lama.
"Iya paman, maaf selama ini-"
"Pfftt/Tidak astaga bukan" Kedua Anak dan Ayah itu langsung merespon ku dengan cepat, Ryo bahkan sampai tersedak minum nya sendiri.
Aku pun membantu menepuk punggung nya karena kasihan, "Kualat sih" ejek ku, Ryo hanya menatapku dengan wajah yang tertekan.
"Begini Karin, ada beberapa anggota baru yang akan bergabung dengan organisasi kami, dan salah satunya adalah orang yang kamu benci, saya pikir kamu harus pindah ke rumah yang lain, itu masih rumah saya, kamu bisa tinggal disana" ujarnya menjelaskan.
Oh.. aku kira aku di usir, hehe.
Pasti yang dimaksud Pak Hasan itu adalah Nafa. "Berarti aku gak akan se partner sama mereka?" tanya ku penasaran.
"Level mereka berada di paling bawah, saya hanya menerima mereka sebagai kurir, kamu berada di tingkatan yang berbeda, tenang saja" terusnya menenangkan, sepertinya Katarina benar benar sepenting itu baginya, sampai di perlakukan seperti ini.
Langsung kurasakan perasaan yang amat lega dalam hati ku, aku yakin, sebagian besar perasaan ini murni dari dirinya.
Setelah makan malam, aku tidak langsung tidur, dan memutuskan untuk pergi keluar rumah, tentu dengan izin tuan rumah.
"Paman, berhenti" aku menyuruh supir menghentikan mobilnya, padahal sekarang baru pukul 7.30 malam, tapi sudah banyak anggota kami di setiap jalan, ketara dari jaket yang mereka pakai.
Katarina beberapa kali menjalankan sebuah misi, aku jadi tau beberapa jalan ditempat ini.
"Mereka, tolong kasih tau aku perkembangan misi mereka, maaf aku harus minta bantuan paman" aku menunjuk ke salah satu objek, yang dimana ada Kenan dan teman-teman nya disana.
"Sudah tugas saya Non, baik akan saya laporkan nanti" dia menjawabku dengan sopan, membuatku sedikit sungkan sebenarnya, ini pertama kali nya untuk ku.
Kami lalu melanjutkan perjalanan, dan tempat kedua ku adalah sebuah Rumah Sakit.
Setelah mendapatkan pemeriksaan, aku bersyukur saat tau tubuh ini tidak memiliki penyakit apa apa, ini kulakukan untuk menghindari beberapa kemungkinan saja.
"Dokter, saya sedikit kurang tidur akhir akhir ini, boleh saya minta obat tidur?" pintaku, sontak aku langsung mengernyitkan dahi, sungguh, bukan aku yang meminta itu.
-Tbc-
vote dan komentar akan saya hargai,
terima kasih ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End | HEERINA [✔]
Fanfic"Sial, masuk ke tubuh anak berandal? yang benar aja!" Karin, seorang gadis yang terus dikembalikan pada masa lalu, seakan akan tuhan sengaja mengirimnya kesana untuk mengubah takdir yang sudah terjadi. rate/genre : 15+/romance, family, fantasy, time...