15 | Perayaan

88 22 7
                                    

Ramai.

Itulah yang menggambarkan keadaan rumah saat ini.

"Gila! ga sia-sia lo belajar sampe mau sekarat!" Nafa membagikan rasa suka cita nya dengan memukul mukul punggung Kenan sampai berbunyi Dug dug.

"Mau gua betusin perut lo?" Kenan langsung memelototi nya, dan membalas nya dengan guyonan bunuh diri seperti itu.

"WEHH MAJU LO!" Jericho dengan pisau buah ditangan nya langsung menodongkan benda itu pada Kenan.

Teman teman nya disana langsung berdiri, menahan Jericho yang siap mencincang tubuh Kenan yang saat ini sedang duduk santai, tak merasa terancam sama sekali. "Round One!" seru nya kemudian.

"Halah Ken tot!" maki Aiden yang saat ini sedang menahan kaki kiri Jericho.

Seketika tawa mereka pecah, membuat Jericho menyerah untuk menyerang Kenan, tapi kemudian Ia mengacungkan pisau nya lagi pada Kenan, memberi peringatan.

Kenan mengangkat kedua tangan nya, dan mengangguk sambil tersenyum tengil.

Aiden dan Cakra yang tadi menahan Jericho pun duduk kembali dengan gerakan lemas yang dibuat buat.

"Alay" Albiru mencibir mereka berdua, dan langsung diberi hadiah lemparan popcorn gratis.

Alasan mereka berkumpul adalah untuk merayakan keberhasilan Kenan yang diterima di universitas impian nya.

"Ga kerasa ya, kita udah sampe sini aja" ucap Gabriel, "Abis ini kita ga tau bakal kumpul lagi kapan, gue sama Cakra bakal ke luar negeri, Kenan keluar kota juga" terusnya, sedikit merasa sedih.

"Alay"—Semuanya kecuali Gabriel, tak lupa mereka juga menertawakan nya setelah itu.

Gabriel langsung saja bangkit dari sana, dan bersiap pergi sana jika saja Leo tidak menarik tangan nya untuk duduk lagi. "Udah tua, ngambekan mulu lo"

"Bacot!" galak Gabriel padanya.

"Btw, lo bulan keberapa sekarang?" tanya Kenan tiba-tiba pada Nafa, dan jujur saja, entah sejak kapan Kenan itu jadi sering menanyakan kandungan Nafa.

Membuat sang bapak dari anak itu menatapnya dengan curiga.

Tentu bukan hanya Karin yang menduga ini, Kenan juga termasuk, Ia belum tau saja karena tidak bisa berkomunikasi dengan Karin setelah Ia memarahinya saat itu.

"Tujuh bulan gue, pokoknya nanti kalian ngasih hadiahnya yang sederhana aja yah, pajero misal" pinta nya tidak ngotak, yang mengundang riuhan heboh dari mereka.

Kenan tersenyum sambil melihat perut yang sudah lumayan besar itu, sampai tidak sadar akan tatapan laser dari salah satu manusia—mungkin—yang ada disana.

"Zea, kabar dia baik?"

Seketika mereka semua berhenti mengobrol, dan suasana mendadak menjadi hening, tapi Kenan tidak peduli, Ia hanya peduli pada jawaban Nafa.

Nafa menatapnya sendu, Ia tau pasti tidak mudah untuk Kenan melupakan adik nya itu. "Gue sama dia ga deket Ken, kita aja pisah rumah, gue disini, dia disana sama ortu gue, di sayang sayang" Nafa menjeda ucapan nya.

Tidak ada yang menyela, karena semuanya juga memiliki masalah di keluarga mereka, dan mereka tau pasti se sesak apa jika keluh kesah itu terpendam. "Hmm gue pikir dia baik baik aja" terus nya.

Kenan mengangguk, "Sorry, gua jadi ngebuat lo—"

"Please, santai aja" Nafa mengibaskan tangan nya, lalu bersandar pada pundak Jericho. "Gue bahagia disini" jawabnya sambil tersenyum, Jericho pun merangkulnya lalu mengusap lembut pundaknya.

Until The End | HEERINA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang