20. Ikatan Asing

89 20 6
                                    

Rumah Ayah tinggal di sebuah pemukiman yang jauh dari pusat kota, sama bagus nya dengan rumah Kenan, hanya saja sedikit lebih luas.

Ah kenapa aku tiba tiba membahasnya, tidak penting sekali.

Dan ada satu fakta yang baru aku tau, ternyata Ayah sudah menikah. "Dia Ibu kamu, meskipun susah, tapi kita coba dari awal lagi ya" dia meyakinkan ku kalau kedepan nya akan baik-baik saja.

"Sekarang, kamu istirahat aja, tolong antar Karin ke kamarnya" Dia menitipkan ku pada wanita yang mungkin akan ku panggil Ibu nantinya.

Wanita itu tersenyum lembut ke arah ku, lalu mengajak ku untuk mengikuti nya.

"Terima kasih, hm.. Ibu" canggung, itulah yang aku rasakan saat memanggilnya begitu.

Lantas wanita di depan ku malah tertawa pelan, "Pelan pelan aja, nanti juga terbiasa, mau Ibu bantu buat beres-beres?"

Aku langsung saja menggeleng, "Ah ga usah, lagian barang-barang aku cuma sedikit kok, Bu" tolak ku halus.

"Ya sudah, selamat malam Karin, besok kalau mau, ayo ikut Ibu, kita shopping bareng, oke?" ajaknya dengan keantusiasan.

Aku tersenyum, lalu mengangguk sebagai jawaban, setelah itu dia keluar dari kamar. "Ga seburuk yang aku pikirin" gumam ku, dulu sebelum ini aku bahkan tidak mau ada hubungan apapun dengan keluarga Ryo, karena takut.

Ayah dan kakek ku sudah pernah masuk penjara, aku berharap mereka tidak kembali mengembangkan bisnis yang ilegal setelah kebebasan mereka.
Disaat aku mulai membereskan pakaian ku, aku mendengar suara ricuh dari luar, rasa penasaran ku membawa ku untuk melihat keadaan diluar dari balkon kamar.

Aku melihat banyak mobil Van yang terparkir di depan Rumah, mereka mungkin rekan kerja Ayah, aku memutuskan untuk tidak kepo dan memilih untuk tidur saja.

——

Keesokan hari nya, aku menghabiskan waktu untuk jalan-jalan bersama Ibu.

Tidak dipungkiri kalau aku tengah di selimuti rasa bahagia saat ini, belanja, spa, salon, treatment benar benar membuat pikiran ku tenang rasanya.

Dan sekarang aku sudah ada di rumah, aku langsung saja membuka sebuah kotak yang berisi handphone.

Akhirnya, aku jadi tidak khawatir kalau kemana mana karena ada nya benda ini. "Yah, aku lupa nomor Ami" sungguh, aku ingin mengobrol dengan mereka.

Tok tok tok

"Masuk"

Pintu kamar ku kemudian dibuka, dan muncul lah Ayah ku dari sana. "Gimana jalan-jalan nya, seru?" tanya nya dengan senyuman.

"Seru banget! Ibu juga baik sama aku" aku mengutarakan kebahagiaan ku padanya.

"Nanti jam 9 kamu turun ya, ada undangan yang harus kita hadirin, santai aja, sekarang masih jam 7"

"Kenapa mendadak, yah?" tanya ku sedikit terkejut.

Ayah menggeleng sambil terkekeh pelan, "Undangan pernikahan nya dari satu minggu yang lalu, tapi Ayah baru ngasih tau kamu sekarang, kita kan baru ketemu kemarin"

Oh iya, bodohnya aku.

Ayah hanya menyampaikan kabar itu padaku, lalu pergi setelahnya.

Tanpa menunggu waktu lagi, aku pun segera membersihkan diriku agar nanti tidak terburu-buru, setelah itu aku mengeluarkan beberapa setelan yang sudah aku beli bersama Ibu tadi, dan pilihan ku pun jatuh pada dress berwarna putih, supaya lebih formal.

Until The End | HEERINA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang