10. Fed Up

104 24 3
                                    

Sudah terhitung dua bulan aku sekolah disini, tapi sejauh ini aku belum bisa menemukan informasi apa-apa tentang Orang Tua ku.

Dan jangan suruh aku untuk bertanya pada Leo.

Aku tak punya keberanian untuk menghadapinya, sungguh.

Bahkan saat di tubuh Kenan saja aku sangat segan padanya, apalagi ini, tiba tiba aku terbayang dia akan langsung membunuhku di tempat saat aku bertanya.

"Karinnnn"

Aku yang sedang berjalan di koridor langsung menghentikan langkahku saat mendengar panggilan itu. "Pagi ciyaa" sapa ku balik padanya.

Ciya mendekat dan langsung menggaet tanganku, dan kami pun berjalan bersama menuju kelas.

"Lo tau? gue dianter Ayah kesini, ini pertama kalinya tau! gue seneng banget pokoknyaa"

Aku hanya menanggapi cerita nya dengan senyum dan tawa ala kadarnya, sejujurnya, ada sedikit rasa iri saat Ciya bercerita tentang keluarga nya.

"Eh, Om!"

Aku sedikit terperanjat saat Ciya meloncat heboh memanggil seseorang itu, dan saat kulihat siapa dia, tubuhku langsung membeku.

Sulit dipercaya, tapi aku tidak berbohong, Pria di depanku, dia adalah Kenan.

Setelah dia melihat Ciya, dia menggulirkan tatapan nya ke arahku, kami bersitatap beberapa detik, sampai-

Brukk

-Tumpukan buku yang di bawa nya jatuh berserakan ke lantai.

"K-kenan?" lirih ku nyaris tak terdengar.

Pria itu masih diam ditempatnya, sama sama membeku sepertiku, dan disaat itu juga aku langsung memegang dadaku, dan meremat seragamku.

"Ciya-s-sakit.." rintihku.

Lututku pun mulai lemas, sampai aku tidak bisa lagi menahan keseimbangan ku lagi, dan Ciya langsung sigap menahan tubuhku, "Rin, lo kenapa?! Rin, rin b-bangun hei!" paniknya sambil menepuk nepuk pipi ku.

Saking sakitnya aku sampai memejamkan kedua mataku, sungguh, jantungku seperti ditusuk tusuk rasanya.

"Karin, kamu dengar Saya?"

Pelan pelan kubuka kedua mataku lagi, dan aku langsung melihat Kenan di depan mata ku, dengan wajah paniknya.

Hanya satu yang terlintas dalam pikiran ku saat itu.

Apa dia mengingatku?

Sayang sekali di detik berikutnya aku pun tidak ingat apa apa lagi, semuanya gelap.

Suara suara ribut mulai hilang lagi pendengaranku, tapi beberapa detik kemudian, mulai ada suara lagi.

Tapi pandanganku masih gelap saat itu.

Apa ini, aku pingsan? tapi aku sadar?

Dan tiba tiba saja-

"HAPPY BIRTHDAY KENN!!"

Baru lah aku melihat cahaya, tapi tunggu-hei, aku tidak salah lihat kan?

Rasa sakit di dadaku seketika hilang, tapi yang jadi pertanyaan terbesarku bukan itu, melainkan tempat ini.

Astaga, aku ada dimana lagi sekarang??!

Aku langsung menyipitkan mataku, memastikan kalau penglihatan ku tidak salah lagi, "K-kalian?" aku sampai tergagap saking terkejutnya.

"Yaelah Ken, seneng dikit kek kita ngasih surprise" Gabriel pun mencibirku dengan wajah julit nya seperti biasa.

Aku menutup mulutku dengan satu tangan, masih tidak menyangka kalau aku kembali ke tubuh Kenan lagi setelah sekian lama.

Until The End | HEERINA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang