Sudah terhitung satu minggu sejak aku diberi misi sialan itu, dan masih belum bisa kuputuskan lebih lanjut tentang misi itu sampai sekarang, tapi sisi baiknya, Katarina memberiku waktu.
Sekarang tanggal merah, dan kini aku sedang menikmati waktu di pinggir danau sendirian, sambil terus melemparkan batu batu kecil yang ada di sekitarku ke dalam air danau itu.
Dalam diam pikiranku berkelana, aku terus memikirkan apa tujuan tuhan terus melibatkan ku dalam permainan takdirnya yang bahkan sudah berlalu.
Awalnya kupikir keberadaan ku disini hanya untuk menyelamatkan Kenan dari kecelakaan dimasa depan, dan juga mempercepat pertemuan nya dengan Ibuku, tapi nyatanya itu tidak berjalan semudah apa yang kupikirkan.
Tunggu—seharusnya ini menjadi lebih mudah karena hubungan nya dengan Nafa sudah akan membaik, ah benar, kenapa aku baru sadar?!
Dengan cepat aku pun langsung berdiri. "Kita harus temuin Nafa sekarang" tapi seketika langkahku tertahan di atas pijakan ku sendiri, membuat tubuhku langsung jatuh ketanah dengan posisi tengkurap. "Ahk! Katarina please" rintihku, demi apapun, ini sakit.
Katarina, kamu benar benar tidak bisa diandalkan.
Dan yang lebih menyebalkan nya lagi, disini tidak hanya ada aku seorang, ada beberapa—banyak orang disekitarku, dan sekarang mereka sedang melihatku, tak ayal telingaku juga mendengar suara tawa mereka, sialan.
Saat aku akan menarik tubuhku untuk bangun, kalung yang kupakai ternyata terlilit pada salah satu tanaman liar, cukup sulit saat aku berusaha menariknya, dan akhirnya kalung nya putus saat aku menariknya dengan sekuat tenaga. "Ada aja masalah" kesalku, dan kemudian kalung itu ku simpan di dalam tas untuk kuperbaiki nanti.
Kini aku sudah berdiri, dan mulai membersihkan beberapa tanah yang menempel dipakaian ku, "Kita harus perbaiki yang harus diperbaiki, jadi tolong kerjasama nya" aku bergumam, lalu aku mulai mengangkat satu kaki ku untuk melangkah, berjaga jaga kalau Katarina mulai bertingkah lagi.
Dan syukurnya tubuh ini tidak tertahan lagi, aku menghela napas lega, lalu aku pun pergi dari sana, jujur saja aku sudah tidak tahan menahan malu dengan tatapan orang-orang yang menyaksikan ku terjatuh tadi.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, aku pun akhirnya sampai di rumah keluarga Katarina yang sempat ku kunjungi, yang berakhir dengan sakit hati tak berujung.
Tok tok tok
Setelah lama tak mendapat jawaban dari dalam, aku pun mengetuknya sekali lagi, aneh, apa mereka sedang tidak ada dirumah?
"Sebentar, atau mungkin Nafa udah tinggal sama temen temen nya?" pikirku, dan itu mungkin saja terjadi, mengingat hubungan nya dengan Jericho sudah terjalin.
Tok tok tok
"Permisi, Ayah Ibu, ini aku, Katarina" aku kembali mencoba untuk memanggil mereka. "Zea, Nafa—"
Aku tak melanjutkan ucapan ku saat mendengar suara dentuman keras dari arah belakang rumah, namun belum sempat aku memeriksa kesana, suara klakson mobil mengagetkanku, yang sontak membuatku membalikan tubuhku dengan cepat ke arah jalan.
"Cepetan naik!"
"Ngapain kamu disini?" aku kebingungan setangah mati melihatnya ada di depan rumah Zea, oh jangan bilang dia tau Zea, tidak, aku yakin aku sudah—
"Saudara lo di culik! lo mau diem aja disana hah?!" Ryo membentak ku dengan raut wajah marah nya.
Napasku langsung tercekat saat mendengar itu, tanpa mengatakan apa apa lagi, aku pun langsung masuk ke dalam mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End | HEERINA [✔]
Fanfiction"Sial, masuk ke tubuh anak berandal? yang benar aja!" Karin, seorang gadis yang terus dikembalikan pada masa lalu, seakan akan tuhan sengaja mengirimnya kesana untuk mengubah takdir yang sudah terjadi. rate/genre : 15+/romance, family, fantasy, time...