19: Giat Persit

14.7K 713 37
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jangan lupa vote yaa

"Jangan terlalu mengagungkan manusia melebihi batas kewajaran. karena manusia tidak ada yang sempurna. Banyak muda-mudi yang hanya melihat latar belakang dan wajah ayu rupawan seseorang itu dan langsung mengagungkan nya. Dan kalau sang idola dengan latar belakang yang bagus berbuat maksiat mereka lantas mengatakan 'dia juga manusia jadi wajar' ya memang wajar karena manusia tidak luput dari dosa. Tapi balik lagi, apa wajar seseorang yang dikenal dengan paham agama berbuat seperti itu, yang harusnya dia menjadi panutan?."

~Adam Rayyan Rizqullah~



Hari ini adalah hari keakraban anggota batalyon dengan bapak dan ibu Danyon, yang tak lain tak bukan adalah Mayor Adam dan Najla. Keduanya sudah sampai di balai batalyon, banyak ibu-ibu persit yang sudah berkumpul.

Dengan penuh wibawa Mayor Adam menyampaikan sambutannya, ia juga mengenalkan Najla sebagai istrinya. Banyak dari ibu-ibu persit yang belum mengenal Najla.

Najla memberikan sedikit sambutan dengan penuh semangat dan ditanggapi semangat juga oleh para ibu-ibu persit itu.

Acara berjalan dengan lancar, setelah selesai Najla langsung menghampiri kakak iparnya yang bernama Lutfiah.

"Kak!." Panggil Najla membuat sang empu menoleh dan tersenyum.

"Eh."

"Gimana?." Tanya Lutfiah membuat Najla bingung.

"Apanya?."

"Rasanya nikah sama duda." Lutfiah menggoda sambil menggerakkan kedua alisnya. Sontak saja membuat Najla tersenyum konyol.

"Rasanya seperti ada manis-manisnya."

"Air mineral kali ah." Lutfiah menepuk lengan Adek iparnya. Lutfiah memang sudah dianggap seperti saudara kandung dan anak kandung oleh keluarga Ayah Saprudin. Tidak hanya Lutfiah, menantu yang lain juga dianggap seperti itu oleh Ayah dan Bunda.

Ayah dan Bunda membuktikan kalau tidak semua mertua itu galak.

Pengen jadi menantunya Ayah dan Bunda? Sayangnya semua anak dari pasangan paruh baya itu sudah sold out.

"Jujur tadi aku deg-degan banget, Kak." Ucap Najla, memang benar walaupun ia bisa sedikit-sedikit public speaking tapi tetap saja rasanya awkward.

"Kok Kakak gak ngerasa deg-degan ya." Bingung Lutfiah membuat Najla menepuk gemas lengan Kakak iparnya itu. 

"Kan aku yang ngerasain, Kak!."

Lutfiah tertawa lirih. Keduanya lanjut mengobrol sampai akhirnya Mayor Adam dan Lettu Amar datang.

"Assalamu'alaikum." Ucap kedua lelaki berbeda umur itu yang langsung dijawab oleh Najla dan Lutfiah.

"Wa'alaikumussalam."

"Acara udah selesai, mau langsung pulang?." Tanya Mayor Adam pada sang istri.

Pertanyaan itu dijawab anggukan semangat oleh Najla, gadis itu sudah merasa lelah.

"Kak, Bang aku sama Pak Mayor pulang dulu ya." Najla pamit pada Abang dan Kakak iparnya. Mendengar Najla menyebut suaminya 'Pak Mayor' membuat Lettu Amar dan sang istri menahan tawa.

Pak, lagi.

Setelah mengucapkan salam, Mayor Adam lantas menggandeng tangan Najla untuk kembali ke rumah. Tak jarang bapak dan Ibu Danyon itu tersenyum ramah bila ada yang menyapa.

TAKDIR TERBAIK (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang