...
"Hyung, mau ke kantin bersama?" Jeongin menggandeng lengan Hyunjin mesra.
Hyunjin mengangguk saja, "kau tidak bersama Felix? Kukira kalian besti."
Jeongin merengut manja, "Felix kalo istirahat dia suka ke perpustakaan atau ke rooftop bareng yang lain. Kalau mau ajak dia ke kantin harus effort dulu."
Hyunjin mungut-mungut. "Kau mau makan apa, biar aku yang bayar." Keduanya duduk di bangku kosong.
Jeongin mengangguk, memesan makanannya. Pesanan yang sama dengan pesanan Hyunjin, biasalah, cowok kasmaran. Bucin. Tidak tahu kalau Hyunjin sudah berpawang semalam. Sesuai janji, Hyunjin tidak memberitahukan kepada siapapun.
"Hyung akhir-akhir ini lagi seneng, ya?"
Hyunjin menoleh, senang? "Mungkin. Ada banyak hal bagus beberapa hari ini."
"Contohnya?" Jeongin menumpu kepala dengan tangannya.
Hyunjin berpikir sejenak, "aku sering bertemu dengan sesorang, itu membuatku senang." Ucapnya, menatap mata Hyunjin. Dia ini mudah sekali memprovokasi orang. Udah bakat.
Benar saja, Jeongin salah tingkah karena kalimat Hyunjin barusan.
Hyunjin tertawa kecil melihat Jeongin. Tentu saja maksudnya bukan orang di hadapannya ini, tapi seseorang yang sedang berada di rooftop sekarang ini.
Felix bersin tiba-tiba. Dia mengambil sapu tangan dari saku celana.
"Pasti lagi ada yang ngomongin." Jisung menyenggol lengan temannya itu. Han Jisung, salah satu sahabat Felix selain Jeongin. Mereka mengenal sejak masuk SMA. Mereka akrab karena suatu hal, bahkan bisa dibilang Jisung lebih dekat dengannya ketimbang dengan Jeongin.
Se-introvertnya Felix, dia tetap mempunyai teman. Maksudnya teman yang benar-benar teman, sahabat bisa dibilang. Felix bisa bercerita apapun pada mereka, diantaranya ada Jeongin dan Jisung. Tapi ada satu lagi, lelaki yang dijiluki 'maung' di sekolah. Siapa lagi kalau bukan Kim Seungmin, lelaki pembuat masalah yang kadang membuat para guru pusing tujuh keliling menghadapinya. Dia berani terhadap siapa saja, kakak kelas, guru, bahkan kepala sekolah. Tapi kepala sekolah tidak bisa mengeluarkannya karena dia salah satu diantara 3 murid terpintar di sekolah. Bisa mencoreng nama baik sekolah kalau Seungmin dikeluarkan.
"Mana ada yang bakal ngomongin dia. Kan dia gak dikenali." Seperti biasa kalimatnya tidak bisa disaring. Ketiga orang ini sudah terbiasa, termasuk Jeongin maksudnya. Kalau saja ada orang yang kesabarannya setipis tisu pasti bakal nabok nih anak.
"Hei, apa kau belum beli handphone baru? Atau mau aku belikan?" ucap Seungmin, menyedot kopi susunya.
Felix memutar matanya kesal, "niatnya nanti pulang sekolah. Jadi sepertinya kita tidak bisa pulang bersama hari ini," ucapnya.
"Hm, benar juga, kau tidak membawa mobilmu. Kau diantar siapa?" Jisung naik ke pembatas, meneliti tempat parkir. Ada mobil Mazda 3 merah milik Seungmin, Lexus IS hitam Hyunjin, Ford Focus miliknya dan masih banyak lainnya. Tapi tidak ada Honda Civic milik Felix.
"Pacar."
Bruhh..
Kopi susu yang diminum Seungmin muncrat dari mulutnya. Terkejut, begitu juga dengan Jisung, beruntung dia tidak jatuh dari tempatnya. Keduanya menatap Felix terkejut. Bagaimana seorang Lee Felix yang terkenal introvert ini mendapat pacar. Mereka terkejut sekaligus senang. Diantara mereka berempat yang sudah menjalin asmara hanya Seungmin dan Jisung saja, sementara Jeongin sedang masa pdkt.
"Siapa, kok gak kabar-kabar?" Jisung merangkulnya.
"Baru tadi malem. Kalau kau tanya siapa, akan kujawab orang yang merusak handphoneku." Jawab Felix, tertawa sendiri. Rasanya lucu juga berpacaran dengan orang yang merusak barang miliknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/369537935-288-k436375.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Time no See
Fiksi RemajaSeorang Hwang yang jatuh cinta pada seorang Lee di tengah badai salju. Seorang Lee yang akhirnya merasakan kembali rasanya dicintai. BxB, Dom:Hyunjin, Sub:Felix