16 [salah siapa?]

109 14 0
                                    

...

"Yeji? Benar juga, Hyunjin, bagaimana keadaan Hyunjin?" Felix menggenggam lengan Yeji. Setelah kurang lebih dia pingsan seharian, dia sadar di ruangan rumah sakit. Yeji duduk di sebelahnya, wajahnya lemas. Langsung mengingat apa yang terjadi.

Ledakan, kebakaran, Hyunjin, Jeongin.

Yeji menghela napas sejenak, menatap mata Felix. "Kakak tertusuk batangan besi di perutnya, nyawanya hampir tidak selamat. Tapi beruntung sampai di rumah sakit lebih cepat, jadi cepat ditangani sebelum serius. Kakak baik-baik saja, tapi saat ini.." Yeji menjeda kalimatnya. "Kakak koma. Entah kapan dia akan sadar." Satu air matanya turun.

Felix mengendurkan pegangannya. Pikirannya blank seketika. Dia bersandar di sandaran. Menatap kosong.

"Felix?" Yeji mengelus pelan tangan Felix.

"Tinggalkan aku sendiri, Yeji. Kumohon." Ucapnya.

Yeji mengangguk mengerti, bangkit dari tempatnya lalu keluar dari ruangan. Felix harus diberi ruangan untuk sendiri dulu.

Di dalam, Felix menatap kosong langit-langit ruangan.

Haaah, kenapa hal seperti ini terus terjadi padanya? Apa tidak boleh dia merasa bahagia sebentar saja?

Tuhan, kau menggambil ayahku. Kau mengambil nenekku. Lalu sekarang kau mengambil Hyunjin? Apa rencanamu?

Felix menekuk lututnya, menyembunyikan wajahnya diatara lengan. Terisak pelan.

Di luar, Yeji bersandar di depan pintu. Menutup mulutnya. Ikut meneteskan air mata begitu mendengar isakan Felix.

...

Felix masuk ke ruangan Hyunjin, dibelakangnya ada Yeji dan ayah mereka. Sudah tiga hari setelah insiden itu. Baru sekarang Hyunjin boleh dikunjungi. Felix sedang berjuang menahan air matanya agar tidak turun.

Perut Hyunjin dipasangi perban, juga tangan kirinya. Beruntung kepalanya baik-baik saja, hanya terbentur, tidak sampai hilang ingatan. Walau begitu Hyunjin tetap belum sadar dan koma.

Mr.Hwang keadaannya lebih baik. Kakinya hanya keseleo. Saat ini menggunakan kursi roda.

Felix sudah dengar semuanya. Hyunjin berusaha menyelamatkan ayahnya. Hyunjin memang menyelamatkan ayahnya, tapi tidak hatinya.

Tangan Felix menggenggam tangan Hyunjin. Mencium kepala kekasihnya itu lembut.

"Hyunjin ke mana? Felix sebentar lagi berangkat ke Australia, siapa yang nanti anterin Felix ke bandara." Air mata Felix turun tanpa minta izin. Terisak kecil.

"Hyunjin janji gak bakal tinggalin Felix, kan? Tempat pulang Felix cuma Hyunjin sekarang. Hyunjin jangan pulang ke rumah asli Hyunjin dulu."

Yeji, memeluk Felix dari belakang. Menangis di bahu Felix.

"Kakak bakal balik, Felix. Kakak bakal balik."

Felix mengangguk, dia percaya.

...

"Kau gak siap-siap? Berangkatnya lusa, kan." Tanya Yeji.

Felix menggeleng, niatnya h-1 baru dia akan berkemas. Felix menemani Hyunjin sepanjang hari. Sampai lupa makan. Baru malam ini dia makan, Yeji membawakannya paket nasi.

"Pulanglah, aku yang akan jaga Hyunjin di sini."

Felix menggeleng tegas.

Yeji menghela napas, "Lixie, Hyunjin akan baik-baik saja. Aku akan menjaganya untukmu. Kau jangan coba-coba membatalkan niatmu pergi ke Australia,"

Felix terdiam, dia memang tidak terpikir untuk membatalkan kuliahnya. Hanya saja dia ingin menunda keberangkatannya. Ingin bersama Hyunjin hingga kekasihnya itu sadar.

"Baiklah, sesukamu saja. Kalau ada apa-apa aku ada di kamar ayah." Yeji bangkit dari tempatnya dan pergi keluar.

Felix ingin sekali mendaratkan bogeman mentah ke Jeongin. Berani sekali dia membuat Hyunjin seperti ini.

Felix menghela napas pelan, mencoba berpikir lebih baik. Bogeman mentah tidak akan berfungsi dengan baik. Ahh, dia tahu sejak awal, kalau dia berpacaran dengan Hyunjin maka dia akan mendapat konsekuensinya.

Ada apa dengan Jeongin? Ini namanya bukan ambisius lagi, tapi dendam. Apa Jeongin telah berubah menjadi psiokopat sekarang?

Malam waktu itu, kalau saja dia berhasil ditangkap oleh Jeongin kira-kira apa yang akan terjadi? Apa Jeongin akan mengulitinya karena dendam?

Ingatan Felix terbang ke tahun lalu, ketika Hyunjin menyatakan cinta padanya. Dulu, kalau saja dia tidak merahasiakannya ke Jeongin apakah endingnya akan berbeda? Mungkin tidak, karena Jeongin pasti akan memusuhinya kalau dia mengaku. Atau malah lebih buruk.

"Sejak awal aku yang salah, ya?"

...

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Long Time no SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang