12 [sahabat]

199 30 0
                                        

...

"Felix, tolong aku. Aku sedang patah hati." Jeongin duduk di bangkunya di sebelah Felix.

Felix menoleh, meletakkan handphonenya. "Patah hati? Kau sudah confess ke Hyunjin?"

Jeongin mengangguk, "jahat banget, kan. Aku ditolak coba. Padahal selama ini, aku sudah sangat mencintainya, kalau sudah begini aku harus apa? Aku tidak bisa move on." Ucapnya pelan.

Felix mengangguk saja. Menatap wajah Jeongin, wajah itu biasa-biasa saja. Tidak seperti kebanyakan orang yang habis ditolak dan menangis. Tidak terlihat tanda-tanda tangisan di wajah itu. Hanya raut wajahnya saja yang seperti sengaja dibuat terlihat sedih.

Jisung dan Seungmin datang tak lama kemudian. Mendengarkan seluruh cerita Jeongin. Diam-diam mereka bersyukur, akhirnya setelah sekian lama mereka berkumpul bersama-sama lagi.

"Jadi, Hyunjin menolakmu?" ucap Jisung.

"Kau ini sebenarnya manis, Jeongin. Kau pantas mendapatkan yang lebih baik dari pada Hyunjin kau tahu. Masih ada orang lain yang mau menerimamu," Seungmin menepuk-nepuk bahu Jeongin pelan.

Jeongin tersenyum tipis, "makasih, tapi tetep aja aku gak bisa move on begitu saja. Aku sudah terlanjur mencintai Hyunjin."

Jisung dan Seungmin menelan ludah. Haah, kata 'terlanjur' itu entah mengapa membuat mereka merinding seketika. Walaupun Jisung dan Seungmin baru mengenal Jeongin di SMP, dan tidak selama Felix. Mereka sudah tahu tabiat asli Jeongin. Apalagi mendengar kata 'terlanjur' itu.

Bel masuk berbunyi tak lama kemudian. Murid-murid duduk di tempat masing-masing.

...

"Jeongin mau ikut ke rooftop?" ajak Jisung.

Jeongin mengangguk saja, sudah lama juga dia tidak pergi bersama teman-temannya. Mereka berjalan bersisian menaiki tangga. Angin sepoi-sepoi langsung menyapa mereka begitu sampai. Jeongin rindu suasana ini. Benar, karena dia terlalu over pada Hyunjin membuatnya lupa akan kenikmatan yang dulu pernah dia rasakan bersama teman-temannya. Gara-gara cinta membuatnya lupa akan kebersamaannya dengan teman-temannya. Sekilas dia melupakan niatnya untuk mendapatkan Hyunjin.

Felix menatap Jeongin, tersenyum tipis. Merangkulnya. Entah sejak kapan mereka tidak melakukan ini, berangkulan seperti sahabat pada umumnya.

Jeongin awalnya terdiam, lalu tersenyum lebar. Sahabatnya ada di sini. "Terima kasih dan maaf, Felix. Seharusnya dulu aku mengikuti perkataanmu tantang jangan mencintai orang lain."

"Kau tidak perlu minta maaf, itu untuk kebaikanmu juga. Toh, aku bukan ibumu yang bisa mengekangmu terus." Ucapnya, mengacak-acak rambut kecoklatan milik Jeongin.

Jeongin tertawa. "Foto, yuk. Sudah lama kita tidak foto berdua."

Ckrek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ckrek..

"Aku juga mau ikut," seru Seungmin, diikuti Jisung.

"Aku juga mau ikut," seru Seungmin, diikuti Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku unggah di instagram, oke?"

Felix mengangguk saja. Dia menatap wajah Jeongin. Tersenyum tipis, akhirnya Jeongin kemabali menjadi Jeongin yang dulu. Tapi tetap saja, walau begitu dia tetap merasa ada sesuatu yang sedang mengancamnya. Felix yakin Jeongin tidak tahu tentang hubungannya dengan Hyunjin. Atau mungkin, bisa saja malah dia yang tidak tahu.

Jeongin punya rahasia lebih banyak daripada Felix. Dan Felix tahu itu. Dia menghela napas pelan, semoga semuanya tidak sesuai dengan apa yang dipikirkannya.

"Felix akhir-akhir ini jarang di rumah, ya?" Jeongin bertanya.

"Hah?"

"Aku beberapa kali ingin mengajakmu jalan-jalan tapi sepertinya kau tidak ada di rumah. Mobilmu juga tidak ada kemarin. Kau pergi ke mana?" ucapnya.

Felix berpikir cepat, "ke rumah kak Minho. Ibu tidak membiarkanku masuk rumah." Dia tertawa kecut.

Jeongin bergumam pelan, "kalau ada sesuatu katakan saja, ya. Kita sahabat, kan?"

"Eh, kapan-kapan jalan-jalan bareng, yuk. Aku dapet empat tiket masuk aquarium, loh dari kak Minho." Ucap Jisung.

Ketiga temannya itu mengangguk, "boleh, sudah lama kita tidak pergi berempat." Jeongin merangkul Felix dan Seungmin.

"Halah, kau setiap hari juga pikirannya Hyunjin mulu, lupa sama kita." Seungmin mencubit pinggang Jeongin. Sekses mendapat jotosan dari si empunya.

Jisung dan Felix tertawa bersamaa. Ahh, sudah lama sekali tidak merasakan suasana seperti ini.

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


mon maap yang ini pendek, soalnya khusus buat empat sekawan itu.

~sekian



Long Time no SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang