11 [stalker]

193 23 0
                                    

...

"Hyung, sudah menunggu lama? Maaf, ya aku harus minta izin kakakku dulu," Jeongin membenarkan pakaiannya. Jeongin sebenarnya sangat manis, tapi menurut Hyunjin tingkat manis yang dimiliki orang di hadapannya ini setara dengan kebanyakan orang. Intinya, menurut Hyunjin Jeongin itu biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa.

"Kita mau pergi ke mana?" tanya Hyunjin.

Jeongin mengangguk, "ada museum baru di daerah Gangnam, karena hyung suka seni, kupikir ide yang bagus untuk mengajakmu ke sana. Itung-itung kencan." Kalimat terakhir ia ucapkan dalam hati. Sebenarnya sejak dulu Jeongin sudah tahu, Hyunjin tidak mencintainya. Teman-temannya bahkan sudah menegurnya beberapa kali, tidak terkecuali Felix.

Felix beberapa kali mengatakan pada Jeongin, jangan mencintai orang yang belum tentu mencintai kita. Namanya juga orang jatuh cinta, tuli dan buta. Jeongin tidak mempeduliakan kata-kata Felix. Toh, selama ini juga Hyunjin selalu baik padanya. Mungkin juga Hyunjin juga punya rasa kepadanya.

Kedua orang itu kemudian naik ke mobil Hyunjin, menuju museum itu.

Sementara dua orang yang sedang stalker itu keluar dari tempat persembunyian. Lelaki bersurai pirang dan perempuan bersurai marun itu melepas kacamata hitam yang dipakai keduanya. Felix dan Yeji.

Sejak mobil Hyunjin pergi dari garasi rumah perasaan Felix tidak enak. Dia kemudian pergi ke rumahnya, tidak ada mobil ibunya di rumah. Dia bisa masuk. Sialnya, asisten rumah tangga ibunya ada di dalam, Felix tidak menyukai wanita tua cepuan itu. Dia beberapa kali kena marah ibunya gara-gara orang ini.

Felix bermain petak umpet dengan asisten rumah tangga itu. Seperti ninja, dia dengan mudah masuk ke kamarnya di lantai dua. Mengambil kunci mobil dan beberapa pakaian termasuk seragam sekolah. Cepat-cepat pergi begitu mendengar suara langkah kaki yang menuju kamarnya. Felix pergi lewat pohon besar yang tumbuh di sebelah balkon kamarnya. Mendarat dengan selamat dan segera membawa mobilnya pergi.

Sepertinya dia berbakat menjadi pencuri, pencuri hati seorang Hwang Hyunjin maksudnya.

Setelah menaruh barang-barangnya di rumah Hyunjin dia tancap gas menuju taman tempat Hyunjin dan Jeongin bertemu. Felix tidak tahan, dia tidak mau Jeongin macam-macam dengan kekasihnya itu. Khawatir? Iyalah.

Kebetulan bertemu dengan Yeji yang ternyata juga sedang stalker kakaknya sendiri. Sebenarnya Yeji ada janji dengan teman-temannya di taman ini. Tapi dia urungkan begitu melihat Hyunjin sedang bersama seseorang yang itu bukan Felix.

Setelah mendengarkan cerita Felix. Yeji memutuskan untuk membantu Felix.

"Mau nyusul mereka ke museum?" tanya Yeji.

Felix mengangguk, menarik Yeji menuju mobilnya.

"Kau tahu di mana tempatnya?" Itu museum baru, belum terlalu terkenal.

"Iya, Hyunjin pernah mengajakku ke sana beberapa hari lalu." Jawab Felix, menyalakan mobilnya.

Yeji mungut-mungut.

...

Dua orang yang baru saja keluar dari museum seni itu sedang beristirahan di sebuah cafe dekat situ, tak lupa dengan dua orang yang sedang membuntuti mereka. Duduk tak jauh dari tempat Jeongin dan Hyunjin duduk. Memasang telinga dengan cermat dan serius.

Jeongin sedari tadi berbicara tentang museum yang baru saja mereka kunjungi, katanya itu museum yang bagus. Juga banyak hal lainnya. Sementara Hyunjin mengangguk sesekali, dia tidak begitu tertarik dengan apa yang Jeongin katakan, berhubung dia pernah ke museum itu bersama Felix.

Hyunjin berharap semoga ini cepat selesai dan dia bisa kembali dengan kekasihnya.

"Hyung, kau tahu aku mencintaimu, kan? Jadi, apa kau mau menjadi pacarku?" langsung, tanpa basa-basi. Ekhem, salah, basa-basinya sudah tadi.

Long Time no SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang