22 [malaikat?]

153 13 1
                                    


...

.

.

.

...

Felix sudah kembali ke Korea. Tentu saja dia kembali ke rumah Hyunjin. Awalnya dia agak kaget karena cat rumahnya yang dulu sudah berubah. Hyunjin menjelaskan kalau ibunya sudah menikah lagi dengan seorang taipan. Dan beliau suami barunya ke negeri matahari terbit. Dengar-dengar saat ini ibunya yang tadinya tempramental itu sudah berbeda. Itu karena suaminya. Saat ini keduanya hidup bahagia di negeri sakura itu. Sementara rumah itu sekarang dihuni oleh sepasang suami istri yang baru saja memiliki satu anak.

Felix bersyukur ibunya baik-baik saja. Walaupun dulu ibunya itu sangat jahat padanya, mau bagaimana juga dia lahir dari janin ibunya.

Rumah Hyunjin juga banyak berubah. Cat-nya diganti menjadi warna biru tua dan grey. Kombinasi warna favorit Felix. Juga kamar yang akan mereka berdua tempati, kali ini ada balkon yang langsung menuju kolam renang yang baru dibuat di halaman belakang mereka yang luas.

Dinding yang awalnya berdiri di belakang rumah itu sudah dibongkar. Tidak ada apapun di belakangnya, hanya lapangan kosong yang tidak ada pemiliknya. Akhirnya Hyunjin memutuskan untuk memperluas halaman belakangnya.

Ayahnya dan juga Yeji sesekali mengunjungi mereka berdua.

Felix sangat senang bertemu dengan mr.Hwang, yang dia anggap sebagai ayahnya sendiri. Mr.Hwang juga sangat senang bertemu dengan Felix. Sangat bahagia bisa melihat menantunya ini dalam keadaan sehat walafiat.

Mr. Hwang memang sudah tua, tapi tubuhnya yang kekar menyembunyikan usia aslinya yang sudah lewat setengah abad. Yang membuktikan ketuaannya hanyalah rambut putih di kepalanya.

Ngomong-ngomong soal boneka ayam milik Felix yang sempat jadi misteri itu akhirnya terjawab. Boneka itu disimpan oleh Yeji di rumahnya. Katanya bisa bahaya kalau sampai Jeongin lihat boneka itu. Bisa jadi boneka ini malah dirusak olehnya. Kan, Jeongin benci setengah mati sama Felix. Alasannya oke, Hyunjin tidak jadi memarahinya.

Malam kemudian Mr.Hwang dan Yeji baru pulang ke rumah mereka. Hyunjin senang melihat ayahnya sangat bahagia melihat Felix.

Setelah mengunci pintu utama, Hyunjin duduk di samping Felix yang sedang menonton netflix. Mendusel di lehernya, mencium leher putih itu.

Felix tertawa karena geli. Tubuhnya digotong, duduk di pangkuan Hyunjin. Keduanya berhadapan. Menyatukan dahi. Felix bisa merasakan hembusan napas Hyunjin dari jarak sedekat ini. Kemudian mencium bibir tebal yang lebih tua.

Hyunjin mendorong tengkuk Felix, memperdalan ciuman mereka.

Felix melepaskan ciumannya, menatap domiannya. Tangannya menyentuh wajah Hyunjin, hasil pahatan tuhan yang terlalu sempurna untuknya. Menempelkan hidung satu sama lain.

"Aku mencintaimu, Hwang Hyunjin."

"Aku lebih mencintaimu, Hwang Felix."

Felix tertawa kecil mendengar nama marga itu bediri di depan namanya. Berarti resmi sudah, Felix adalah milik Hyunjin.

Mereka kembali menghabisakan malam dengan menonton netflix.

"Hei, Hyunjin."

Hyunjin hanya bergumam menjawab.

"Aku mau tanya. Jeongin di mana, ya? Sejak aku kembali ke Korea dua minggu ini. Aku belum bertemu dengannya. Nomornya tidak aktif, rumahnya juga sepi sekali." tanya Felix. Sebenarnya pertanyaan itu ingin dia katakan sejak masih di Aussie, tapi dia pendam terus.

Long Time no SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang