...
"Kakak tega juga ninggalin ayah begitu." Yeji membantu Hyunjin menurunkan barang-barang dari mobil pindahan, sebenarnya perempuan sepertinya mana mau disuruh-suruh begini. Mau bagaimana lagi, kakak lelaki yang menurutnya tampan tapi kelakuan dajjal itu menyogoknya dengan kartu diskon salon langganannya. Tentu saja dia mau.
Hyunjin menaruh kardus terakhirnya. Duduk di pekarangan rumah, menyalakan minivannya. Angin dari kipas kecil itu menyentuh leher Hyunjin yang berkeringat, sejuk. "Loh, bukannya kamu di rumah, kamu bisa jagain ayah." Ucap Hyunjin, menoleh.
Yeji menghela napas pelan, "gak bisa, kak. Ayah suruh aku buat masuk asrama besok di SMA."
Hyunjin menaikkan salah satu alisnya, "lah, bukannya kamu masuk SMA SKZ?"
Yeji memukul pelan kepala Hyunjin, "Engga, ayah suruh Yeji masuk SMA ITZY. Entah alesannya apa."
"Itu sekolah khusus perempuan, kan?"
"Make nanya. Iyalah." Tukas Yeji kesal, duduk di sebelah Hyunjin. "Kakak harus akrab sama tetangga, loh ya. Ini perumaha beda sama rumah, kalo gak mau jadi bahan gosipan ibu-ibu, jangan pulang kemaleman, jangan bawa cewek ke rumah."
Hyunjin memandang Yeji heran, "ini kamu lagi kasih saran atau kasih apa, sih. Emang aku pernah bawa cewek ke rumah, pacar aja kagak ada."
Yeji memutar matanya malas, memukul pelan bahu Hyunjin sebelum beranjak. Mengambil tas kecilnya, merapikan tatana rambut dan riasan sebelum pergi. Hyunjin mengantarnya sampai pintu mobil. Supir pribadi keluarganya sudah menunggu.
"Jaga diri, ya." Yeji mencium pipi kakak laki-lakinya, lalu melambaikan tangan. Mobil mulai bergerak, meninggalkan pemuda tampan bersurai hitam itu sendirian.
Hyunjin kembali masuk ke rumah, memasukkan kardus-kardus sisa sandirian. Malas membereskan barang-barang dia bergerak ke belakang rumah. Ada kolam ikan koi kecil dan pekarangan rumput yang cukup luas, mungkin oleh pemilik sebelumnya pekarangan ini dibuat semacam beef party gitu. Ujung dari pekarangannya adalah tembok besar dan tinggi menjulang, entah tembok apa itu.
Hyunjin berjalan mendekati tembok tinggi bercat putih itu. Menyentuhnya dengan telapak tangan. Tersenyum tipis, dia bisa menggunakan tembok ini sebegai media menggambar dan melukisnya. Yup, permukaannya seperti kanvas. Bisa digunanakan.
Mungkin dia bisa menghabiskan waktu lama untuk ini. Tersenyum puas.
Salju putih turun di punggung tangannya. Mungkin itu salju pertama yang turun untuk musim dingin ini. Hyunjin mendongak ke langit, merasakan salju-salju itu turun di wajah tampannya. Merasakan hawa yang mulai turun dia masukke dalam rumah, menutup pintu dan menyalakan pemanas ruangan.
Dia mulai membereskan barang-barangnya, kardus-kardus dia bongkar, rumah sudah dibersihkan oleh para agen-agen yang mengurus kepindahannya. Jadi dia tinggal membereskan barang dan meletakkan furnitur semaunya. Hyunjin adalah lelaki vintage yang bahasa kasarnya cowok estetik. Hyunjin menyukai keindahan. Padahal orang-orang mengira Hyunjin adalah lelaki cool yang menyukai hal monokrom dan mungkin juga beberapa orang menganggapnya berandal, tidak tahu dia penerus agensi terkenal di daerah ibukota. Parasnya yang tampan membuatnya memiliki aura wibawa yang kental.
Dia meletakkan beberapa lukisan vintage cantik menghiasi rumah barunya. Beberapa adalah karyanya sendiri. Tidak benyak yang tahu kalau Hyunjin mencintai seni dan sastra. Jika saja dia bisa memilih pekerjaan dia akan menjadi seniman saja, designer juga boleh. Toh dia juga sangat pemerhati pakaiannya.
Setelah selesai dan puas dia menuju kamarnya di lantai dua. Ada tiga lantai di rumah ini. Sebenarnya kalau boleh jujur rumah ini terlalu besar untuknya. Walaupun tidak sebesar rumah ayahnya, sih. Dulu yang menempati rumah ini adalah keluarga kecil dengan tiga anak. Jadi ada banyak kamar, dapurnya pun luas sekali. Tidak terbanyang bagaimana ayahnya tinggal sendirian di rumah sebesar itu tanpa Hyunjin dan Yeji. Pasti sangat kesepian.
Apa pilihannya ini salah?
Hyunjin menggeleng, segera menghapus pernyataan itu. Lagipula ayahnya sudah memperbolehkan, kok.
Sudahlah, Hyunjin beranjak untuk membersihkan diri lalu bersitirahat.
Benar juga, dia belum membeli bahan makanan. Yasudahlah, setelah ini, deh.
...
maap jarang up. Lupa nyimpern folder di mana.
my first..
sekian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Time no See
Novela JuvenilSeorang Hwang yang jatuh cinta pada seorang Lee di tengah badai salju. Seorang Lee yang akhirnya merasakan kembali rasanya dicintai. BxB, Dom:Hyunjin, Sub:Felix