14

688 43 9
                                    

🔞

Terlihat ranjang besar itu sudah nampak tidak rapih lagi, bantal serta gulingnya yang berjatuhan di bawah dan pakaian mereka yang sudah berserakan dimana-mana. Terlihat Hinata yang berada di bawah kunkungan tubuh Naruto, ia memejamkan matanya saat merasakan Naruto menghentak pinggulnya dengan cukup keras. Hinata melihat arah penyatuan milik nya dengan Naruto.

Naruto menyentak pinggulnya agar mencapai titik terdalam milik Hinata, ia memegang kedua sisi pinggul Hinata. Terlihat wajah merah dan berkeringat Hinata yang sangat Naruto sukai, Naruto melumat bibir Hinata dengan tidak sabar. Ia memainkan lidah nya dengan lidah Hinata.

"Ahh, j-jangan terlalu keras--" ucap Hinata sembari mendesah dengan pelan. Naruto lalu memelankan ritme hentakkan menjadi lebih lembut, ia mengelap keringat yang berada di dahi Hinata dengan tangannya.

"Arghh" Naruto menggeram nikmat, sebentar lagi ia akan sampai pada pelepasannya.

Hinata membuka kedua kakinya dengan lebar, agar pria itu dapat dengan mudah memasukinya. Terlihat tubuh Hinata yang bergetar pertanda ia sudah mencapai pelepasannya terlebih dahulu.

"Naruto--" Hinata memeluk Naruto dengan erat. Ia bisa merasakan milik Naruto masih menegang di dalam miliknya. Pria itu belum mencapai pelepasannya.

Naruto kembali menghentakkan pinggulnya dengan cepat, ia menenggelamkan wajah pada perpotongan leher Hinata lalu menghisapnya hingga menghasilkan tanda berwarna merah. Tangan Naruto mulai naik meremas dada Hinata, ia menciumnya lalu melumat serta menghisapnya.

"Argh, sayang." Naruto menyemburkan cairan putih nya didalam milik Hinata dengan cukup deras, ia masih menghentaknya dengan lembut menikmati sisa pelepasannya.

Hinata menatap mata Naruto dengan sendu, tangan Hinata memegang bahu pria itu. Hinata lalu melepaskan kejantanan Naruto dari miliknya, ia bisa melihat lelehan cairan putih itu di miliknya. Sepulang dari Hokkaido Naruto memang tidak pernah memakai pengaman lagi jika melakukannya.

Hinata bangkit dan mulai naik pada tubuh Naruto, ia kembali menyatukan lagi milik Naruto untuk masuk kedalam miliknya. Naruto terlihat memejamkan matanya menikmati apa yang Hinata lakukan, biar Hinata yang mengambil alih sekarang.

Hinata bisa merasakan milik Naruto terasa sangat dalam jika dalam posisi seperti ini, ia lalu mulai menggerakkan pinggulnya dengan pelan. Hinata mengigit bibirnya pelan, dan menciumi dada Naruto serta memberinya tanda disana.

"Shh, tandai lah sesukamu--.." desis Naruto.

Hinata memejamkan matanya dengan pinggulnya yang masih bergerak pelan. Ia mendongak menatap langit-langit atap dan meremas dadanya sendiri. Tangan Naruto ikut meremas dada Hinata dengan keras.l, setelah itu ia memegangi kedua pinggul Hinata agar wanita itu bergerak dengan cepat.

"Ahh--" Hinata mendesah dengan sedikit keras. Ia mempercepat gerakannya untuk mencapai puncak kenikmatan bersama Naruto.

Selang beberapa menit akhirnya kedua nya mencapai pelepasannya secara bersama-sama, Hinata lalu terbaring diatas dada Naruto. Ia terengah karena merasa sangat lelah, Naruto mengusap punggung wanita itu dengan lembut.

Naruto lalu melepaskan penyatuannya dan membaringkan Hinata disebelahnya, ia mencium kening Hinata pertanda terima kasih.

"Terima kasih, Hinata. Aku mencintaimu." Hinata mendongak menatap Naruto dan mencium bibir pria itu singkat.

"Hmm, sama-sama. Aku mencintaimu juga, Naruto."

...


Shion melihat kembali dokumen perceraian nya, ia memegang sebuah pulpen mahal nya. Ia akan menandatangani surat ini dan memberikannya pada pengadilan, mungkin saat ini ia kalah oleh wanita itu. Tetapi lihat nanti, wanita itu akan merasa malu.

Affair Of The Heart [NARUHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang