Three years later
"Ibu..." Seorang anak berusia tiga tahun itu berteriak memanggil sang ibu."Jangan berteriak seperti itu Bolt." Hinata memperingati anaknya agar tidak berteriak dalam rumah.
Ya, selama tiga tahun ini ia selalu menjalani pengobatan akibat trauma beratnya tiga tahun lalu, hingga akhirnya ia sudah dapat sembuh dari rasa trauma walaupun terkadang ia masih merasa sangat takut.
Selama ini Naruto memboyongnya dan juga Boruto untuk tinggal di Swiss. Pria itu benar-benar banyak membantunya selama proses pemulihan dari rasa traumanya. Naruto selalu menjaga nya dengan baik, Hinata sangat bersyukur karena memiliki suami seperti Naruto.
Putranya kini pun sudah berusia tiga tahun, anak itu tumbuh dengan sangat baik. Boruto sekarang memiliki nama panggilan baru yaitu Bolt, anak itu sangatlah suka sekali dipanggil dengan nama itu. Lihatlah selepas bermain bersama teman-temannya dia berlarian dan berteriak memanggil dirinya karena merasa takut dikejar oleh anjing milik tetangganya itu.
"Ada apa, Bolt?" Hinata kemudian bertanya dengan lembut.
"Snoopy mengejar ku lagi, Bu." Boruto mengadu dengan manja seraya memeluk tubuh Ibunya dengan erat.
Hinata yang mendengarnya terkekeh geli. "Sepertinya Snoopy sangat menyukai Bolt, karena Bolt sangat mirip dengan Hamburger." Anjing itu bernama Snoopy milik tetangganya yang bernama Sam seorang kakek yang begitu menyayangi Bolt seperti cucunya sendiri.
"Bolt bukan Hamburger!" Anak itu berucap seperti ingin menangis karena di goda oleh Ibunya.
"Tapi Bolt terlihat mirip Hamburger.." Hinata masih menggoda putranya itu sampai akhirnya Boruto menangis dengan keras.
Hinata yang melihat itu hanya tertawa kecil."Baiklah Ibu minta maaf Bolt." Ia mengelus surai lebat putranya. "Dengarkan Ibu, jika tidak ingin Snoopy terus mengejarmu, maka Bolt tidak boleh memakan Hamburger terlalu sering." Peringat Hinata dengan tegas.
Putranya itu sangatlah suka pada Hamburger, maka dari itu Boruto tidak boleh memakan itu terlalu sering.
Boruto mengangguk paham. "Hm, tapi sekarang Bolt lapar." Setelah mengusap air matanya dengan lengannya anak itu malah mengeluh lapar dengan wajah yang sangat lucu.
"Kau selalu lapar hm, kalau begitu ayo ikut Ibu mempersiapkan makan siang mu."
Boruto mengangguk cepat, anak itu sangat bahagia jika Ibunya sudah membuat makan siang untuk dirinya. "Apa Ayah akan pulang cepat hari ini?" Boruto bertanya dengan nadanya yang terdengar lucu.
"Ayah akan pulang sebelum jam makan malam nanti."
"Ibu."
Hinata menoleh menatap kearah Boruto yang sedang duduk di kursi meja kecil miliknya. Jika putranya sudah memanggil dengan nada yang pelan maka ia tahu bahwa Boruto saat ini sedang ingin sesuatu.
"Ada apa, sayang?"
Mendengar kata sayang yang Ibunya ucapkan Boruto terkekeh pelan. "Bolehkah Ibu membujuk Ayah agar mau membelikan Bolt cokelat." Pinta Boruto dengan mata yang berbinar.
"Bolt ingin cokelat, hm?" Boruto mengangguk cepat. Hinata tersenyum lembut kepada putranya.
"Ibu akan menelpon Ayah nanti agar membawakan Bolt cokelat sekembalinya bekerja."
Setelah mengatakan itu wajah putranya kini nampak terlihat sangat senang. "Terima kasih Ibu." Hinata menganggukkan kepalanya.
Boruto memang dibatasi memakan cokelat oleh Naruto. Boruto diperbolehkan makan cokelat sebulan hanya dua kali, tidak boleh lebih dan juga kurang. Naruto melakukan itu demi menjaga kondisi anaknya dengan baik, ia tidak ingin Boruto terlalu sering memakan makanan yang manis, jika sudah diberikan makanan manis seperti cokelat, putranya itu akan terus meminta kepada Ayahnya. Maka dari itu Naruto mencoba melakukan hal terbaik untuk putranya tersayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair Of The Heart [NARUHINA]
De TodoMenjadi kekasih dari pria yang sudah beristri? Hinata mungkin sudah gila karena bisa-bisanya ia mencintai lelaki yang sudah memiliki istri. Hinata mencintai Naruto Uzumaki pria yang sudah memiliki istri. Kisah mereka mungkin akan rumit dikemudian h...