15

698 59 5
                                    

Hinata saat ini sedang berdiri di depan wastafel kamar mandi. Raut wajahnya terlihat sedikit gugup, jantungnya berdebar dengan kencang. Setelah menunggu beberapa menit, ia lalu mengangkat tespack nya itu dan melihatnya. Tespack itu menunjukan tanda garis dua yang pertanda bahwa itu positif, mata Hinata terlihat berkaca-kaca. Ia lalu mengelus perutnya dengan lembut.

Dirinya saat ini tengah hamil, benarkah ada bayi dalam perutnya. Rasanya seperti mimpi, jika mengingat kembali Hinata tahu ini akan terjadi karena saat ia dan Naruto melakukan nya, beberapa kali Naruto tidak lagi memakai pengaman. Hinata termenung, ia hamil dalam kondisi Naruto belum resmi bercerai dengan istrinya, Shion.

Sudah hampir sebulan lebih lamanya, Hinata dan Naruto tinggal satu atap, keduanya hanya memantau pekerjaan dari apartemen. Semenjak keduanya tinggal berdua memang ia dan Naruto menjadi lebih sering melakukan nya. Jadi sudah pasti ia akan hamil.

Hinata melangkah kan kaki nya keluar dari kamar mandi, ia berjalan dengan pelan menuju ruang kerja Naruto. Terlihat tangannya masih memegang testpack nya itu, setibanya di depan pintu ia terdiam sejenak menatap pintu itu. Hinata lalu membukanya dengan pelan, dapat ia lihat saat ini Naruto sedang sibuk dengan laptopnya dan juga berkas-berkasnya.

Naruto mengangkat wajahnya dan menatap kearah Hinata yang sedang berdiri menatapnya. Ia lalu tersenyum menatap wanita cantik didepannya itu.

"Kemarilah, Hinata." Hinata lalu melangkah mendekati Naruto dan duduk dipangkuan pria itu, ia lalu memeluknya dengan erat.

"Aku hamil." Bisa terlihat raut terkejut Naruto setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut Hinata. Naruto melepaskan pelukannya dan menatap mata amethys itu.

Hinata memberikan tespack itu kepada Naruto, tangan Naruto meraih tespack itu dengan cepat dan melihatnya. Ia melihat tanda garis dua berwarna merah yang ia sudah tahu bahwa itu adalah positif . Dapat Hinata lihat Naruto senyum Naruto yang nampak merekah.

"Kau hamil, benarkah." Hinata lalu mengangguk, Naruto lalu kembali memeluk Hinata dengan erat. Hinata membalas pelukan pria itu dengan sama eratnya.

"Kau tahu, aku bahagia, Hinata." Bisik Naruto dengan pelan.

Hinata tersenyum tipis. "Tapi Naruto, aku hamil dalam posisi kau belum resmi bercerai." Ucapnya pelan.

Naruto melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Hinata. "Lusa adalah persidangan perceraian ku, setelah resmi bercerai aku akan mengurus dokumen untuk pernikahan kita nanti, setelah itu kita bisa membangun kehidupan yang lebih baik bersama bayi kita." Tangan Naruto mengelus lembut perut Hinata yang tertutup oleh piyamanya.

Hinata mengangguk pelan. "Aku ingin menikah di Ine, Kyoto. Dimana itu tempat tinggal ku dulu, sebelum menikah aku ingin menemui makam ibu dan ayah ku disana." Permintaan Hinata nampak di angguki oleh Naruto. Jika Hinata ingin menikah disana maka Naruto akan mengabulkan nya.

"Bersiaplah, Hinata. Kita akan memeriksa nya ke dokter kandungan." Hinata lalu bangkit dari pangkuan Naruto dibantu oleh pria itu, lalu ia dan Naruto melangkah menuju kamar untuk bersiap menuju rumah sakit, memeriksa kandungannya.

...

Hari ini adalah hari dimana persidangan perceraiannya dan Shion dilangsungkan, terlihat Naruto sedang bersiap-siap untuk berangkat. Ia berjalan menuju ranjang dimana Hinata yang sedang berbaring miring menghadapnya, wanita itu merasa mual-mual sejak pagi sekali, dan kini Hinata merasa lemas. Sejujurnya Naruto tidak tega untuk meninggalkan Hinata yang sedang hamil muda saat ini. Kandungan masih sangat rawan, selepas kemarin mereka menuju rumah sakit untuk memeriksa kandungan Hinata ternyata Hinata memang sedang hamil.

Affair Of The Heart [NARUHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang