Chapter 58

16 1 0
                                    

Malam berganti siang, hari berganti minggu. Hubungan aisyah dan gus fathi semakin erat dan penuh cinta di dalamnya. Dan acara yang telah kita tunggu tunggu, akhirnya akan tiba, yaitu acara hari bahagia Masny serta Gus Fatih.

Aisyah bersama teman temannya sedang di make up oleh asisten Mua untuk brismeid. Setelah beberapa hari aisyah sibuk menyiapkan catering, undangan dan yang lain, akhirnya hari bahagia itu tiba sekarang. Keluarga Al Muftar tengah bersiap untuk acara ijab kabul yang sebentar lagi akan di mulai. Sedangkan pengantin pria tengah bersama pak penghulu beserta walinya, dan pengantin wanita tengah menunggu di dalam kamar hingga ijab kabul selesai.

Setelah ijab kabul berjalan dengan lancar, semua orang mengucap hamdalah dan doa terlebih dahulu. Aisyah beserta teman teman yang lain yang menyaksikan ijab kabul telah selesai, mereka menghampiri masny dan mengucapkan selamat.

"Alhamdulillah akhirnya sudah sah jadi istri, selamat ya. Semoga jadi keluarga yang sakinah, langgeng dan bahagia selalu"ucap sella.

"Yey akhirnya sahabat kita udah jadi istri, semoga pernikahan kalian selalu di lindungi dan di ridhoi Allah ya. Segera kasih ana ponakan yang lucu lucu, untuk kamu juga ya aisyah, semoga allah segerakan"ujar fara.

"Aamiin makasi far, oh iya barakallah ya bestie akhirnya kita jadi iparan sekarang. semoga jadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah dan langgeng sampai maut memisahkan"tambah aisyah yang masih memeluk masny sambil mengusap punggungnya.

"Ana ucapkan terima kasih buat kalian semua, ana harap persahabatan kita tetap terjalin ya. Buat fara dan sella semoga segera allah segerakan juga pendamping hidupnya"kata masny yang akhirnya mereka berpelukan bersama sama. Ketika ketiga sahabat itu sedang berpelukan, tak lama masny di panggil untuk menghampiri gus fatih, dan di antar oleh aisyah dan ning putri.

Aisyah mengamit tangan kiri masny sedangkan ning putri sebelah kanan, mereka berjalan dan banyak pasang mata yang melihat kagum karena pengantin wanitanya begitu anggun dan cantik. Ketika sampai di depan ayah masny, aisyah dan ning putri menyerahkan masny untuk di serahkan kembali ke gus fatih.

Acara demi acara telah di laksanakan dan semuanya berjalan dengan lancar. Banyak tamu tamu penting yang berdatangan memberikan selamat untuk kedua mempelai. Acara lumayan mewah dengan berbagai karakteristik, ada penceramah, hadroh, serta yang lain. Aisyah menghampiri gus fathi yang sedang mengobrol dengan rekan bisnisnya.

"Mas"panggil aisyah.

Gus fathi menoleh beserta rekan bisnisnya. Rekan bisnis gus fathi menatap heran, siapa perempuan yang memanggil rekannya dengan sebutan mas. Gus fathi yang melihat rekannya terdiam pun, akhirnya memperkenalkan aisyah.

"Kenalkan pak, ini aisyah istri saya"ucap gus fathi.

"Asalamualaikum pak, salam kenal. Aisyah"ujar aisyah yang mengatupkan kedua tangannya.

"Salam kenal rudi, oh ini istri pak fathi. Maaf  kemarin saya gabisa datang pas acara kalian, kebetulan saya lagi ada urusan di Kota S"ujar pria tersebut.

"Tidak apa apa pak, kalau begitu saya permisi dulu"ujar gus fathi yang berpamitan.

Gus fathi mengobrol dengan yang lain dengan mengandeng tangan aisyah. Di perjalanan seperti biasa, gus fathi memasang wajah datarnya sambil membalas sapaan sapaan dari tamu tamu yang lain.

"Tadi rekan bisnis mas?"Tanyanya di sela sela perjalanan menuju ke tempat keluarga inti Al Muftar.

"Iya, dia pemilik pengusaha batu bara. Kebetulan dia kenal dengan fatih makanya dia datang"ujarnya.

"keliatannya masih muda ya mas, apa dia udah nikah mas?"Tanyanya lagi.

Sedangkan gus fathi tiba tiba memberhentikan jalannya, dan ia heran kenapa aisyah malah bertanya perihal hal itu.

"Belum"ujarnya yang masih terlihat santai.

"Oh belum, kenapa belum ya? Padahal kan dia ganteng, tajir, terus pengusaha lagi"ujar aisyah yang tanpa sengaja memancing cemburu gus fathi.

"Oh jadi selama ini mas kurang ganteng, kurang tajir, mas juga pengusaha. Duit mas banyak, kenapa harus puji pria lain"ujarnya sewot.

Sedangkan aisyah tiba tiba melongo mendengar perkataan gus fathi, gus fathi yang kesal pun meninggalkan aisyah yang tengah terheran heran.

"Lah emang aku salah? Kan benar dia itu ganteng, tajir, dan pengusaha"ujar aisyah yang belum menyadari perubahan gus fathi, sehingga selama beberapa menit ia pun sadar dan segera mengejar gus fathi.

"Mas tungguin"teriak aisyah yang masih mengejar gus fathi.

"Mas tungguin ih, mas cemburu aku ngomongin pria lain?"Tanya aisyah yang berhasil mensejajarkan langkahnya dengan gus fathi.

"Gak"ketusnya.

"Ih lucu, ternyata suami aisyah bisa cemburu juga"goda aisyah yang gemas melihat suaminya yang tengah merajuk.

"Gak, siapa juga yang cemburu"ketusnya yang memalingkan wajahnya.

Aisyah menghentikan jalannya, dan menyentuh pipi gus fathi agar bisa menghadapnya. Mata mereka saling bertemu dan terkunci detik itu juga.

"Suami aisyah lucu ya, kenapa harus cemburu. Kan aisyah cuma sekedar nanya aja. Asal mas tau, gak ada yang bisa ngalahin mas di hati aisyah. Mas satu satunya laki laki yang aisyah ingin terus bersama sepanjang hidup"

"Aisyah selalu berdoa, semoga hanya maut yang dapat memisahkan kita. Aisyah pernah berfikir, ketika nanti aisyah di tanya siapa orang yang paling baik di dunia ini, maka aisyah tidak segan akan menjawab orang yang paling baik di dunia ini, adalah suami aisyah.  Mas itu cintanya aisyah dan surganya aisyah selamanya"ungkap aisyah yang mengusap pipi suaminya. Sedangkan gus fathi tersentuh dengan kata kata aisyah.

Menurutnya, aisyah adalah anugrah dari Allah untuk dirinya. Aisyah adalah jiwanya, aisyah adalah rumahnya, dan aisyah adalah segalanya untuknya. Tanpa aisyah, gus fathi akan merasa hampa dan hilang arah. Gus fathi akhirnya memeluk aisyah dan mencium pucuk kepala aisyah dengan sayang.

"Terima kasih sayang, mas beruntung dapat istri seperti kamu. Semoga Allah selalu meridhoi kita ya"ujarnya yang memberikan kecupan terakhir di kening aisyah.

"Aisyah juga beruntung dapat suami seperti mas"jawabnya yang tersenyum di balik cadar. Gus fathi mengusap kepala aisyah dengan sayang dan mereka melanjutkan jalannya.

#Bukan cinta suami yang harus lebih besar atau cinta sang istri yang harus besar. Cinta itu artinya menerima pasangan dengan apa adanya, saling menghargai, saling melengkapi, itulah pentingnya dalam rumah tangga.
Rintangan atau ujian pasti akan menghampiri setiap rumah tangga siapapun itu. Tergantung dua insan yang akan mengartikannya kelak, apa mereka akan terus bersama sama melawan ujian tersebut, atau malah memilih berpisah di tengah jalan. Pernikahan bukan hanya satu hari, satu bulan, dan satu tahun. Tapi pernikahan adalah seumur hidup yang harus banyak mereka lewati badai dan kerikil di dalamnya. Teruslah berpegangan tangan melawan ujian dan badai apapun nantinya, dan tetap saling melengkapi satu sama lain.

-puputmput159

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang