Morning Sickness

269 30 5
                                    

Sorry for typo......




🍁🍁🍁






Tiga bulan kemudian......

Pagi ini Haruto berjalan gontai menuruni anak tangga dengan wajah yang tampak pucat. Udah dua hari tiap pagi dia selalu muntah-muntah. Anehnya saat muntah dia nggak ngeluarin isi perutnya, tapi cuma cairan bening aja.

"Masih mual?"

Haruto ngangguk menjawab pertanyaan Junkyu.

"Nggak mau kedokter aja? Udah dua hari ini kamu muntah-muntah terus." Saran Junkyu sembari meletakan secangkir teh jahe hangat untuk suaminya.

"Nggak bisa, hari ini aku ada klien penting."

"Kerjaan mulu yang dipikirin. Awas aja kalau nanti kalau kamu tambah sakit trus nanti malem nggak jadi dateng ke acara pertunangan Doyoung."

"Kamu tenang aja, nanti malam aku tetap bakal datang kok."

Junkyu balik kedapur ngambil sarapan buat Haruto. Tapi baru dua langkah Junkyu ngeliat suaminya lari masuk ke kamar mandi dekat dapur.

Hoeekkk

Hoeekkkk

Hoekkk

Junkyu menghela nafasnya kasar mendengar suaminya muntah-muntah lagi. Dia segera mendatangi Haruto lalu memijit pelan tengkuk suaminya.

"Udah atau masih ada lagi?" Tanya Junkyu.

"Udah Kyu." Jawab Haruto denga suara paraunya. Sumpah demi apapun sekarang tenggorokannya sakit.

"Masih kekeuh mau berangat kerja?" Haruto ngangguk sambil jalan balik ke meja makan.

"Batu banget sih jadi orang." Gerutu Junkyu pelan sambil ngikuin Haruto balik kemeja makan.

Takk

Junkyu meletakan piring berisi sosis, telur setengah mateng, bacon dan roti untuk sarapan sang suami.

Junkyu meletakan piring berisi sosis, telur setengah mateng, bacon dan roti untuk sarapan sang suami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"American breakfast?"

"Bahan dikulkas habis, aku belum sempet belanja." Sahut Junkyu cuek sambil menyuap sepotong sosis kemulutnya.

Haruto tak bertanya lagi, dia mulai memotong telur setengah mateng favoritnya. Namun perutnya tiba-tiba kembali mual katika melihat lelehan kuning telur. Cepat-cepat dia meletakan garpu dan pisau lalu mendorong piringnya.

"Kenapa? Gak suka?"

"Ganti telurnya, aku nggak mau makan telur setengah mateng."

Junkyu melempar tatapan tak suka pada suaminya, "kamu kenapa sih aneh banget?! Biasanya juga suka telur setengah mateng."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang