21: Unboxing?

14.9K 743 38
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jangan lupa vote yaa soalnya makin banyak pembaca makin banyak juga yang silent readers!!!




Hari sudah semakin larut, Mayor Adam dan Najla masih setia nonton di ruang TV. Lebih tepatnya masih Najla yang fokus ke layar televisi itu, sedangkan Mayor Adam ketiduran.

Tok

Tok

Tok

Suara pintu diketuk oleh seseorang dari luar sana mampu mengalihkan fokus Najla, gadis itu berjalan menuju pintu. "Assalammualaikum." Ucap orang dari luar sana.

"Wa'alaikumussalam, sebentar." Sembari membenarkan khimar yang ia pakai, tangan Najla membuka handle pintu.

Cklek

Melihat siapa yang datang sebentar, Najla langsung mengenali orang itu. Dia adalah bawahan suaminya yaitu Naufal dan Nabil.

"Bu komandan." Sapa Naufal.

"Eh Pak, ada perlu sama Mayor Adam?." Tanya Najla.

"Tidak usah Bu Komandan, saya mau nitip ini aja, tadi sore Mayor Adam nitip untuk dibelikan kopi sama saya." Naufal memberikan sebuah plastik berlogo pada Najla. Sehabis maghrib tadi, ia dan Nabil keluar Batalyon untuk membeli kebutuhan mereka dan membelikan kopi yang Mayor Adam titipkan.

Najla tersenyum kecil. "Owalah, terimakasih." Ucapnya.

"Kalau begitu saya sama Nabil permisi dulu Bu Komandan." Pamit Naufal menarik tangan Nabil yang sedari tadi diam lantaran sakit gigi. Sepertinya ini karma untuknya karena telah membicarakan Mayor Adam yang tidak sopan.

"Oh iya."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Sepeninggalnya Nabil serta Naufal, Najla lekas masuk kedalam rumah lalu menguncinya.

Naufal menatap heran sahabat karibnya, ia menepuk bahu Nabil. "Kenapa lo?." Tanya Naufal.

"Sakit gigi. " Jawab Nabil nelangsa, membuat Naufal bingung. Bingung untuk tertawa atau mengasihani sang sahabat.

"Makanya jangan makan permen." Nasehat Naufal, sontak saja Nabil mendelik.

"Emang gue anak kecil."

"Yaudah minum obat terus istirahat sana."

__

Mayor Adam memandang Najla yang sedang menutup pintu, karena ruang TV dan pintu utama jaraknya tidak terlalu jauh maka bisa ia lihat.

"Abis kemana sayang?." Tanya Mayor Adam sambil mengucek matanya yang terasa sepet akibat ketiduran.

"Nabil dan Naufal ngasih titipan kamu, Mas." Najla menunjukan plastik yang ia pegang. Sebenarnya ia masih bingung untuk memanggil bawahan suaminya itu dengan apa, karena kalau pak menurutnya terlalu tua.

"Kopi sayang?." Najla mengecek bungkusan yang ada didalamnya lalu gadis itu mengangguk menjawab iya.

"Adek masih mau nonton?. Tanya Mayor Adam.

"Iya, boleh?." Najla meminta persetujuan.

"Tentu, tapi boleh minta tolong buatkan kopi?." Najla mengernyitkan dahinya. Perasaan sang suami tadi ketiduran tapi sekarang malah mau minum kopi, yang ada nanti tidak bisa tidur.

TAKDIR TERBAIK (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang