pangeran kedua

6K 332 10
                                    

"hiks.....mama"

Tangisan itu terus saja menggema digelapan hutan yang begitu lebat, Kaki telanjangnya terus berlari menyusuri setapak yang ia sendiri tak tahu akan sampai dimana. Luka pada kakinya akibat tak memakai alas telah melebar kesetiap sisinya. Yang ada dalam fikirannya saat ini hanyalah bagaimana agar ia bisa selamat dari terkaman hewan buas itu.

Ia kebingungan juga takut. Tak pernah sekalipun ada dalam bayangannya, bahwa ia akan mengalami kejadian seburuk ini.

Ggrrrrrrhhhhh

Geraman itu membuatnya semakin merasa takut, ia terus berlari mencari tempat perlindungan dari kejaran hewan buas itu.

"Akh..."

Sampai akhirnya ia terjatuh, luka pada telapak tangannya akibat akar pada pohon tumbang itu membuatnya meringis perih.
Renjun segera bersembunyi dibalik pohon besar mati itu, menutup mulutnya dengan rapat saat merasakan hewan-hewan itu berada didekatnya. Kaki yang penuh dengan goresan juga darah itu tertekuk, air matanya jatuh membasahi pipi bulatnya yang sudah kotor akibat tanah.

Apa yang harus ia lakukan sekarang, tak ada yang bisa ia perbuat selain berdoa dan memasrahkan diri jika saja malam ini ia mati dimakan oleh hewan buas itu.

Matanya terus saja tertutup dengan rapalan doa yang tak terputus dibibirnya.

Grrrhhhrr

Geraman itu kini tepat berada didepan wajahnya, membuat renjun mau tak mau harus membuka matanya.

Seluruh tubuhnya bergetar hebat, bagaimana mata tajam itu menyala saat menatapnya, tetesan liur yang keluar dari mulut diantara taring tajam dari moncong serigala hitam besar didepannya pastilah menyakitkan saat tubuhnya mulai dicabik-cabik.

"Hiks...mama~~"

Hanya lirihan itu yang terdengar sesaat sebelum renjun jatuh pingsan karna takut.

Serigala hitam itu siap menerkam tubuh mungil didepannya sebelum serigala besar lainnya datang menyerang.

Bruk....

Grrrhhhrr.....

Serigala besar yang tiba-tiba datang menyerang serigala liar yang hampir menyerang seorang manusia.

Serigala dengan bulu yang berwarna abu gelap juga dengan badan yang dua kali lipat lebih besar dibanding serigala liar yang tadi.

Seakan pasang badan untuk melindungi tubuh manusia itu, badannya berdiri didepan dimana renjun sudah pingsan. Siap melakukan perlawanan ketika serigala liar didepannya ini akan menyerangnya.

Mata tajam sewarna perak itu menyala menandakan seberapa berkuasanya ia dan seberapa kuatnya dia.

Akhirnya aksi saling menyerang itu terjadi diantara kelamnya malam dalam hutan yang begitu menakutkan, serigala liar itu berusaha menyerang dengan sekuat tenaga, keadaanya yang benar-benar lapar membuatnya tak bisa melepaskan buruannya begitu saja, ia akan tetap melakukan perlawanan meski itu dengan serigala yang bahkan kekuatannya melebihi sepulu serigala liar sepertinya.

Pertarungan itu terus berlanjut sampai akhirnya serigala liar itu kalah dan terluka cukup parah akibat gigitan dari taring tajam itu.

Dengan cepat serigala itu berlari menjauh saat merasakan lukanya semakin parah, ia akan pergi menjauh sebelum kematian datang menjemputnya.

Serigala abu itu perlahan mendekati sosok pemuda yang saat ini masih tak sadarkan diri. Mendekat untuk mencium aroma yang keluar dari tubuhnya. Ada banyak luka dibadannya terutama bagian kakinya.

Pakaian pemuda itu bahkan sudah penuh dengan noda tanah. Serigala itu memperhatikan dengan selidik, pakaian pemuda yang ada didepannya ini sudah dipastikan bagian dari sekelompok manusia yang aneh.

Wolf / NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang